Arie Frederik Lasut: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 14:
|religion = [[Kristen]]
}}
'''Arie Frederik Lasut''' ({{lahirmati|[[Kapataran, Lembean Timur, Minahasa]]|6|7|1918|[[Pakem, Sleman|Pakem]], [[Sleman]], [[Yogyakarta]]|7|5|1949}}) adalah seorang [[Pahlawan Nasional Indonesia]] dan ahli pertambangan dan geologis. Dia terlibat dalam perang kemerdekaan [[Indonesia]] dan pengembangan sumber daya pertambangan dan geologis pada saat-saat permulaan negara Republik Indonesia. Lasut dilahirkan di desa Kapataran, yang sekarang berada di kabupaten [[Minahasa]], provinsi [[Sulawesi Utara]]. Dia adalah putera tertua dari delapan anak dari Darius Lasut dan Ingkan Supit.<ref name="safwan" /> Adiknya yang bernama Willy Lasut sempat menjabat sebagai [[Gubernur Sulawesi Utara]].
 
== Pendidikan ==
Lasut mulai sekolah di Hollands Inlandsche School (HIS) di [[Tondano]]. Ia kemudian mendapat kesempatan untuk sekolah guru di Hollands Inlandsche Kweekschool (HIK) di [[Kota Ambon|Ambon]] karena keberhasilannya menjadi juara dalam kelasnya. Pada tahun 1933 Lasut lulus dari HIK Ambon dan termasuk salah satu siswa yang terpilih untuk melanjutkan sekolah ke HIK [[Bandung]]. Namun hanya setahun di Bandung, Lasut berkeputusan untuk tidak menjadi guru dan pindah ke [[Jakarta]] untuk mengikuti pelajaran di Algeme(e)ne Middelbare School (AMS).<ref name="mirnawati">{{cite book |last=Mirnawati |first= |date=2012 |title=Kumpulan Pahlawan Indonesia Terlengkap |url= |location= |publisher=Cerdas Interaktif |isbn= |access-date= }}</ref>{{rp|158}} Pada tahun 1937 Lasut lulus dari AMS dan memulai sekolah kedokteran di Geneeskundige Hooge School yang sekarang adalah Fakultas Kedokteran di [[Universitas Indonesia]]. Lasut terpaksa harus berhenti dari sekolah ini karena kesulitan dana.<ref name="niaga">{{cite book |last= |first= |date=2008 |title=Pahlawan Indonesia |url= |location= |publisher=Niaga Swadaya |isbn= |access-date= }}</ref>{{rp|40}} Pada tahun 1938 Lasut mulai bekerja di Departement van Ekonomische Zaken (Departemen Urusan Ekonomi).
 
Setahun kemudian Lasut masuk Techniche Hoogeschool te Bandung (Sekolah Teknik Bandung) yang sekarang adalah [[Institut Teknologi Bandung]]. Tetapi studinya harus dihentikan lagi karena kesulitan dana. Ia kemudian mendaftar dan berhasil mendapat beasiswa dari Dienst van den Mijnbouw (Jawatan Pertambangan) untuk menjadi asisten geolog. Saat itu adalah saat bermulanya [[Perang Dunia II]] dan serangan-serangan pasukan Jepang yang akhirnya menuju ke Indonesia pada tahun 1942. Sewaktu di sekolah teknik di Bandung Lasut pernah mendapat latihan untuk menjadi Corps Reserve Officer untuk membantu Belanda melawan Jepang. Lasut turut serta dalam perang melawan Jepang di [[Ciater]] di [[Jawa Barat]]. Semasa pendudukan Jepang di Indonesia Lasut bekerja di Chorisitsu Chosayo (Jawatan Geologis) di Bandung. Ia bersama dengan R. Sunu Sumosusastro termasuk beberapa orang Indonesia yang diberi posisi dalam jawatan tersebut oleh Jepang.
 
