Jeremy Bentham: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 37:
 
== Kebaikan yang terbesar ==
[[File:Bentham - Defence of usury, 1788 - 5231094.tif|thumb|''Defence of usury'', 1788]]
Sebagai prinsip pedoman bagi kebijakan publik, Bentham mengambil sebuah pepatah yang telah dikemukakan sejak awal abad 18 oleh seorang filsuf [[Skotlandia]]-[[Irlandia]] bernama [[Francis Hutcheson]].<ref name="Story"/> Pepatahnya: "Tindakan yang terbaik adalah yang memberikan sebanyak mungkin kebahagiaan bagi sebanyak mungkin orang".<ref name="Story"/> Bentham mengembangkan pepatah ini menjadi sebuah filsafat moral, yang menyatakan bahwa benar salahnya suatu tindakan harus dinilai berdasarkan konsekuensi-konsekuensi yang diakibatkannya.<ref name="cambridge"/><ref name="isme"/>
 
Konsekunsi yang baik adalah konsekuensi yang memberikan kenikmatan kepada seseorang.<ref name="kamus"/> Di lain pihak, konsekuensi yang buruk adalah konsekuensi yang memberikan penderitaan kepada seseorang.<ref name="kamus"/> Dengan demikian, dalam situasi apapun pedoman tindakan yang benar adalah arah memaksimumkan kenikmatan dibandingkan penderitaan.<ref name="kamus"/> Atau dengan kata lain, meminimumkan penderitaan dibandingkan kenikmatan.<ref name="kamus"/>
 
Filsafat ini kemudian dikenal sebagai [[utilitarianisme]].<ref name="isme"/> Dinamakan demikian karena menilai setiap tindakan berdasarkan utilitasnya, yakni keberagamannya dalam membawakan konsekuensi-konsekuensi.<ref name="isme"/> Para pendukung filsafat ini menerapakan prinsip-prinsip tersebut dalam bidang moralitas individu, kebijakan politik, hukum, dan sosial.<ref name="isme"/> Filsafat ini sangat terlihat dalam memengaruhi pemerintahan [[Inggris]]. ''The greatest good of the greatest number'' yang artinya, kebaikan terbesar untuk jumlah terbesar.<ref name="Story"/> Prinsip ini sudah menjadi ungkapan keseharian yang sudah sangat akrab di telinga setiap orang Inggris.<ref name="Story"/>
 
== Referensi ==