Negara Pasundan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Courcelles (bicara | kontrib)
k (Script) File renamed: File:Flag of West Java.svgFile:Flag of Pasundan.svg File renaming criterion #3: Correct misleading names into accurate ones.the flag of the historic province, the one of...
Baris 34:
== Negara Pasundan Federalis ==
[[Berkas:RAA Soeria Kartalegawa.jpg|thumb|right|upright|RAA Soeria Kartalegawa]]
Saat Letnan Gubernur Jenderal Van Mook melakukan tahap-tahap awal pembentukan Indonesia Serikat, eks [[Bupati Garut]] [[Soeria Kartalegawa]] yang feodal, dan tidak bersimpatik pada pergerakan nasional, mendirikan [[Partai Rakyat Pasundan]], (PRP,) di Bogor, atas ide eks Perwira [[KNIL]], Kolonel Santoso, penasehat politik [[Van Mook]]. Pelaksanaannya dibantu oleh intel militer Belanda, [[NEVIS]].
 
Namun karena reputasi Kartalegawa sangat buruk, Van der Plas bahkan menjulukinya fraudeur alias koruptor, sehingga bukan dia yang menjadi ketuanya, melainkan [[Raden Sadikin]], pegawai pusat distribusi pangan milik Belanda di Bandung Utara. Sebagai sekretaris dan bendahara, ditunjuk dua orang yang sebelum perang menjadi sopir, dan di Era Pendudukan Jepang menjadi mandor kebun. Keanggotaan dilakukan dengan ‘paksaan halus’.
 
Kartalegawa berusaha mewujudkan Negara Pasundan yang merdeka dari Indonesia. Usaha ini didukung Residen Belanda di Bandung, [[M. Klaassen]], yang menulis sebuah laporan, tertanggal [[27 Desember]] [[1946]]. Residen Preanger itu menulis dalam laporannya, bahwa sejak berabad-abad lamanya, terjadi persaingan etnis Sunda-Jawa, akibat perbedaan adat, tradisi, dan mentalitas. Indonesia selalu dipimpin oleh etnis Jawa, maka PRP dipandang sebagai suatu gerakan rakyat yang spontan.
Baris 44:
Kartalegawa menjadi nekat, melihat sikap Van Mook. Pada sebuah pertemuan, 4 Mei 1947, di Bandung, yang dihadiri oleh 5000 orang, ia memproklamasikan Negara Pasundan. Kendati dilarang oleh Van Mook, pejabat Belanda setempat tetap menyediakan truk-truk untuk mengangkut para pengikut Kartalegawa ke Bogor. Di sini mereka disambut baik oleh Kolonel Thompson dan Residen [[Statius Muller]].
 
Pada masa itu, [[Soekarno]] masih didukung oleh banyak rakyat dan Kartalegawa dianggap pembelot. Tapi ini tidak mencegah Kartalegawa melancarkan gerakan di Bogor, Mei 1947, yakni menduduki kantor-kantor dan stasiun, bahkan menawan seorang residen. Kasus PRP adalah pergolakan politik yang menggambarkan situasi pasca Agresi Militer, Juli 1947, di Tatar Sunda.
 
== Negara Pasundan Republiken ==