Keimanan dalam Islam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
 
Adapun sikap 'percaya' didapatkan setelah memahami apa yang disampaikan oleh mu'min mubaligh serta visi konsep kehidupan yang dibawakan. Percaya dalam Qur'an selalu dalam konteks sesuatu yang ghaib, atau yang belum terrealisasi, ini artinya sifat orang yang beriman dalam tingkat paling rendah adalah mempercayai perjuangan para pembawa risalah dalam merealisasikan kondisi ideal bagi umat manusia yang dalam Qur'an disebut dengan 'surga'. Dalam tingkat selanjutnya orang yang beriman ikut serta dalam misi penegakkan [[Din]] Islam.
 
<b>Mu'min</b>
Mu'min atau orang-orang yang beriman bukan sekedar orang-orang yang hanya 'percaya' sebagaimana dipahami mayoritas Muslim. Orang yang menerima Islam tidak serta merta dia dianggap sebagai orang beriman, tapi dianggap sebagai orang yang menyerahkan dirinya agar diatur dengan Din Islam.
 
[Al-Hujurat:14] <i>Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." </i>
 
Lalu siapakah sebenarnya yang disebut orang-orang beriman ?
 
[Al-Hujurat:15] <i>Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.</i>
 
Jadi orang yang berhak disebut beriman adalah orang-orang yang ikut dalam perjuangan penegakkan Din Islam.