Bali Roadmap atau Peta Perjalanan Bali adalah kesepakan yang dihasilkan melalui sidang PBB yang dilaksanakan di Bali, Indonesia pada tahun 2007 mengenai upaya untuk menyelamatkan bumi dari dampak perubahan iklim.

Ada tiga hal penting hasil Konferensi PBB mengenai Perubahan Iklim (UNCCC), yaitu:

  • Tercapainya kesepakatan dunia.
  • Menyepakati 4 agenda sebagai berikut.
    • Aksi untuk melakukan kegiatan adaptasi terhadap dampak negatif perubahan iklim (misalnya banjir dan kekeringan).
    • Cara mengurangi emisi GRK.
    • Cara mengembangkan dan memanfaatkan teknologi yang bersahabat dengan iklim.
    • Pendanaan untuk mitigasi dan adaptasi.
  • Menyepakati target waktu pelaksanaan, yaitu pada tahun 2009.

Adapun Bali Roadmap sendiri terdiri atas lima hal, yaitu komitmen pasca 2012, dana adaptasi, alih teknologi, REDD (Reducing Emission from Deforestation in Developing Countries atau dalam bahasa Indonesia mengurangi emisi akibat penggundulan hutan di negara berkembang), dan CDM (Clean Development Mechanism).

Komitmen Pasca 2012 sunting

Semua negara peserta menyadari perlunya pengurangan emisi global yang lebih besar antara 25-40% sebagai kelanjutan dari usaha negara maju (Annex I Protokol Kyoto) sesuai dengan AR4 IPCC.

Peningkatan aksi mitigasi sunting

Negara maju harus mempunyai komitmen untuk merencanakan aksi dalam usaha menurunkan emisi GRK yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan. Adapun negara berkembang melakukan mitigasi dalam rangka melakukan pembangunan berkelanjutan melalui bantuan tekonologi, peningkatan kapasitas, dan pendanaan melalui cara-cara terukur, nyata, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dana adaptasi sunting

Disepakatinya elemen operasional dana adaptasi, yaitu entitas operasi, fungsi, komposisi keanggotaan, kuorum, pengambilan keputusan, pemimpin, frekuensi pertemuan, observer, transparansi, sekretariat, trustee, monetisasi, akses pendanaan, pengaturan institusi, dan laporan. Badan Dana Adaptasi (Adaptation Fund Board) bertindak sebagai entitas operasi, GEF sebagai sekretariat, dan Bank Dunia sebagai trustee.

Pendanaan adaptasi bersumber dari 2% hasil penjualan CER (Certified Emissions Reduction) hasil proyek CDM yang memiliki dana 37 juta Euro dan akan meningkat 80-300 juta Dolar antara periode 2008-2012. Perwakilan Indonesia, Mahendra Siregar, ditunjuk sebagai Kepala Badan Dana Adaptasi.