Bernhard Karlgren

ahli bahasa Tionghoa asal Swedia (1889–1978)

Bernhard Karlgren (15 Oktober 1889 – 20 Oktober 1978)[a] adalah ahli bahasa Tionghoa Kuno berkebangsaan Swedia yang merintis ilmu rekonstruksi bahasa Tionghoa Kuno dan Pertengahan dengan menggunakan metode perbandingan. Pada awal abad ke-20, Karlgren melakukan peninjauan besar-besaran terhadap dialek dan ragam bahasa Tionghoa dan mempelajari informasi sejarah tentang tata sajak dalam puisi-puisi Tionghoa Kuno.

Bernhard Karlgren
Seorang pria tua dengan rambut putih terbelah, kacamata bulat kecil, mengenakan setelan wol dan dasi
LahirKlas Bernhard Johannes Karlgren
(1889-10-15)15 Oktober 1889
Jönköping, Kerajaan Bersatu Swedia-Norwegia
Meninggal20 Oktober 1978(1978-10-20) (umur 89)
Stockholm, Swedia
Nama lainKlas Gullman
AlmamaterUniversitas Uppsala
Dikenal atasPerintis rekonstruksi bahasa Tionghoa Kuno dan Pertengahan
Karier ilmiah
BidangLinguistik dan sastra Tionghoa Kuno
InstitusiÖstasiatiska Museet
Universitas Gothenburg
Pembimbing akademikJohan August Lundell
Mahasiswa ternamaHans Bielenstein
Göran Malmqvist
Bernhard Karlgren
Hanzi tradisional:
Hanzi sederhana:
Pinyin: Gāo Běnhàn
Karlgren bersama sang istri

Awal kehidupan dan pendidikan sunting

Bernhard Karlgren lahir pada 15 Oktober 1889 di Jönköping, Swedia. Ayahnya, Johannes Karlgren, mengajar bahasa Yunani Kuno, Latin, dan Swedia di sekolah menengah setempat.[1] Karlgren menunjukkan kemampuan dalam linguistik sejak usia muda, dan tertarik dengan dialek Swedia dan cerita rakyat tradisional.[2] Dia menguasai bahasa klasik dan merupakan penerjemah puisi Yunani yang ulung ke dalam bahasa pertamanya. Dia menunjukkan minat awal di Tiongkok, dan menulis sebuah drama, The White Hind, sberlatar di negara itu pada awal masa remajanya.[3] Artikel ilmiah pertamanya, bertopik transkripsi fonetik, berdasarkan sistem yang dirancang oleh Johan August Lundell, dari cerita rakyat tradisional dari provinsi asalnya Småland, diselesaikan ketika dia berusia 14 tahun,[4] dan diterbitkan pada tahun 1908 ketika dia baru berusia 18 tahun.[5] Dia belajar bahasa Rusia di Universitas Uppsala di bawah bimbingan Johan August Lundell, pakar sastra Slavia yang tertarik metode perbandingan linguistik. Dia lulus pada tahun 1909 dengan gelar sarjana dalam bahasa Nordik, Yunani, dan Slavia.[6] Meskipun awalnya, dia bermaksud untuk mengkhususkan diri dalam bahasa-bahasa Skandinavia, atas saran kakak laki-lakinya bernama Anton Karlgren (1882–1973) dia memutuskan untuk fokus pada bahasa Tionghoa sebagai gantinya,[7] tertarik juga oleh fakta bahwa, seperti yang dikatakan Lundell kepadanya , bahwa bahasa Tionghoa memiliki banyak dialek dan ragam.[8] Dia berangkat ke Sankt Peterburg, di bawah bimbingan Vasily Vasilyev, telah mendirikan salah satu pusat penelitian utama bahasa Tionghoa di Eropa. Selama di sana, Karlgren belajar di bawah bimbingan A. I. Ivanov, memenangkan hibah untuk mempelajari dialek dan ragam bahasa Tionghoa, meskipun dia tidak memiliki latar belakang kemampuan berbahasa Tionghoa pada saat itu.[2]