== Perjuangan kemerdekaan ==
Pada bulan September 1945, Presiden menginstruksikan untuk mengambilalih instansi-instansi pemerintahan dari Jepang. Lasut ikutserta dalam pengambilalihan jawatan geologis dari Jepang yang berhasil dilakukan secara damai. Jawatan itu kemudian dinamakan Jawatan Pertambangan dan Geologi. Kantor jawatan terpaksa harus dipindah beberapa kali untuk menghindari agresi Belanda setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kantor jawatan sempat pindah ke [[Tasikmalaya]], [[Magelang]], dan [[Yogyakarta]] dari tempat semulanya di Bandung.<ref name="grasindo">{{cite book |last= |first= |date=2007 |title=Jejak-Jejak Pahlawan: Perekat Kesatuan Bangsa Indonesia |url= |location= |publisher=Grasindo |isbn= |access-date= }}</ref>{{rp|171}} Sekolah pelatihan geologis juga dibuka selama kepemimpinan Lasut sebagai kepala jawatan saat itu.
 
Selain usahanya di jawatan, Lasut turut aktif dalam organisasi Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS) yang bertujuan untuk membela kemerdekaan Indonesia.<ref name="grasindo" /> Dia juga adalah anggota Komite Nasional Indonesia Pusat, awal mula dewan perwakilan di Indonesia[http://www.dpr<ref name="sosial">{{cite book |last= |first= |date=1994 |title=Wajah dan Sejarah Perjuangan Pahlawan Nasional (Volume 5) |url= |location= |publisher=Departemen Sosial R.goI.id, Direktorat Urusan Kepahlawanan dan Perintis Kemerdekaan |isbn= |access-date= }}</tentang/sejarah.php].ref>{{rp|77}}
 
Lasut terus diincar oleh Belanda karena pengetahuannya tentang pertambangan dan geologi di Indonesia, tetapi ia tidak pernah mau bekerjasama dengan mereka.<ref name="grasindo2">{{cite book |last= |first= |date=1994 |title=Harta Bumi Indonesia: Biografi J.A. Katili |url= |location= |publisher=Grasindo |isbn= |access-date= }}</ref>{{rp|119}} Pada pagi hari tanggal [[7 Mei]] [[1949]], Lasut diambil oleh Belanda dari rumahnya dan dibawa ke Pakem, sekitar 7 kilometer di utara Yogyakarta. Di sana ia ditembak mati. Beberapa bulan kemudian jenazahnya dipindahkan ke pekuburan Sasanalaya Jl. Ireda di Yogyakarta di samping isterinya yang telah lebih dulu meninggal pada bulan Desember 1947. Upacara penguburan dihadiri oleh Mr. Assaat, pejabat presiden pada saat itu.<ref name="safwan">{{cite book |last=Safwan |first=M. |date=1976 |title=Arie Fredrik Lasut: Pahlawan Nasional |url= |location= |publisher=Proyek Biografi Pahlawan Nasional, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan |isbn= |access-date= }}</ref>
 
'''Arie Frederik Lasut''' mendapat penghargaan ''Pahlawan Pembela Kemerdekaan'' oleh pemerintah Indonesia pada tanggal [[20 Mei]] [[1969]].<ref name="keppres">Keputusan President Republik Indonesia No. 12/TK/1969</ref>
 
== Kehidupan keluarga ==
Lasut menikah dengan Nieke Maramis pada tanggal [[31 Desember]] [[1941]][. Mereka dikaruniai satu anak perempuan, Winny Lasut.<ref name="sinar_harapan">{{cite web |url=http://www.sinarharapan.co.id/berita/0208/06/opi03.html]. Mereka|title=Mengenang dikaruniaiArie satuFrederick anakLasut perempuan,|last=Tumembouw Winny|first=Charles Lasut.|date=6 August 2002 |website= |publisher=Sinar Harapan |access-date=4 August 2007 |quote=}}</ref>
 
== Sumber ==
{{reflist}}
* Safwan, M. (1976). ''Arie Fredrik Lasut: Pahlawan Nasional''. Jakarta: Proyek Biografi Pahlawan Nasional, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
 
* [http://www.dpr.go.id/tentang/sejarah.php "Sejarah DPR RI"]. Accessed [[4 Agustus]] [[2007]].
 
* Tumembouw, Charles. [http://www.sinarharapan.co.id/berita/0208/06/opi03.html "Mengenang Arie Frederick Lasut"], ''Sinar Harapan'', [[6 Agustus]] [[2002]]. Accessed [[4 Agustus]] [[2007]].
 
{{Pahlawan Indonesia}}