Basiyo (1914-1979) adalah seorang pelawak dari Yogyakarta dengan menggunakan bahasa Jawa. Lawakan Basiyo menjadi terkenal di daerah Jawa Tengah melalui siaran radio, televisi (TVRI), dan berbagai rekaman. Lawakannya sering disebut sebagai Dagelan Mataram, sesuai dengan nama acaranya di RRI Yogyakarta. Dalam melawak, ia biasa bersama-sama dengan Sudarsono, Hardjo Gepeng, Supar

Pengaruh sunting

Ia bukan hanya pelawak, melainkan juga berhasil memopulerkan jenis gending "Pangkur Jenggleng", yakni, cara menyanyi (nembang) Jawa yang bisa diselingi dengan lawakan, tanpa kehilangan irama dari tembang yang sedang dibawakan. Cara memukul gamelan pun, tidak lazim, karena lebih mengandalkan kendang sebagai iringan utama untuk akhirnya pada ketukan (birama) terakhir dipakai sebagai waktu untuk memukul semua alat musik perkusi (terutama saron) sekeras-kerasnya. Meski menggunakan bahasa Jawa dan "produk lama", nama Basiyo muncul kembali.

Basiyo acap berkolaborasi dengan nama-nama seniman kondang pada dunia dan masanya, seperti Bagong Kussudihardjo, Ki Nartosabdo, Nyi Tjondrolukito, dan lain-lain. Beberapa pengagumnya seperti budayawan Umar Kayam, pelukis Affandi, serta Indro Warkop.

Keluarga sunting

Basiyo diketahui pernah menikah tiga kali. Istri pertamanya bernama Ny. Karto,[1] memberinya 7 anak.[2] Kemudian dari istri keduanya, Ny. Sri Suparti,[3] Basiyo memiliki 5 anak.[2] Sedangkan dengan istri ketiganya, Ny. Pudjiyem,[4] tidak dikaruniai anak.[2] Pudjiyem-lah yang mendampingi Basiyo pentas di panggung hingga akhir hayatnya.[2] Basiyo meninggal pada tanggal 31 Agustus 1979 dan dimakamkan di Pemakaman Umum Terban, Yogyakarta.[5]

Diskografi sunting

Rekaman audio Basiyo pada umumnya diterbitkan oleh perusahaan rekaman Fajar Borobudur Record. Selain itu ada juga Irma yang kesemuanya berada di Semarang, meski ada juga yang direkam oleh Lokananta (Sala). Di antara karya - karya Basiyo yang direkam dalam bentuk kaset di antaranya adalah

  • Pangkur Jenggleng
  • Palaran Jenggleng
  • Basiyo mBecak
  • Degan Wasiat
  • Basiyo Kapusan
  • Kibir Kejungkir
  • Maling Kontrang-kantring
  • Gatutkaca Gandrung
  • Dadung Kepuntir
  • Basiyo mBlantik
  • Joko Bodho
  • Nyokot Kebrakot
  • dan lain-lain.

Referensi sunting

  1. ^ "I Do Love Basiyo". Kompasiana. 26 June 2015. Diakses tanggal 22 September 2015. 
  2. ^ a b c d "Bermetamorfosis dari Paradigma Dagelan". Koran Jakarta. 10 September 2015. Diakses tanggal 22 September 2015. 
  3. ^ "Harlin Setyandari, Cucu Pelawak Termasyur Basiyo, Bangga Masih Ada Orang Memperhatikan Kakeknya". Jogjanews. 28 August 2015. Diakses tanggal 22 September 2015. [pranala nonaktif permanen]
  4. ^ "Ketika Sosok Dagelan Basiyo Difilmkan Dinas Kebudayaan DIJ". Radar Jogja. 5 September 2015. Diakses tanggal 22 September 2015. [pranala nonaktif permanen]
  5. ^ "Kehidupan Komedian Mataram, Basiyo, Difilmkan". Tempo.co. Tempo. 3 September 2015. Diakses tanggal 22 September 2015.