Antefiks

Blok Terminal Untuk Ubin Penutup Atap

Antefiks atau simbar adalah hiasan berbentuk seperti segitiga pada bagian luar atap suatu bangunan. Keberadaan antefiks membuat banginan terkesan lebih tinggi dari ukuran aslinya. Candi-candi langgam di Jawa Timur banyak menggunakan antefiks.

Antefiks di Candi Plaosan Lor.

Asal kata sunting

Antefiks berasal dari kata bahasa Latin yakni antefixa. Kata ini sendiri ditulis jamak menjadi antefixum, yang berarti sesuatu yang dipasang di depan: ante- berarti di depan dan fixus artinya dipasang, bentuk masa lalu dari kata figere, memasang.[1] Antefiks dikenal pula dengan nama simbar.[2]

Fungsi sunting

Fungsi utama dari antefiks sebagai hiasan. Letaknya berada di bagian puncak dinding dan kornis. Keberadaan antefiks menimbulkan kesan bahwa bangunan lebih tinggi dari ukuran aslinya. Model hiasan dari antefiks dapat beragam.[3]

Pemakaian sunting

Antefiks dapat ditemukan pada candi-candi langgam di Jawa Timur. Lokasinya di bagian tengah dan sudut pada atap.[4] Antefiks dengan hiasan tanduk kijang banyak ditemukan pada candi.[5] Selain itu, antefiks dengan hiasan Hapsara-Hapsari dapat ditemukan pada Candi Pringapus. Hapsara-Hapsari merupakan penggambaran dari makhluk setengah dewa.[6]

Referensi sunting

  1. ^ Istari, T.M. Rita (April 2015). Sulistyanto, Bambang, ed. Ragam Hias Candi-Candi di Jawa: Motif dan Maknanya (PDF). Yogyakarta: Kepel Press. hlm. 71. ISBN 978-602-1228-99-9. 
  2. ^ Sudarsono; Astuti, Retna; Sunjata, I. W. Pantja; Javanologi (Indonesia), Proyek (1986). Makna Peninggalan Arkeologi dalam Kebudayaan Jawa. Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara (Javanologi), Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 74. 
  3. ^ Tim Infografik Kompas (2014). Indonesia dalam Infografik. Penerbit Buku Kompas. hlm. 24. ISBN 978-979-709-841-4. 
  4. ^ Eni, S. P., dan Tsabit, A. H. (2017). Arsitektur Kuno Kerajaan-Kerajaan Kediri, Singasari dan Majapahit di Jawa Timur (PDF). Jakarta: Rajawali Pers. hlm. 22. ISBN 978-623-231-050-6. 
  5. ^ Arafat, M. Yaser (Mei 2022). Nisan Hanyakrakusuman: Batu Keramat dari Pasarean Sultanagungan di Yogyakarta (PDF). Yogyakarta: Suka Press. hlm. 39. ISBN 978-623-7816-47-8. 
  6. ^ Istari, T.M. Rita (April 2015). Sulistyanto, Bambang, ed. Ragam Hias Candi-Candi di Jawa: Motif dan Maknanya (PDF). Yogyakarta: Kepel Press. hlm. 71. ISBN 978-602-1228-99-9.