Chartisme adalah gerakan kaum pekerja yang menuntut reformasi politik di Britania Raya antara 1838 dan 1848. Namanya diambil dari People's Charter of 1838. Kata "Chartisme" adalah nama induk dari beberapa kelompok lokal yang saling terkoordinasi, biasanya disebut "Working Men's Association", dan keanggotaannya memuncak tahun 1839, 1842, dan 1848. Gerakan ini bermula di kalangan pengrajin kecil, seperti pembuat sepatu, tukang cetak, penjahit, dan pemintal di Lancashire dan Midlands. Mereka membentuk gerakan petisi yang awalnya mencoba menggalang "kekuatan moral" namun akhirnya menarik orang-orang yang memulai aksi mogok, mogok massal, dan kekerasan fisik, seperti Feargus O'Connor. Orang-orang seperti O'Connor dikenal sebagai Chartis "kekuatan fisik".

Rapat Umum Chartis di Kennington Common, London, 1848.

People's Charter menuntut enam reformasi dasar untuk menciptakan sistem politik yang lebih demokratis:

  1. Satu suara untuk setiap pria di atas 21 tahun;
  2. Pemilihan umum rahasia;
  3. Tidak ada persyaratan properti bagi anggota Parlemen;
  4. Gaji untuk anggota Parlemen (supaya rakyat miskin bisa ikut menjabat);
  5. Penyetaraan ukuran konstituensi;
  6. Pemilihan anggota Parlemen diadakan setiap tahun.

Chartisme adalah kelanjutan dari perjuangan melawan korupsi dan mendukung demokrasi dalam masyarakat industri abad ke-18.[1][2]

People's Charter of 1838 sunting

Pada tahun 1837, enam Anggota Parlemen dan enam pekerja, termasuk William Lovett (dari London Working Men's Association yang didirikan tahun 1836), membentuk panitia yang kemudian menerbitkan People's Charter pada tahun 1838. Piagam tersebut menegaskan enam tujuan gerakan ini:[3]

  1. Hak suara bagi setiap pria di atas 21 tahun, waras, dan tidak sedang menjalani hukuman atas kejahatannya.
  2. Pemilihan umum rahasia - Untuk melindungi pemilih dalam menyalurkan hak suaranya.
  3. Tidak ada persyaratan properti bagi anggota Parlemen supaya konstituensi bisa mengusung orang pilihannya tanpa memandang kekayaannya.
  4. Gaji untuk anggota, sehingga pedagang, pekerja, atau orang lain pun bisa melayani sebuah konstituensi jika ia diminta untuk meninggalkan bisnisnya dan mengemban tugas negara.
  5. Konstituensi setara, artinya jumlah wakil disamakan dengan jumlah pemilih, tidak lagi mengizinkan konstituensi kecil mengambil suara dari konstituensi besar.
  6. Parlemen tahunan, sehingga memungkinkan dilakukannya pemeriksaan penyuapan dan intimidasi secara efektif, karena sekalipun satu konstituensi bisa dibeli sekali setiap tujuh tahun (bahkan melalui pemilu), tak satu konstituensi pun (di dalam sistem hak suara universal) yang dapat dibeli untuk tahun-tahun selanjutnya, serta karena anggota yang terpilih untuk masa jabatan satu tahun tidak dibolehkan mengabaikan dan mengkhianati konstituennya sejak saat itu juga.

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ Malcolm Chase, Chartism: A New History (2007)
  2. ^ Boyd Hilton, A Mad, Bad, and Dangerous People?: England 1783–1846 (2006) pp 612–21
  3. ^ http://www.chartists.net/The-six-points.htm

Bacaan lanjutan sunting

  • Allen, Joan, and Owen R. Ashton (2005). Papers for the People: A Study of the Chartist Press
  • Briggs, Asa (1959). Chartist Studies
  • Chase, Malcolm (2007). Chartism: A New History, Manchester University Press, ISBN 978-0-7190-6087-8 (online preview)
  • Charlton, John (1997). The Chartists. The First National Workers' Movement, Pluto Press, ISBN 0-7453-1183-0 (online preview)
  • Faulkner, Harold Underwood (1916). Chartism and the churches: a study in democracy online edition
  • Goodway, David (1982). London Chartism, 1838–1848, Cambridge University Press, ISBN 0-521-89364-X (online preview)
  • Hovell, Mark (1918). The Chartist Movement (full text)
  • Jones, David J. V. Chartism and the Chartists (1975), a standard scholarly survei
  • Pickering, Paul (2008). Feargus O'Connor: A Political Life ISBN 978-0-85036-561-0
  • Rosenblatt, Frank F. (1916). The Chartist Movement online edition
  • Rowe, D.J. (1969). "The Chartist Convention and the Regions," Economic History Review, Vol. 22 Issue 1, pp 58–74, analysis of survei of 23 towns done by Chartists in 1839
  • Royle, Edward. (1996). Chartism (Longmans, 3rd edition) ISBN 0-582-29080-5; a standard scholarly survei
  • Rude, George. (1964). The Crowd in History, Serif, ISBN 978-1-897959-47-3; chapter on Chartism, pp 179 – 195. Marxist analysis.
  • Sanders, Michael. (2001). "Poetic Agency: Metonymy and Metaphor in Chartist Poetry 1838–1852," Victorian Poetry, 39#2 pp. 111–135 DOI:10.1353/vp.2001.0019
  • Saville, John (1987). 1848: The British State and the Chartist Movement, Cambridge University Press. ISBN 0-521-39656-5
  • Thompson, Dorothy (1984). The Chartists: Popular Politics in the Industrial Revolution. New York: Pantheon. ISBN 0-394-72474-7; (reprinted Breviary Stuff Publications, 2013 ISBN 978-0-9570005-3-7); a standard scholarly survei
  • Ward, J. T. (1974). Chartism, a standard scholarly survei

Historiografi sunting

  • Claeys, Gregory. "The Triumph of Class-Conscious Reformism in British Radicalism, 1790–1860" Historical Journal (1983) 26#4 pp. 969–985 in JSTOR
  • Taylor, Miles. "Rethinking the chartists: Searching for synthesis in the historiography of chartism," Historical Journal, (1996), 39#2 pp 479–95 in JSTOR

Sumber primer sunting

Pranala luar sunting

Sumber

Artikel