Karlgren tinggal di Tiongkok pada tahun 1910 hingga 1912. Dia mencapai kefasihan dasar dan melek aksara setelah hanya beberapa bulan belajar, dan menyiapkan kuesioner berisi 3.100 karakter-karakter Tionghoa untuk mengumpulkan informasi tentang dialek dan ragam bahasa Tionghoa.[2] Setelah uang hibahnya habis, Karlgren mencari nafkah sebagai guru bahasa Prancis dan Inggris, yang menurut salah satu kabar angin, dia tidak pernah diajari tetapi telah dijemput dari penumpang berbahasa Inggris di kapal dari Eropa ke Tiongkok.[9] Latar belakang dia yang pernah meraih nilai tinggi dalam bahasa Inggris dalam ujian terakhir sekolah menengahnya.[10] Dia akhirnya mengumpulkan data tentang dialek-dialek bahasa Mandarin, Shanghai, Fuzhou dari Min Timur, dan Kanton, serta Vietnam dan Jepang dalam kuesionernya.[9]

Karier sunting

Karlgren kembali ke Eropa pada Januari 1912, pertama tinggal di London, kemudian di Paris, sebelum tiba di Uppsala, di mana pada tahun 1915, dia menghasilkan disertasi doktoralnya berjudul "Études sur la phonologie chinoise" ("Studi Fonologi Tionghoa"). Meskipun disertasinya ditulis dalam bahasa Prancis, sebagian besar karya ilmiahnya berikutnya dalam bahasa Inggris. Setelah memperoleh gelar doktor, Karlgren mengajar di Universitas Gothenburg, menjabat sebagai rektor dari tahun 1931 hingga 1936.

Pada tahun 1939, Karlgren menggantikan Johan Gunnar Andersson sebagai direktur Östasiatiska Museet ("Museum Asia Timur"), jabatan yang dipegangnya hingga tahun 1959. Museum umum tersebut didirikan pada tahun 1926 atas rintisan penemuan arkeologi prasejarah Andersson yang dibuat di Tiongkok pada dasawarsa 1920-an, dan kemudian diperluas untuk mencakup periode selanjutnya serta bagian lain di Asia. Karlgren telah berhubungan dekat dengan Andersson selama bertahun-tahun, dan juga menggantikan Andersson sebagai penyunting jurnal museum, berjudul Bulletin of the Museum of Far Eastern Antiquities (BMFEA, 1929–) dan melanjutkan jabatan tersebut hingga dasawarsa 1970-an. Karlgren sendiri pertama kali menerbitkan banyak karya besarnya sendiri dalam jurnal tahunan tersebut, atau sebagai buku dalam seri monografi museum.

Pada tahun 1946, Karlgren mengkritik secara luas terhadap ilmu kesejarahan Tiongkok Kuno yang saat itu masih umum diperdebatkan. Meninjau kesusastraan tentang sejarah Tiongkok pra-Han dalam artikelnya berjudul Legends and Cults in Ancient China ("Legenda dan Kepercayaan di Tiongkok Kuno"), dia menyatakan bahwa "fitur umum untuk sebagian besar risalah ini adalah kurangnya metode kritis dalam penanganan materi". Secara khusus, Karlgren mengkritik penggunaan naskah dari usia yang berbeda secara tidak teliti ketika merekonstruksi sejarah kuno Tiongkok. Dia mengatakan: "Dengan cara ini, laporan yang sangat lengkap dan terperinci telah diperoleh, tetapi laporan yang memang karikatur [sindiran] dari yang sudah mapan secara ilmiah."

Pada tahun 1950, Karlgren dilantik menjadi anggota kehormatan Akademi Kesenian dan Ilmu Pengetahuan Kerajaan Belanda.[11]

Wafat dan warisan sunting

Karlgren meninggal berusia 89 tahun pada 20 Oktober 1978 di Stockholm.

Karlgren adalah cendekiawan pertama yang menggunakan prinsip-prinsip linguistik historis berkaidah Eropa untuk mempelajari bahasa Tionghoa. Dia juga orang pertama yang merekonstruksi fonologi dari apa yang sekarang disebut bahasa Tionghoa Kuno dan Bahasa Tionghoa Pertengahan (yang dia sebut masing-masing sebagai "Tionghoa Arkais" dan "Tionghoa Lama"). Karlgren menyarankan bahwa pada tahap paling awal yang dapat dipulihkan, kata ganti orang dideklinasi untuk kasus tata bahasa.

