Maria Ulfah Santoso: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Penambahan kategori
k Merapihkan paragraf.
Baris 24:
|religion =
}}
[[Meester in de Rechten|Mr.]] Haji Raden Ayu '''Maria Ulfah Soebadio Sastrosatomo''' ({{lahirmati|[[Serang]], [[Banten]]|18|8|1911|[[Jakarta]]|15|4|1988}}) atau dahulu dikenal sebagai ''Maria Ulfah Santoso'' adalah salah satu mantan Menteri Sosial pada [[Kabinet Sjahrir II]]. Nama Santoso diambil dari nama suami pertama dan nama Soebadio Sastrosatomo diambil dari nama suami kedua setelah suami pertama meninggal dunia.

Ia adalah perempuan [[Indonesia]] pertama yang meraih gelar sarjana [[hukum]], memangku jabatan menteri dan anggota [[Dewan Pertimbangan Agung]].<ref name="Ens">{{id}}Hassan Shadily & Redaksi Ensiklopedi Indonesia (Red & Peny)., Ensiklopedi Indonesia Jilid 6 (SHI-VAJ). Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve, hal. 3317</ref> Ia memulai karirnya sebagai tenaga honorer bagian perundang-undangan Kabupaten [[Cirebon]].<ref name="Ens" /> Ia juga menjadi guru AMS Muhammadiyah Jakarta pada tahun 1943.<ref name="Ens" />

Selama pendudukan Jepang ia bekerja di [[Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia|Departemen Kehakiman]], kemudian pindah ke [[Kementerian Luar Negeri Indonesia|Departemen Luar Negeri]].<ref name="Ens" /> Pada tahun 1946, setahus setelah Deklarasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Subadio diangkat menjadi [[Menteri Sosial]] dalam [[Kabinet Sjahrir]].<ref name="Ens" /> Pada tahun 1946-2947, ia menjabat sebagai sekretaris Perdana Menteri/Dewan Menteri di Jakarta.<ref name="Ens" /> Pada tahun 1950-1961, Subadio menjadi ketua Panitia Sensor [[Film]] di Jakarta.

Selain jabatan tetapnya itu, ia aktif dalam mengikuti kongres-kongres yang diselenggarakan baik di dalam negeri maupun di luar negeri.<ref name="Ens" /> Pada tahun 1968, ia menjabat sebagai anggota [[Dewan Pertimbangan Agung]] (DPA).<ref name="Ens" /> Untuk jasa-jasanya, Maria Ulfah Subadio dianugerahi penghargaapenghargaan Satya Lencana Karya Satya Tingkat II pada tahun 1961; Bintang Maha Putera Utama (1973).<ref name="Ens" />

Semasa hidupnya Subadio menikah dua kali, yang pertama dengan Mr. Santoso (1848), dan dengan Soebadio Sastrosatomo yang aktif dalam gerakan kemerdekaan [[Republik Indonesia]], anggota KNIP, Parlemen Republik Indonesia Sementara, Dewan Perwakilan Rakyat Sementara, dan DPR hasil Pemilu I (1955).<ref name="Ens" />
 
== Riwayat ==