Cannone da 90/53

Meriam anti pesawat Italia

Cannone da 90/53 adalah meriam rancangan Italia yang digunakan baik dalam peran antipesawat sekaligus antitank pada Perang Dunia II. Meriam ini merupakan salah satu meriam antipesawat tersukses yang pernah digunakan dalam perang tersebut.[2]

Cannone da 90/53

Cannone da 90/53
Jenis Meriam antipesawat
Negara asal Italia
Sejarah pemakaian
Digunakan oleh Italia, Jerman
Pada perang Perang Dunia II
Sejarah produksi
Perancang Ansaldo
Tahun 1939
Produsen Ansaldo
Diproduksi 1 Juni 1939 - 31 Juli 1943
Jumlah produksi 539
Spesifikasi (Cannone da 90/53)
Berat 8.950 kg (19.730 pon)
Panjang 5,039 m (16 ft 6,4 in)
Panjang laras 4,736 m (15 ft 6,5 in) L/53[1]
Awak 6

Berat Selongsong peluru 103 kg (227 pon)
Kaliber 90 mm (3.54 in)
Elevasi -2° hingga +85°
Sudut putar 360°[1]
Rata² tembakan 19 peluru per menit
Kecepatan peluru 850 m/s (2,789 ft/s)
Jarak jangkauan 17,4 km (10,8 mi) horisontal
12 km (39.000 ft) vertikal[1]

Penamaan "90/53" berarti bahwa meriam ini memiliki kaliber 90 mm dan laras sepanjang 53 kali kalibernya.

Sejarah sunting

Versi angkatan laut sunting

Pada 1938, setelah masa pengembangan, Ansaldo memproduksi sebuah meriam antipesawat berat baru untuk Regia Marina, untuk menggantikan meriam Škoda 10 cm K10 dan K11 yang usang. Awalnya memiliki laras sepanjang 48 kaliber, namun diubah menjadi 50 kaliber.

Cannone da 90/50 Ansaldo Model 1938 dan OTO Model 1939 memiliki laras monoblok autofretted dengan sebuah cincin sungsang yang disekrup, yang menahan blok sungsang geser horisontal serta dudukan untuk silinder tolak balik. Kubah meriamnya berbobot sekitar 20 ton, dengan laju tembak 12 peluru per menit. Setelah ujicoba pada kapal penjelajah berperisai San Giorgio, meriam 90/50 dipasang pada kapal tempur kelas Littorio dan dua buah kapal tempur kelas Andrea Doria yang dibangun ulang, dengan masing-masing memiliki total 12 dan 10 dudukan.

Setelah perang, meriam dari kapal tempur Italia Vittorio Veneto diberikan ke Yugoslavia sebagai bagian dari kompensasi perang. Meriam itu dipasang pada sebuah baterai artileri pesisir di pulau Žirje sebagai bagian dari strategi pertahanan Perang Dingin. Dua meriam 90/53 beraksi pada September 1991 dalam Perang Kemerdekaan Kroasia, menghalangi serangan Angkatan Darat Rakyat Yugoslavia di Šibenik dan memblokir 34 kapal patroli dan penyapu ranjau Angkatan Laut Yugoslavia yang kemudian ditangkap oleh Kroasia di pelabuhan.[3]

Versi darat sunting

 
Cannone da 90/53 di atas truk Lancia ditinggalkan oleh pasukan Rommel pada bulan Februari 1943

Cannone da 90/53, turunan dari versi laut,[4] juga dirancang oleh Ansaldo, dan contoh pertamanya diproduksi pada 1939. Rencana mulanya meriam ini akan diproduksi dalam tiga varian:

  • Modello 41P untuk perkubuan statis; 1,087 pucuk dipesan.
  • Modello 41C untuk ditarik; 660 pucuk dipesan.
  • 57 dipesan untuk dipasang pada truk berat yang dinamakan autocannoni da 90/53.

Industri Italia tidak mampu memproduksi dalam jumlah tersebut dan di masa akhir produksi pada Juli 1943 hanya 539 meriam telah dikirim, termasuk 48 pucuk dikonversi untuk penggunaan pada penghancur tank berat Semovente 90/53; beberapa, karena penundaan dalam produksi dudukan yang mencukupi, dipasang pada dudukan sementara atau pada flatbed truk seperti Lancia 3Ro.

Berdasarkan pengalaman Jerman dengan FlaK 18 8,8 cm yang sebanding, senjata ini juga digunakan sebagai artileri lapangan dalam peran tembakan tidak langsung atau sebagai senjata antitank; dalam peran antitank kinerjanya sangat baik, peluru penembus perisainya mampu menembus 140 milimeter (5,5 in) lapisan baja pada 500 meter (550 yd), dan 120 milimeter (4,7 in) pada 1.000 meter (1.100 yd),[5] beberapa sumber lain bahkan mengutip penetrasi hingga 206 milimeter (8,1 in),[6] sehingga mampu menghancurkan setiap tank Sekutu yang dapat dihadapinya di Afrika Utara dan di daratan Eropa.

Setelah Italia menyerah, meriam yang ditangkap oleh pasukan Jerman dinamai sebagai 9-cm Flak 41 (i) atau 9-cm Flak 309/1 (i) . Beberapa meriam ini digunakan untuk pertahanan udara Jerman, sementara yang lain tetap digunakan di Italia.

Karakteristik sunting

  • Kaliber: 90 mm (3.54 in)
  • Panjang laras: 4.736m (15 ft 6.5 in)
  • Berat saat dipindahkan: 8950 kg (19,731 lbs)
  • Berat saat tempur: 6240 kg (13,757 lbs)
  • Elevasi: -2° to +85°
  • Sudut putar: 360°
  • Kecepatan luncur: 830 m/s (2,723 ft/s)
  • Ketinggian maksimum: 12,000 m (39,370 ft)
  • Berat peluru: 10.33 kg (22.77 lbs)
  • Laju tembak: 19 RPM

Lihat pula sunting

Senjata dengan peran, kinerja, dan era yang sebanding sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b c Chamberlain, Peter (1975). Anti-aircraft guns. Gander, Terry,. New York: Arco Pub. Co. hlm. 31. ISBN 0668038187. OCLC 2000222. 
  2. ^ Axelrod, Alan (2007). Encyclopedia of World War II (dalam bahasa Inggris). H W Fowler. hlm. 112. ISBN 978-0-8160-6022-1. 
  3. ^ "Napadi JRV-a na Šibenik" (dalam bahasa Kroasia). Diakses tanggal 2018-07-02. 
  4. ^ Bagnasco, p. 66-7
  5. ^ Cappellano, F.; Battistelli, P.P (2012). Italian medium tanks : 1939-45. Oxford: Osprey Publ. hlm. 35–6. ISBN 9781849087759. 
  6. ^ Riccio, Raphael (2010). Italian Tanks and Combat Vehicles of World War II. Roadrunner. hlm. 319. ISBN 978-88-6261-141-1. 

Bibliografi sunting

  • Bagnasco, Erminio (1978). Le armi delle navi italiane. Parma: Ermanno Albertelli Editore. ISBN 8887372403. 
  • Campbell, John (1985). Naval weapons of World War Two. Annapolis, Md.: Naval Institute Press. ISBN 0870214594. 
  • Artillery by Chris Chant, published by Amber Books, ISBN 1-84509-248-1

Pranala luar sunting