1 Tesalonika 4 (disingkat 1Tes 4) adalah bagian dari Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Tesalonika dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1][2] Digubah oleh rasul Paulus, Silwanus dan Timotius.[3]

1 Tesalonika 4
Potongan surat 1 Tesalonika 5:8-10 pada Papirus 30, yang ditulis sekitar abad ke-3 M.
KitabSurat 1 Tesalonika
KategoriSurat-surat Paulus
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
13
pasal 3
pasal 5

Teks sunting

Struktur sunting

Pembagian isi pasal:

Ayat 3 sunting

Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan,[4]

Walaupun jemaat itu hidup di tengah-tengah masyarakat di mana percabulan seksual adalah hal yang wajar dan diterima umum, para rasul tidak berkompromi kekudusan dan kebenaran Allah. Mereka tidak bersedia menurunkan pendirian mereka agar sesuai dengan pandangan atau kecenderungan masyarakat mereka. Apabila mereka menjumpai standar yang rendah di jemaat tertentu (bandingkan Wahyu 2:14–15,20), maka mereka menegur dan berusaha memperbaikinya. Mengingat standar moral yang rendah dewasa ini, para pemimpin yang berperanan rasuli masih diperlukan untuk memanggil gereja untuk kembali kepada patokan kebenaran Allah. Allah menentukan standar kemurnian dan kekudusan yang tinggi bagi semua orang percaya berhubung dengan soal seksual.[5]

Kebejatan seksual merugikan orang lain, baik orang percaya atau tidak. Merugikan (bahasa Yunani: pleonokteo) berarti "melanggar", "melampaui yang benar". Semua bentuk hubungan seksual di luar pernikahan merupakan tindakan yang sangat merugikan orang lain. Perzinaan melanggar hak orang lain yang sudah menikah. Kebebasan seksual sebelum pernikahan mencemarkan dan merampas kekudusan dan kemurnian yang dikehendaki Allah untuk seseorang. Perbuatan itu merusak kemurnian dan keperawanan yang harus dibawa dalam pernikahan.[5]

Ayat 9 sunting

Tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah.[6]

Ayat 16-17 sunting

Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; 17sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.[7]

Jemaat Tesalonika tidak paham bagaimana kebangkitan orang Kristen yang sudah mati berhubungan dengan pengangkatan orang Kristen yang hidup pada kedatangan Kristus (lihat Yohanes 14:3). Rupanya mereka berpikir bahwa orang yang sudah mati sebelum Kristus datang kembali untuk gereja tidak akan dibangkitkan sehingga saat lebih kemudian. Paulus mengatakan bahwa orang yang mati di dalam Kristus akan bangkit pada saat yang bersamaan dengan kedatangan Tuhan kembali untuk mereka yang setia dalam gereja-Nya. Peristiwa yang dijelaskan Paulus dalam ayat-ayat ini sering kali disebut sebagai "Keangkatan Gereja".[5]

Referensi sunting

  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 9794159050.
  3. ^ 1 Tesalonika 1:1
  4. ^ 1 Tesalonika 4:3
  5. ^ a b c The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  6. ^ 1 Tesalonika 4:9
  7. ^ 1 Tesalonika 4:16–17

Lihat pula sunting

Pranala luar sunting