Perang Bayu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
Baris 68:
Ketika bala bantuan datang untuk VOC, bersamaan dengan itu Pangeran Jagapati mendapatkan bantuan 300 orang dari Bali lengkap dengan senjata dan bahan makanan, dan berhasil mengepung benteng VOC di Kuta Lateng. Jalan-jalan ke [[Panarukan]] oleh para pejuang Bayu dijaga dengan ketat dan diberi penghalang-penghalang dari kayu gelondongan, jembatan-jembatan dirusak untuk mempersulit transportasi pasukan dan perbekalan VOC. Penyerbuan Pangeran Jagapati ke Lateng ini mampu menangkap dan menawan banyak serdadu VOC dan merebut sepeti mesiu dan 1200 peluru serta senjata.<ref name="baydejonge" /> Sedangkan VOC mengerahkan seluruh kekuatannya dengan mendatangkan bantuan tentara dari garnisun-garnisun [[Batavia]], [[Yogyakarta]], [[Surakarta]], [[Surabaya]] dan [[Pasuruan]] dengan pasukan ''Dragonders'' dari [[Semarang]] sebagai pasukan inti.<ref name="bayccleker" />
 
Karena kekalahan yang ditimbulkan oleh Pangeran Jagapati dan para pejuang Bayu itu maka memaksa Gubernur Van der Burgh mengirim surat ke Pieter Luzac (''gezaghebber'' Ujung Timur), agar penduduk Senthong (dekat [[Bondowoso]]) dicegah berhubungan dengan penduduk Blambangan dan Lumajang. Juga agar dilakukan penelitian sebab-sebab kekalahan serdadu VOC.
 
Biesheuvel pada bulan November 1771 meninggal ia digantikan oleh wakilnya, Hendrik Schophoff. Pada bulan itu, bantuan tentara VOC tiba di Ulupampang di bawah komando Kapten Reygers dan Heinrich. Pasukan VOC berhasil mengalahkan para pejuang Blambangan di Kuta Lateng. Sedangkan kapten Reygers berhasil menghancurkan gudang persediaan makan di Banjar (Kecamatan Glagah), menguasai Grajagan di Pantai Selatan dan membakar sekitar 300 ''koyan'' beras (1 ''koyan'' sekitar 185 kg) atau 55,5 ton. Pada waktu yang bersamaan VOC mengeluarkan surat-surat pengampunan bagi penduduk yang mau meninggalkan Bayu.<ref name="hbs08" />
Baris 74:
Kapten Reygers setelah berhasil mendesak para pejuang Blambangan di Kuta Lateng, pada tanggal 13 Desember 1771 beserta pasukannya berangkat menyerang benteng Bayu. Pengalaman pahit VOC menyerang Bayu dari arah selatan, memaksa VOC menyerang Bayu dari arah utara, yaitu Songgon. Keesokan harinya 14 Desember 1771 Reygers memerintahkan penyerangan dengan kekuatan 2000 laskar Madura di bawah pimpinan Alapalap, sebagai laskar terdepan. Di belakangnya dilapisi oleh serdadu Eropa yang dilengkapi dengan meriam yang dipimpin oleh Sersan Mayor van Schaar. Barisan belakang menggempur Bayu sebelum Alap-alap bergerak maju. Mendengar penyerbuan VOC dari arah utara, dengan gerak cepat Pangeran Jagapati memimpin sendiri penyerangan ke Songgon pada tanggal 15 Desember 1771, bersama 1000 orang jagabela yang bersenjatakan keris, pedang dan tombak. Kekuatan ''jagabela'' yang di Bayu dikerahkan menyerang Songgon.<ref name="hbs08" />
 
Taktik perang pejuang Bayu yang terencana matang dan menguasai medan, menyebabkan pasukan VOC yang menyerang dari dua arah, yakni Susukan dan Songgon, telah terjebak dan disergap oleh pasukan Bayu dan dihancurkan sama sekali. Kapten Reygers terluka parah di kepalanya dan kemudian ia meninggal di Ulupampang. Puncak penyerangan para pejuang Blambangan terjadi pada tanggal 18 Desember 1771. Dalam peristiwa itu para pejuang Blambangan melakukan serangan umum dan mendadak terhadap serdadu VOC. Belanda sendiri menyatakannya sebagai ''“de dramatische vernietiging van Compagniesleger”'' (kehancuran dramatis pasukan kompeni). Prajurit Blambangan di bawah pimpinan Pangeran Jagapati maju ke medan tempur dengan membawa senjata golok, keris, pedang, tombak, dan senjata api yang diperoleh sebagai rampasan dari tentara VOC. Serangan pejuang Bayu yang mendadak, membuat pasukan VOC terdesak. Demikian juga pasukan Eropa VOC yang berada di belakang. Ketika posisinya terus terdesak, mereka mundur dan lari meninggalkan semua perlengkapan perang. Pejuang Bayu mengejar pasukan VOC. Saat itulah pasukan VOC banyak yang terjebak dalam jebakan yang dinamakan sungga (parit yang di dalamnya dipenuhi ''sunggrak'') yang telah dibuat oleh pejuang Bayu. Pasukan VOC yang terjebak dan dihujam dari atas. Sersan Mayor van Schaar, komandan pasukan VOC, Letnan Kornet Tinne dan ratusan serdadu Eropa lainnya yang tewas dalam perang itu. Dari serdadu yang tersisa yang sempat melarikan diri, jumlahnya tidak seberapa, umumnya dalam keadaan terluka dan sakit. Namun demikian, di pihak Blambangan harus membayar mahal dengan kehilangan pemimpinnya. Pangeran Jagapati gugur karena luka-lukanya sehari berikutnya yakni tanggal [[19 Desember]] [[1771]]. Sebagai ungkapan balas dendam atas gugurnya Pangeran Jagapati, beberapa jagabela mencincang mayat van Schaar.<ref>J.C. van Wikkerman, “Copie resolutie…”, ARA, VOC 3416, hal. 150.</ref><ref> Ali, Hasan. Sekilas Perang Puputan Bayu, Pemda TK II Kabupaten Banyuwangi, 1997.</ref>
 
Peristiwa ini dikisahkan dalam Babad Tawang Alun xi.5-21, sebagai berikut: