Dalam hubungan internasional, bantuan (juga disebut bantuan internasional atau bantuan luar negeri) adalah perpindahan sumber daya dari satu negara ke negara lain secara sukarela.

Peta persebaran bantuan pembangunan resmi tahun 2005.

Bantuan memiliki beberapa tujuan, yaitu tanda persetujuan diplomatik, memperkuat sekutu militer, imbalan atas tindakan yang diambil negara penerima, memperluas pengaruh budaya negara donor, membangun infrastruktur yang diperlukan bagi negara donor untuk mengeksploitasi sumber daya dari negara penerima, atau mendapat akses perdagangan. Kemanusiaan dan kedermawanan juga merupakan salah satu alasan pemberian bantuan.[1]

Bantuan dapat diberikan oleh suatu pemerintah dari negara berdaulat kepada individu, organisasi swasta, atau pemerintah yang lain. Perpindahan sumber daya yang dapat digolongkan sebagai "bantuan" bervariasi dari negara ke negara. Misalnya, pemerintah Amerika Serikat menghapus bantuan militer dari laporan bantuan luar negerinya pada tahun 1958.[2] Jenis bantuan yang paling sering diberikan adalah bantuan pembangunan resmi (ODA; Official Development Assistance).

Cakupan

Sebagian besar bantuan pembangunan resmi (ODA) berasal dari 28 anggota Development Assistance Committee (DAC) dengan nilai $135 miliar pada tahun 2013. $15,9 miliar berasal dari Komisi Eropa, dan $9,4 miliar berasal dari negara-negara non-DAC. Meski jumlah bantuan pembangunan mencapai puncaknya pada tahun 2013, bantuan ke negara-negara Afrika sub-Sahara terus menurun.[3]

10 penerima bantuan terbesar (2012)

Bantuan luar negeri yang diterima (miliar US$)[4]
Negara 2012
  Afghanistan 6,72
  Vietnam 4,11
  Ethiopia 3,26
  Turki 3,03
  Republik Demokratik Kongo 2,85
  Tanzania 2,83
  Kenya 2,65
  Côte d'Ivoire 2,63
  Bangladesh 2,15
  Mozambik 2,09

10 negara donor terbesar (2013)

Bantuan pembangunan resmi (absolut) yang disumbangkan oleh 10 negara DAC terbesar dirincikan di bawah ini. Negara-negara Uni Eropa menyumbang $70,73 miliar, dan lembaga Uni Eropa menyumbang $15,93 miliar.[3][5]

  1.   Amerika Serikat – $31,55 miliar
  2.   Britania Raya – $17,88 miliar
  3.   Jerman – $14,06 miliar
  4.   Jepang – $11,79 miliar
  5.   Prancis – $11,38 miliar
  6.   Swedia – $5,83 miliar
  7.   Norwegia – $5,58 miliar
  8.   Belanda – $5,44 miliar
  9.   Kanada – $4,91 miliar
  10.   Australia – $4,85 miliar

Bantuan pembangunan resmi dalam bentuk persentase pendapatan nasional bruto disumbangkan oleh 10 negara DAC terbesar. Lima negara di antaranya memenuhi target rasio ODA/GNI 0,7% yang ditetapkan PBB tahun 2013:[3]

  1.   Norwegia – 1,07%
  2.   Swedia – 1,02%
  3.   Luksemburg – 1,00%
  4.   Denmark – 0,85%
  5.   Britania Raya – 0,72%
  6.   Belanda – 0,67%
  7.   Finlandia – 0,55%
  8.   Swiss – 0,47%
  9.   Belgia – 0,45%
  10.   Irlandia – 0,45%

Negara-negara Uni Eropa yang juga merupakan anggota Development Assistance Committee memberikan 0,42% GNI-nya (tidak termasuk $15,93 miliar dari lembaga Uni Eropa).[3]

Lihat pula

Negara:

Referensi

  1. ^ Lancaster, pp. 4–5.
  2. ^ Lancaster, p. 67: "In 1957 the administration (with congressional support) separated economic from military assistance and created a Development Loan Fund (DLF) to provide concessional credits to developing countries world-wide (i.e. not, as in the past, just those in areas of potential conflict with Moscow) to promote their long-term growth.
  3. ^ a b c d "Aid to developing countries rebounds in 2013 to reach an all-time high". OECD. 8 April 2014. Diakses tanggal 18 October 2014. 
  4. ^ http://data.worldbank.org/indicator/DT.ODA.ALLD.CD
  5. ^ "Development and cooperation". European Union. Diakses tanggal 29 March 2015. 
  • Ali, Abdiweli M.; Said Isse, Hodan (2007). "Foreign Aid and Free Trade and their Effect on Income: A Panel Analysis". The Journal of Developing Areas. 41 (1): 127–142. doi:10.1353/jda.2008.0016. 

Bacaan lanjutan

Pranala luar