Aristides de Sousa Mendes

Aristides de Sousa Mendes do Amaral e Abranches (pengucapan bahasa Portugis: [ɐɾiʃˈtiðɨʒ ðɨ ˈsowzɐ ˈmẽdɨʃ]) GCC, OL (19 Juli 1885 – 3 April 1954) adalah seorang konsul Portugal yang bertugas di kota Bordeaux, Prancis, pada masa Perang Dunia II. Ia melawan perintah rezim António de Oliveira Salazar dengan mengeluarkan visa dan paspor untuk ribuan pengungsi yang melarikan diri dari kejaran Jerman Nazi. Akibatnya, Sousa Mendes menerika hukuman berupa pemberhentian selama satu tahun, walaupun ia masih berhak menerima setengah dari gajinya. Sesudah masa hukumannya selesai, ia kembali menerima gaji secara utuh sebagia konsul hingga kematiannya pada tahun 1954. Nama baiknya dibersihkan oleh pemerintah Portugal pada tahun 1988, lebih dari satu dasawarsa setelah Revolusi Anyelir berhasil menumbangkan rezim Estado Novo.

Aristides de Sousa Mendes
Aristides de Sousa Mendes saat masih berusia 20-30
LahirAristides de Sousa Mendes do Amaral e Abranches
(1885-07-19)19 Juli 1885
Cabanas de Viriato, Viseu, Portugal
Meninggal3 April 1954(1954-04-03) (umur 68)
Lisboa, Portugal
KebangsaanPortugal
AlmamaterUniversitas Coimbra
PekerjaanKonsul
Dikenal atasMenyelamatkan nyawa ribuan pengungsi yang melarikan diri dari kejaran Nazi selama Perang Dunia II
Suami/istri
  • Maria Angelina Coelho de Sousa Mendes (1908-48)
  • Andrée Cibial de Sousa Mendes (1949-54)
AnakAristides César, Manuel Silvério, José António, Clotilde Augusta, Isabel Maria, Feliciano Artur Geraldo, Elisa Joana, Pedro Nuno, Carlos Francisco Fernando, Sebastião Miguel Duarte, Teresinha Menino Jesus, Luís Felipe, João Paulo, Raquel Herminia, Marie-Rose
Orang tua*José de Sousa Mendes (ayah)
  • Maria Angelina Ribeiro de Abranches de Abreu Castelo-Branco (ibu)

Berkat upayanya untuk menyelamatkan orang Yahudi, Sousa Mendes diakui oleh Israel sebagai salah satu Orang Baik dari Berbagai Bangsa,[1] dan ia merupakan diplomat pertama yang mendapatkan kehormatan tersebut pada tahun 1966.

Catatan kaki sunting

  1. ^ Aristides de Sousa Mendes - his activity to save Jews' lives during the Holocaust, at Yad Vashem website

Bacaan lanjut sunting