Bahasa Ekari

bagian dari rumpun bahasa Papua

Bahasa Ekari (juga disebut sebagai bahasa Ekagi, Kapauku, atau Mee) merupakan sebuah bahasa Trans–Nugini yang dituturkan di wilayah pegunungan Provinsi Papua Tengah, terutama di Kabupaten Paniai. Penuturnya berjumlah sekitar 100.000 orang.[1]

Bahasa Ekari
BPS: 0931 6
Ekagi, Kapauku, Mee
Dituturkan diIndonesia
WilayahPapua Tengah
EtnisMee
Penutur
(100.000 per 1987)[1]
Kode bahasa
ISO 639-3ekg
Glottologekar1243[2]
BPS (2010)0931 6
QIDQ5350305
Status konservasi
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC5 Developing
Bahasa Ekari dikategorikan sebagai C5 Developing menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini mengalami peningkatan jumlah penutur dari waktu ke waktu
Referensi: [3]
Artikel ini mengandung simbol fonetik IPA. Tanpa bantuan render yang baik, Anda akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain, bukan karakter Unicode. Untuk pengenalan mengenai simbol IPA, lihat Bantuan:IPA.
 Portal Bahasa
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B • PW
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Klasifikasi sunting

Bahasa Ekari termasuk ke dalam rumpun bahasa Danau Paniai yang dipertuturkan di wilayah sekitaran tiga danau besar: Paniai, Tage dan Tigi, yang secara kolektif juga disebut sebagai Wisselmeren.[1][4][5] Rumpun bahasa Danau Paniai merupakan satu di antara beberapa subkelompok yang status keanggotaanya pada rumpun bahasa Trans–Nugini (TNG) dianggap relatif kuat.[6] Subkelompok Danau Paniai secara umum dianggap berkerabat erat dengan beberapa subkelompok TNG lainnya yang dipertuturkan di bagian barat Papua, terutama rumpun bahasa Dani. Menurut William Foley, dua subkelompok ini membentuk rumpun bahasa Papua Pegunungan Barat,[5] sementara Malcolm Ross mengusulkan bahwa keduanya merupakan bagian dari linkage[a] lebih besar dengan nama "Trans–Nugini Barat" yang juga mencakup, antara lain, bahasa-bahasa Bomberai Barat dan Timor–Alor–Pantar.[4][7]

Demografi dan persebaran sunting

Bahasa Ekari dipertuturkan oleh sekitar 100.000 orang di wilayah barat pegunungan Provinsi Papua, terutama di Kabupaten Paniai. Wilayah penutur bahasa Ekari merupakan daerah dengan banyak gunung dan lembah, yang hampir seluruhnya berada di ketinggian lebih dari 1500 meter di atas permukaan laut.[1]

Fonologi sunting

Terdapat 15 fonem segmental dalam bahasa Ekari, dengan rincian 10 fonem konsonan dan 5 fonem vokal.[8]

1. Konsonan[8]
Bibir Alveolar Palatal Velar
Nasal m n
Letup nirsuara p t k
bersuara b d ɡ [ɡˡ]
Aproksiman w j

Fonem /ɡ/ diucapkan secara lateral sebagai [ɡˡ]. Jika fonem /k/ dan /ɡ/ didahului oleh bunyi vokal belakang, keduanya akan diucapkan dengan labialisasi, seperti dalam kata okei [okʷei] 'mereka' dan euga [euɡˡʷa] 'lebih'. Fonem /j/ memiliki alofon [ʝ] jika diucapkan sebelum /i/, semisal dalam kata yina [ʝina] 'serangga'.[8]

2. Vokal[8]
Depan Madya Belakang
Tertutup i u
1/2 terbuka e [ɛ] o
Terbuka a
Diftong ei   ai   eu   au   ou

Bahasa Ekari membedakan antara vokal panjang dan pendek; perbedaan panjang vokal dapat mengubah arti, semisal dalam kata iye 'daun' vs. iyee 'kelakuan', ena 'satu' vs. enaa 'baik', dan miyo 'bawah' vs. miyoo 'kecil'. Marion Doble menganalisis vokal panjang dalam bahasa Ekari sebagai geminasi vokal yang terdiri dari dua mora seperti dalam diftong. Ada dua aksen nada (pitch-accent) berbeda dalam bahasa Ekari, yaitu nada netral dan tinggi. Nada netral mencakup nada menengah dan rendah yang penggunaannya dapat diprediksi tergantung posisinya dalam sebuah kata. Nada tinggi yang persebarannya lebih terbatas berkontras dengan nada netral, seperti dalam kata ii 'ya' vs. íí 'pasir' dan iyee 'kelakuan' vs. iyéé 'sembilan'.[8][9]

