BRIsat adalah nama untuk satelit milik Bank Rakyat Indonesia (BRI), sebuah perusahaan perbankan di Indonesia. Satelit BRIsat dibuat oleh Space System/Loral (SSL) dan diluncurkan di pusat peluncuran Arianespace.[1] Satelit tersebut ditaksir diluncurkan oleh roket Ariane 5 di Pusat Antariksa Guyana, Pelabuhan Angkasa Eropa pada tahun 2016. Satelit BRIsat mampu menjangkau wilayah Indonesia, ASEAN, Asia Timur termasuk sebagian Tiongkok, Laut Pasifik termasuk Hawaii dan Australia Barat.[1]

Satelit dengan Transponder pita C sebesar 36X36 MHz dan Ku-band sebesar 9X72 MHz ini akan mengorbit di slot 150.5 Bujur Timur.[2] Jalur Orbit tersebut sebelumnya diduduki oleh satelit Indosat yang sudah habis masa tugasnya, Palapa C2.[2] Slot orbit tersebut diberikan kepada BRI melalui perintah Pemerintah Republik Indonesia dengan alasan Indosat tidak lagi menggunakan slot tersebut.[2]

Latar belakang sunting

Alasan pembuatan satelit untuk bank ini adalah memangkas pengeluaran komunikasi antar badan pegawai juga dengan pelanggan di seluruh Indonesia dan luar Indonesia.[1] Dengan memanfaatkan teknologi tersebut BRI yakin akan menghemat biaya telekomunikasi sekitar 50 persen.[1] Kontrak pembuatan serta peluncuran dari BRIsat ini ditaksir bernilai 230 juta dolar Amerika atau sekitar Rp 2,5 triliun.[1]

Kontroversi sunting

Satelit BRIsat memiliki 45 transponder dengan penggunaan 23 transponder untuk BRI dan empat transponder untuk pemerintah, yakni Kepolisian Negara RI, Markas Besar Tentara Nasional Indonesia, Badan Intelijen Negara RI, Badan Keamanan Laut, dan Kementerian Keuangan RI.[2] Mengetahui hal tersebut sempat terjadi pembicaraan hangat mengenai 18 transponder satelit BRI yang tersisa.[2] Beberapa pihak berpendapat sisa transponder dari satelit tersebut dapat digunakan BRI untuk penyewaan jasa komunikasi satelit untuk bank lain, tapi isu tersebut dibantah oleh pihak BRI yang mengatakan bahwa sisa dari muatan transponder itu akan digunakan untuk menampung daya komunikasi BRI pada masa depan.[2] Hal ini dilakukan mengetahui izin penggunaan satelit BRIsat terbatas untuk telekomunikasi khusus (telsus), bukan komersial.[2]

Rujukan sunting

  1. ^ a b c d e (Inggris) Indonesia-Investments. "Bank Rakyat Indonesia (BRI) Will Launch Its BRIsat Satellite in 2016". 
  2. ^ a b c d e f g (Inggris) Gold Bank. "Belasan Transponder BRIsat Bakal 'Nganggur'". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-20. Diakses tanggal 2015-01-20. [1]