BRDM-1 adalah kendaraan pemandu amfibi yang diproduksi oleh Rusia atau Uni Sovyet. BRDM-1 banyak digunakan dalam sejumlah konflik bersenjata di beberapa negara seperti Perang Vietnam, Perang Enam Hari tahun 1967, dan Perang Yom Kippur tahun 1973. Uni Soviet sendiri menggunakan BRDM-1 sampai akhir tahun 1960-an dan kemudian menggantinya dengan BRDM-2. Saat ini diperkirakan masih ada sekitar 600 unit BRDM-1 yang masih dalam kondisi operasional dan digunakan oleh beberapa negara di Asia dan Afrika.

Deskripsi sunting

Setelah Perang Dunia II, Uni Soviet mengembangkan BTR-40 yang selain difungsikan sebagai APC juga digunakan sebagai panser intai. Namun kemudian disadari bahwa BTR-40 tidak memiliki kemampuan amfibi dan kemampuannya di medan off road juga bisa dikatakan mengecewakan. Oleh karena itu maka pada tahun Uni Soviet mengembangkan varian BTR-40 yang memiliki kemampuan amfibi dan lebih difungsikan sebagai panser intai. Hasil dari pengembangan tersebut adalah panser intai BRDM-1 yang mulai diproduksi pada tahun 1957. BRDM-1 sendiri kemudian dibproduksi sebanyak lebih dari 10.000 unit dalam berbagai varian dan digunakan oleh lebih dari 40 negara. Indonesia tercata sebagai salah satu negara pengguna BRDM-1 dan mengoperasikan panser ini pada tahun 1960-an.

Varian dasar BRDM-1 adalah panser intai yang diawaki tiga atau empat orang dan dipersenjatai dengan senapan mesin ringan SGMB kaliber 7,62mm. Pada perkembangannya varian intai BRDM-1 dipersenjatai pula dengan senapan mesin berat DShK kaliber 12,7mm atau bahkan senapan mesin berat KPV kaliber 14,5mm. Selain varian intai, BRDM-1 juga dibuat dalam varian intai untuk perang Nubika dan varian tank destroyer. Khusus untuk varian tank destroyer, maka BRDM-1 dipersenjatai dengan peluncur rudal anti tank AT-1 Snapper, AT-2 Swatter, atau AT-3 Sagger.

BRDM-1 di Indonesia sunting

Peninggalan mesin perang era tahun 60-an di Republik ini lumayan banyak, terutama yang berasal dari Uni Soviet. Meski sebagian besar arsenal tempur era Bung Karno ini sudah masuk museum, tapi toh masih ada beberapa yang terus digunakan hingga saat ini, contoh nya tank amfibi legendaris PT-76 dan panser amfibi BTR-50 milik Korps Marinir TNI-AL.

BRDM-1 dilengkapi 4 roda tambahan yang bisa dinaikan dan diturunkan. Guna 4 roda tambahan tersebut untuk meningkatkan performa panser saat melahap medan off road.

BRDM-1 dirancang dengan beberapa versi, dari mulai versi standar hingga versi lanjutan yang mampu membawa 3 sampai 6 rudal anti tank ‘Sagger’. BRDM-1 versi Indonesia adalah versi standar, dirancang untuk dipersenjatai senapan mesin kaliber sedang 7,62 mm atau senapan mesin berat Dshk kaliber 12,7 mm. Secara keseluruhan, versi BRDM-1 mencakup varian Command Vehicle, Radiological Chemical Reconnaissance Vehicle, dan BRDM-1 with Sagger.

BRDM-1 diawaki oleh empat orang, (driver, co-driver, gunner, dan komandan). Untuk melaju di lautan, panser ini dilengkapi penangkal gelombang yang bisa digerakan secara otomatis. Untuk melaju di air, panser ini dibekali baling-baling tunggal pada bagian belakang. Panser ini menggunakan mesin tipe GAZ-40PB dengan 6 silinder berbahan bakar bensin. Letak mesin berada di bagian depan.

Referensi sunting