Benteng Belgica

bangunan kuil di Indonesia

Benteng Belgica pada awalnya adalah sebuah benteng yang dibangun oleh bangsa Portugis pada abad 16 di Pulau Naira, Maluku. Lama setelah itu, di lokasi benteng Portugis tersebut kemudian dibangun kembali sebuah benteng oleh VOC atas perintah Gubernur Jendral Pieter Both pada tanggal 4 September 1611. Benteng tersebut kemudian diberi nama Fort Belgica, sehingga pada saat itu, terdapat dua buah benteng di Pulau Neira yaitu; Benteng Belgica dan Benteng Nassau. Benteng ini dibangun dengan tujuan untuk menghadapi perlawanan masyarakat Banda yang menentang monopoli perdagangan pala oleh VOC.

Benteng Belgica
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Benteng Belgica
Cagar budaya Indonesia
PeringkatNasional
KategoriBangunan
No. RegnasCB.100
Lokasi
keberadaan
Nusantara, Banda, Maluku Tengah, Maluku
No. SK
  • SK Menteri No.PM.31/PW.007/MKP/2008
  • SK Menteri No.246/M/2015
Tanggal SK
  • 23 Mei 2008
  • 21 Desember 2015
PemilikDinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Maluku
PengelolaDinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Maluku
Koordinat4°31′55″S 129°54′00″E / 4.5318835°S 129.8999474°E / -4.5318835; 129.8999474
Benteng Belgica di Maluku
Benteng Belgica
Lokasi Benteng Belgica di Pulau Naira, Maluku Tengah, Maluku
Pulau Banda Besar dilihat dari benteng Belgica

Pada tanggal 9 Agustus 1662, benteng ini selesai diperbaiki dan diperbesar sehingga mampu menampung 30 – 40 serdadu yang bertugas untuk menjaga benteng tersebut.

Kemudian pada tahun 1669, benteng yang telah diperbaiki tersebut dirobohkan, dan sebagian bahan bangunannya digunakan untuk membangun kembali sebuah benteng di lokasi yang sama. Pembangunan kali ini dilaksanakan atas perintah Cornelis Speelman. Seorang insinyur bernama Adriaan Leeuw ditugaskan untuk merancang dan mengawasi pembangunan benteng yang menelan biaya sangat besar ini. Selain menelan biaya yang sangat besar (309.802,15 Gulden), perbaikan kali ini juga memakan waktu yang lama untuk meratakan bukit guna membuat fondasi benteng yaitu sekitar 19 bulan. Biaya yang besar tersebut juga disebabkan karena banyak yang dikorupsi oleh mereka yang terlibat dalam perbaikan benteng ini. Akhirnya benteng ini selesai pada tahun 1672.

Sepuluh tahun kemudian komisaris Robertus Padbrugge ditugaskan untuk memeriksa pembukuan pekerjaan tersebut, tetapi ia tidak berhasil dalam tugasnya tersebut. Hal ini dikarenakan banyak tuan tanah yang beranggapan bahwa biaya tersebut tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan hasilnya, sebuah benteng yang hebat dan mengagumkan. Karena hal tersebut, Padbrugge menghentikan penyelidikannya.

Walaupun benteng tersebut dikatakan sangat hebat dan mengagumkan, tetapi masalah bagaimana untuk mencukupi kebutuhan air dalam benteng masih juga belum terpecahkan. Setelah menimbang-nimbang apakah akan menggali sebuah sumur atau membuat sebuah bak penampungan air yang besar atau membuat empat buah bak penampungan air yang lebih kecil, akhirnya diputuskan untuk menggali sebuah sumur di dekat benteng dan menghubungkannya dengan sebuah bak penampung air berbentuk oval yang dibuat di tengah halaman dalam benteng.

Pada tahun 1795, benteng ini dipugar oleh Francois van Boeckholtz—Gubernur Banda yang terakhir. Pemugaran ini dilaksanakan juga di beberapa benteng-benteng lain sebagai persiapan untuk menghadapi serangan Inggris. Satu tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 8 Maret 1796, benteng Belgica diserang dan berhasil direbut oleh pasukan Inggris. Dengan jatuhnya benteng ini, Inggris dengan mudah dapat menguasai Banda. Pada tahun 1803 dilaporkan, setiap kali ada satu kapal yang berlabuh, diadakan upacara band militer setiap jam 5 pagi dan jam 8 malam di benteng Belgica dan Nassau. Setiap hari Kamis dan Senin dilakukan pawai militer pada jam 6.30 pagi. Pergantian jaga dilakukan setiap pagi, siang dan malam pada kedua benteng tersebut, sehingga hampir setiap jam masyarakat yang tinggal dekat kedua benteng tersebut dapat melihat parade militer dan mendengarkan musik dari band militer.

Hingga saat ini, meski terkesan usang, Benteng Belgica masih berdiri kokoh dengan pesona dan aura megah yang tak pernah luntur. Ratusan tahun berselang, tepatnya tahun 2015, Benteng Belgica telah resmi terdaftar sebagai salah satu Cagar Budaya yang menjadi bagian dari jejak-jejak perdagangan rempah dunia masa lampau. Kini, Benteng Belgica menjadi salah satu destinasi pariwisata di Banda Neira yang populer dan memikat wisatawan lokal maupun asing.[1]

Sumber sunting

  • Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1992. Laporan Studi Kelayakan Benteng Belgica dan Istana Mini Banda-Maluku. Proyek Pemugaran dan Pemeliharaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala.
  • Tim Pelaksana Pemugaran Benteng Belgica, Laporan Hasil Pemugaran Benteng Beilgica di Kota Neira, Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, 1992.
  1. ^ RI, Kemdikbudristek. "Jalur Rempah Nusantara". jalurrempah.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2022-12-28.