Karlgren berusaha menggali sejarah Tiongkok sendiri dari perkembangan dan penyebaran linguistiknya. Saat dia menulis dalam adaptasi bahasa Inggrisnya berjudul Sound and Symbol in Chinese ["Bunyi dan Simbol dalam bahasa Tionghoa"] (1923), Bab I berisi: "Jadi, meskipun tradisi Tionghoa tidak memberikan petunjuk apa pun tentang perpindahan dari negara asing mana pun, dan meskipun akibatnya tidak ada titik rentang waktu d'appui [tumpuan], kita tetap dapat menyatakan, dari bukti internal, bahwa tradisi Tiongkok yang menempatkan pemerintahan Kaisar Yao pada abad ke dua puluh empat SM adalah benar; bahwa orang Tiongkok bahkan pada masa-masa terpencil itu adalah astronom yang terampil; bahwa mereka menulis dalam bahasa Tionghoa catatan peristiwa yang tak terlupakan, dan kemungkinan besar menulis catatan mereka segera setelah peristiwa; singkatnya, bahwa peradaban Tiongkok yang berkembang dengan baik — tidak diragukan lagi bersandar pada dasar yang berusia berabad-abad — bersama dengan bahasa Tionghoa, telah ada di tanah Tiongkok dua ribu tahun sebelum Kristus."

Meskipun penting sebagai pelopor linguistik kesejarahan bahasa Tionghoa, kaidah Karlgren telah usang. Sekarang sistem fonologi yang diusulkan oleh Karlgren sebagian besar telah digantikan, karena beberapa kelemahan. William H. Baxter mengatakan: "Karlgren melihat dirinya sebagai perekonstruksi fonetik, bukan fonologi, dan tidak terlalu memperhatikan struktur fonologis. Akibatnya, sistem yang direkonstruksi sering kurang mencerminkan pola yang ada dalam sistem fonologi bahasa secara alami."[12] Terlepas dari itu, karya terobosan Karlgren meletakkan dasar ilmu linguistik sejarah bahasa Tionghoa dan banyak karyanya masih digunakan sebagai rujukan.[13]

Penghargaan sunting

Karya Karlgren sunting

Di Swedia, dia menerbitkan banyak karya ilmiah dan sastra bahasa, budaya, dan sejarah Tiongkok. Pada 1940-an, dia menerbitkan tiga novel dengan nama pena Klas Gullman.

Lihat pula sunting

Catatan penjelas sunting

  1. ^ pengucapan bahasa Swedia: [ˈbæ̌ːɳaɖ ˈkɑ̂ːɭɡreːn]; nama lahir: Klas Bernhard Johannes Karlgren; nama Tionghoa: Hanzi tradisional: 高本漢; Hanzi sederhana: 高本汉; Pinyin: Gāo Běnhàn; Wade–Giles: Kao1 Pên3-han4; nama pena: Klas Gullman.

Referensi sunting

Catatan kaki sunting

  1. ^ Malmqvist (2011), hlm. 1.
  2. ^ a b c Ramsey (1987), hlm. 126.
  3. ^ Malmqvist (2011), hlm. 28.
  4. ^ Malmqvist (2011), hlm. 35.
  5. ^ Malmqvist (1979), hlm. 142.
  6. ^ Malmqvist (2011), hlm. 37.
  7. ^ Bielenstein (1979), hlm. 553.
  8. ^ Malmqvist (2011), hlm. 35–36.
  9. ^ a b Ramsey (1987), hlm. 127.
  10. ^ Malmqvist (2011), hlm. 36.
  11. ^ "K.B.J. Karlgren (1889–1978)". Royal Netherlands Academy of Arts and Sciences. Diakses tanggal 22 July 2015. 
  12. ^ Baxter (1992), hlm. 3-4.
  13. ^ von Falkenhausen, Lothar (2001). "Review of Göran Malmqvist, Bernhard Karlgren: Ett forskarporträtt". China Review International. 8 (1): 15–33. doi:10.1353/cri.2001.0020. 
  14. ^ Sköldenberg, Bengt, ed. (1969). Sveriges statskalender. 1969 (PDF) (dalam bahasa Swedia). Stockholm: Fritzes offentliga publikationer. hlm. 151. Templat:LIBRIS. 

Daftar pustaka sunting