Tata bahasa sunting

Sintaksis sunting

Dalam kalimat transitif independen, struktur yang paling sering digunakan adalah subjek–objek–predikat (SOP), seperti dalam contoh berikut:[10]

Meido kodo nota noogai
orang-orang p ubi jalar makan
'Orang-orang itu makan ubi jalar'

Struktur OSP juga dapat digunakan untuk memberi penekanan pada objek. Susunan ini lebih umum ditemui pada kalimat dependen.[10]

Nota kodo okei noogai
ubi jalar p mereka makan
'Ubi jalar itu mereka makan'

Kata benda sunting

Nomina dalam bahasa Ekari terdiri dari empat jenis: (1) nomina dasar, (2) nomina yang terikat bentuk posesif, (3) nomina yang diturunkan dari kata dasar dengan cara yang tidak reguler, serta (4) nomina yang dibentuk dari gabungan nomina lainnya. Contoh bagi jenis nomor (3) adalah kata makiyo 'desa, negara' yang diturunkan dari kata maki 'tanah', ayeyoka 'bayi' dari yoka 'anak', dan iyee piyee 'adat-istiadat' dari iyee 'kelakuan'. Untuk nomor (4), contohnya adalah kata ebepeka 'wajah' dari gabungan kata ebe 'mulut' + peka 'mata' dan kapogeiye 'kertas' dari kapoge 'lembaran' + iye 'daun.[11]

Referensi sunting

Keterangan sunting

  1. ^ Sebuah linkage adalah "sekelompok bahasa yang terbentuk melalui proses diversifikasi bertahap dari sebuah (atau sebagian dari) rangkaian dialek purba alih-alih protobahasa yang berdiri sendiri." Tidak seperti subkelompok dengan satu set inovasi bersama yang dapat ditemukan pada seluruh bahasa turunan, persebaran inovasi dalam sebuah linkage tumpang tindih dan tidak merata.[7]

Catatan kaki sunting

  1. ^ a b c d Doble 1987, hlm. 55.
  2. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Ekari". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  3. ^ "Bahasa Ekari". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue. 
  4. ^ a b Ross 2005, hlm. 22–23, 35.
  5. ^ a b Foley 2000, hlm. 363.
  6. ^ Pawley & Hammarström 2018, hlm. 31.
  7. ^ a b Ross 2005, hlm. 36.
  8. ^ a b c d e Doble 1987, hlm. 58.
  9. ^ Doble 1987, hlm. 59.
  10. ^ a b Doble 1987, hlm. 56.
  11. ^ Doble 1987, hlm. 62.

Bibliografi sunting

  • Doble, Marion (1987). "A Description of Some Features of Ekari Language Structure". Oceanic Linguistics. 26 (1/2): 55–113. JSTOR 3623166. 
  • Foley, William A. (2000). "The Languages of New Guinea". Annual Review of Anthropology. 29: 357–404. JSTOR 22342. 
  • Pawley, Andrew; Hammarström, Harald (2018). "The Trans New Guinea family". Dalam Bill Palmer. The Languages and Linguistics of the New Guinea Area: A Comprehensive Guide. The World of Linguistics. 4. Berlin: De Gruyter Mouton. hlm. 21–196. ISBN 9783110286427. 
  • Ross, Malcolm (2005). "Pronouns as a preliminary diagnostic for grouping Papuan languages". Dalam Andrew Pawley; Robert Attenborough; Robin Hide; Jack Golson. Papuan pasts: cultural, linguistic and biological histories of Papuan-speaking peoples. Pacific Linguistics. 572. Canberra: Pacific Linguistics. hlm. 15–66. ISBN 0858835622. 

Pranala luar sunting