Anggang-anggang (atau Anco-anco) adalah sekelompok serangga pemangsa yang semuanya termasuk dalam suku Gerridae. Anggota-anggotanya, sekitar 340 jenis, banyak yang sulit dibedakan. Dalam literatur dikenal juga secara salah kaprah sebagai "laba-laba air", walaupun ia sama sekali bukan laba-laba. Nama "anggang-anggang" sendiri berasal dari gerakannya yang maju-mundur sambil mengapung.[1]

Anggang-anggang
Gerridae

Rekaman
dan
Taksonomi
KerajaanAnimalia
FilumArthropoda
KelasInsecta
OrdoHemiptera
UpaordoHeteroptera
InfraordoGerromorpha
SuperfamiliGerroidea
FamiliGerridae
Leach, 1815
Genera
Aquarius

Eotrechus
Gerris
Halobates
Limnogonus
Limnoporus
Metrobates
Neogerris
Rheumatobates

Trepobates

Serangga ini sangat mudah dikenali karena kebiasaan hidupnya yang selalu berjalan/melompat di permukaan air. Gerakannya cepat, dapat mencapai 1.5 m/s. Kebanyakan hidup di perairan tenang, tetapi ada lima jenis (dari marga Halobates) yang diketahui hidup di permukaan samudra.[2] Dari permukaan air, anggang-anggang mengincar mangsa (biasanya serangga lain) yang berada di dekat permukaan.

Hewan ini menjadi model dalam penelitian biofisika tentang kemampuan tekanan permukaan dalam menyangga beban. Ada dua aspek yang menjadi perhatian: kemampuan mengapung di permukaan dan kemampuannya bergerak ke depan secara cepat.

Kemampuan mengapung berasal dari adanya rambut-rambut sangat kecil (microsetae) tersusun dengan arah tertentu dengan lekukan-lekukan dalam ukuran nanometer pada ujung tungkainya dan dilengkapi dengan lapisan malam (lilin), tetapi efek hidrofobik lebih disebabkan oleh struktur fisik tungkai daripada lapisan malam yang ada.[3] Diketahui pula, terdapat sudut kontak efektif tungkai dengan air sebesar 167.6° ± 4.4°. Karena rapatnya rambut-rambut kecil serta lekukan-lekukan yang ada, udara terperangkap pada struktur itu dan berfungsi sebagai "bantalan" pada permukaan air.

Gerris sp.

Kemampuan bergerak secara cepat juga menarik perhatian ilmuwan. Untuk bergerak, anggang-anggang menekan permukaan air dengan pasangan tungkai tengahnya tanpa menembus permukaan, membentuk cekungan di permukaan. Cekungan ini cukup dalam untuk mendorong tubuh serangga ke depan. Selain itu, beberapa individu dapat menggunakan sayap yang kadang-kadang dimiliki oleh serangga ini. Dalam kondisi hidup kurang menguntungkan, anggang-anggang cenderung tidak bersayap.[4]

Rujukan sunting

  1. ^ Wojowasito, S. 1977. Kamus Kawi-Bahasa Indonesia.
  2. ^ ESA Paper: Molecular genetics and distribution of the ocean-skater Halobates (Heteroptera: Gerridae)
  3. ^ Gao X, Jiang L. 2004. Biophysics: water-repellent legs of water striders. Nature 432:36. doi=10.1038/432036a
  4. ^ Discoverlife


Pranala luar sunting