Basel Mission (bahasa Jerman/Swiss: Evangelische Missionsgesellschaft in Basel atau Basler Mission) adalah lembaga misionaris Kristen yang didirikan di Basel, Swiss, pada tahun 1815 dan sejak itu aktif hingga tahun 2007, di saat bergabung dalam Mission 21 (="Misi 21"), organisasi penerus Kooperation Evangelischer Kirchen und Missione (KEM) yang didirikan pada tahun 2001. Anggota lembaga berasal dari berbagai denominasi Protestan yang berbeda. Berperan di Indonesia antara lain di Kalimantan Selatan dan terlibat dalam pertumubuhan Gereja Kalimantan Evangelis. Di Indonesia organisasi ini dikenal sebagai "Zending Basel".

Misi ini didirikan dengan nama German Missionary Society (Lembaga Misionaris Jerman) pada 1815. Kemudian berganti nama menjadi Basel Evangelical Missionary Society (Lembaga Misionaris Injili Basel), dan akhirnya menjadi Bassel Mission. Lembaga itu membangun sebuah sekolah untuk melatih para misionaris Belanda dan Inggris pada 1816. Sejak saat itu, misi kemudian bekerja di Rusia dan Gold Coast pada tahun 1828, India pada 1834, Cina pada 1847, Kamerun pada tahun 1886, Kalimantan tahun 1921, Nigeria tahun 1951, dan Amerika Latin dan Sudan pada tahun 1972 dan 1973.

Pada tanggal 18 Desember 1828, lembaga Basel Mission mengirim misionaris-misionaris yang pertama, Johannes Phillip Henke, Gottlieb Holzwarth, Carl Friedrich Salbach dan Johannes Gottlieb Schmid, untuk bekerja di protektorat Denmark di Christianborg, Gold Coast. Pada tanggal 21 Maret 1832, kelompok kedua misionaris termasuk Andreas Riis, Peter Peterson Jäger, dan Christian Heinze, dokter misi pertama, tiba di Gold Coast hanya untuk menemukan bahwa Henke telah meninggal empat bulan sebelumnya.

Di antara periode Perang Dunia I dan Perang Dunia II tidak banyak perubahan dalam politik ekspansi negara-negara Eropa di wilayah koloni mereka. Pekerjaan pos misi untuk meneruskan pelayanannya merupakan hal yang tidak mudah. Namun Basel Mission kembali aktif di hampir semua wilyah pelayanannya semula (kecuali di Kamerun-Prancis) dan secara menakjubkan berhasil membangun kembali tugas misinya. Pada tahun 1920 bahkan mengambil alih pekerjaan pos misi baru di Kalimantan, Indonesia, yaitu di Kalimantan Selatan. Selama peperangan di mana jarang ada misionaris yang tinggal di wilayah-wilayah pelayanan tersebut, ternyata pos setempat berkembang dengan usaha setempat dan kemandirian. Sejumlah gereja lokal dibangun dan kemudian setelah para misionaris kembali gereja-gereja itu didewasakan.

Sejak Perang Dunia II, misi telah beroperasi di luar negeri melalui jemaat-jemaat gereja lokal. Pada bulan November 2002, negara atau wilayah operasi utama antara lain Bolivia, Kamerun, Chili, Hong Kong, Republik Demokratik Kongo, Indonesia, Malaysia, Nigeria, Peru, Singapura, Sudan, dan Taiwan.

Fokus utama Basel Mission adalah menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat di daerah dimana masing-masing misi berada. Untuk tujuan ini masyarakat diajarkan keterampilan percetakan, manufaktur genteng (misalnya di Bangalore, India), dan menenun, dan kemudian orang-orang dipekerjakan di bidang ini.

Referensi sunting

  • Brick, Caroline (November 2002). "Basel Mission Records[pranala nonaktif permanen]". Mundus: Gateway to missionary collections in the United Kingdom. Diakses 7 Mei 2010.
  • Quartey, Seth. Missionary Practices on the Gold Coast, 1832-1895: Discourse, Gaze and Gender in the Basel Mission in Pre-Colonial West Africa. Cambria Press, Youngstown, New York, 2007.

Lihat pula sunting