Haryono Suyono: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Andri Dariel (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 34:
|religion = [[Islam]]
}}
Prof. Dr. '''Haryono Suyono''', M.A. Ph.D. ({{lahirmati|[[Kabupaten Pacitan|Pacitan]], [[Jawa Timur]]|6|5|1938}}) adalah Menko Kesra [[Kabinet Reformasi Pembangunan]]. Selain itu ia dikenal sebagai Kepala [[Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional]] (BKKBN) yang terkenal dengan program [[Keluarga Berencana]] di era Presiden [[Soeharto]].
 
== Kehidupan awal ==
Haryono dilahirkan di [[Pacitan]], [[Jawa Timur]] pada tanggal [[6 Mei]] [[1938]]. Ia adalah putra dari Alimoeso dan istrinya Padmirah Alimoeso. Ayahnya bekerja sebagai guru [[SD]] yang berpindah-pindah dari satu desa pegunungan ke desa pegunungan lainnya di kawasan [[kabupaten Pacitan]]. Karena itu, Haryono semasa kecilnya banyak diasuh oleh ibunya dengan membuka warung kecil keperluan sehari-hari bagi keluarga sekitarnya dirumahnya di [[Pucang Sewu, Pacitan, Pacitan|Pucang Sewu]].
 
Selama revolusi 1945, Haryono yang masih kecil sekolah SD di desanya. Haryono kecil ikut mengungsi berpindah dari SD di desanya ke SD di desa pengungsian. Namun dia tetap bersekolah dan bergaul dengan anak-anak desa perjuangan tersebut. Selama masa itu Haryono sempat naik kelas dua kali dalam satu tahun pelajaran karena dianggap menonjol dikalangan teman- temannya. Haryono menamatkan SD di Pacitan itu pada tahun 1951.
Baris 46:
 
== Karier ==
setelah tamat AIS pada tahun [[1963]] Haryono ditunjuk menjadi Asisten dari Direktur AlS. Segera setelah itu (1965) maka Haryono bekerja pada [[Biro Pusat Statistik]] (BPS) sebagai Wakil Kanwil Kantor Sensus dan Statistik Propinsi DKI Jakarta, suatu jabatan yang sebenarnya masih sangat jauh dari golongan pangkat yang dimilikinya. Pada tahun berikutnya Haryono dipercaya sebagai Pjs. Kanwil Kantor Sensus dan Statistik DKI tersebut. Haryono tidak lama menjabat pada posisi itu karena segera ditarik untuk memimpin suatu bagian baru, Bagian Konsultasi dan Humas Kantor [[Biro Pusat Statistik]] di kantor pusat.
 
Pada jabatan inilah Haryono menyebarluaskan kesadaran statistik di berbagai Departemen dan Instansi pemerintah dan menggerakkan para wartawan untuk mengulas hasil-hasil survei, termasuk Survei Sembilan Bahan Pokok yang dilakukan setiap minggu oleh BPS. Pada saat itu pula Indonesia sedang giat-giatnya berusaha menurunkan angka inflasi yang sangat tinggi, sehingga Haryono setiap minggu mondar-mandir ke Jalan Medan Merdeka Barat 15 untuk mengirimkan laporan kepada Mensekneg [[Sudharmono]] pada waktu itu untuk keperluan Sidang Kabinet. Pernah terjadi pada suatu ketika, sewaktu Menteri Sekretaris Negara masih dipegang oleh [[Alamsyah Ratu Perwiranegara]], perubahan inflasi cukup ruwet, sehingga Haryono ditahan untuk duduk di pojok selama ia menerangkan angka-angka tersebut, jaga-jaga kalau ada kemacetan dalam penjelasannya.