Emma dari Lesum atau Emma dari Stiepel (juga dikenal sebagai Hemma dan Imma) (tahun 975-980 – 3 Desember 1038) merupakan istri seorang Comte yang dihormati sebagai seorang santa atas jasanya yang baik; ia juga merupakan penghuni wanita pertama Bremen yang dikenal lewat nama.

Santa Emma dari Lesum
Santa Emma dari Lesum (kaca patri di Gereja Santo Yohanes, Schnoor)
LahirAbad ke-11
Provinsi Sachsen
Meninggal3 Desember 1038
Lesum, sekarang Bremen-Burglesum
Dihormati diKatolik Roma
Tempat ziarahBiara Werden; Katedral Bremen
Pesta19 April or 3 Desember

Kehidupan sunting

Emma dilahirkan ke dalam keluarga bangsawan di wilayah adipati Sachsen Immedinger, keturunan Wittekind. Ia merupakan putri Comte Immed (atau Imad) dari keuskupan Utrecht dan juga, menurut Adamus Bremensis, saudara perempuan Meinwerk. Ia menikahi Liudger, putra adipati Sachsen Hermann Billung dan saudara laki-laki Bernhard I dari Sachsen. Kaisar Otto III memberikan pasangan tersebut sebuah hadiah pada tahun 1001 Pfalz atau palatium di dalam Stiepel (sekarang Bochum-Stiepel), di mana pada tahun 1008 Emma membangun sebuah gereja untuk menghormati Santa Perawan Maria, yang kemudian menjadi sebuah tempat ziarah yang populer. Satu-satunya keturunan dari pernikahan tersebut adalah Imad, Uskup yang disucikan di Paderborn pada tahun 1051.

Setelah kematian awal suaminya dengan pergi ke Rusia dan terjangkit penyakit aneh disana.[1]pada tahun 1011, Emma menyepikan dirinya ke wilayah Lesum (sekarang Bremen-Burglesum) dan dengan peruntungannya dengan dermawan mendukung Katedral Bremen, di mana Unwan, dari Keuskupan Bremen, kerabat lainnya, dan memberikan bagian gereja di Stiepel bersama dengan gerejanya. Ia digambarkan sebagai seorang dermawan gereja yang sangat baik, dan dengan pasti mendirikan sejumlah gereja di area Bremen, meskipun perhatian besarnya adalah untuk menolong yang miskin.

Emma kemudian dihormati sebagai seorang santa, meskipun tidak ada bukti bahwa ia secara resmi pernah dikanonisasikan. Ia dimakamkan di Katedral Bremen, di mana makamnya masih bisa dilihat pada abad ke-16. Makamnya adalah makam terbesar di antara makam-makam lainnya.

Terdapat kaca patrinya di dalam gereja Katolik Roma di Santo Yohanes Schnoor, Bremen.

Kultus sunting

Hari peringatannya jatuh pada tanggal 3 Desember atau 17 April, meskipun beberapa sumber mengatakan 19 April. Ketika makam itu dibuka, jenazahnya telah menjadi abu kecuali tangan kanannya (tangan yang memberikan hadiah). Pusaka tersebut ditempatkan di biara Santo Ludger di Werden.

 
"si Pincang" di kaki patung Roland di Bremen

Pemberian nama sunting

Di Bremen "Emmasee" (Danau Emma) dan sebuah café di taman utama dinamakan Emma, di samping jalan di dalam distrik Bremen-Burglesum dan Bremen-Schwachhausen.

Di dalam Bochum-Stiepel terdapat Gräfin-Imma-Strasse (Jalan istri Pangeran Emma), Gereja istri Pangeran Emma (Gräfin-Imma-Kirche), juga sebuah sekolah (Gräfin-Imma-Grundschule) dan taman kanak-kanak (Gräfin-Imma-Kindergarten), dinamakan sama sepertinya.

Catatan sunting

  1. ^ It is sometimes stated that until the death of her husband she had a very sudden and violent temper that occasionally led her to commit physical violence

Sumber sunting

  • Schwarzwälder, Herbert, 2003: Das Große Bremen-Lexikon. Edition Temmen. ISBN 3-86108-693-X

Pranala luar sunting