Suku Dayak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak 2 perubahan teks terakhir (oleh Suyono Darul dan 120.23.8.129) dan mengembalikan revisi 8363037 oleh Putera Ramadhan: menolak suntingan yang memiliki niat
Penambahan konten
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 84:
Kedatangan bangsa Tionghoa di selatan Kalimantan tidak mengakibatkan perpindahan penduduk Dayak dan tidak memiliki pengaruh langsung karena mereka hanya berdagang, terutama dengan kerajaan Banjar di Banjarmasin. Mereka tidak langsung berniaga dengan orang Dayak. Peninggalan bangsa Tionghoa masih disimpan oleh sebagian suku Dayak seperti piring malawen, belanga (guci) dan peralatan keramik.
 
Sejak awal abad V bangsa Tionghoa telah sampai di Kalimantan. Pada abad XV [[Kaisar Yongle]] mengirim sebuah angkatan perang besar ke selatan (termasuk Nusantara) di bawah pimpinan [[Cheng Ho]], dan kembali ke Tiongkok pada tahun [[1407]], setelah sebelumnya singgah ke [[Jawa]], [[Kalimantan]], [[Malaka]], [[Manila]] dan [[Solok]]. Pada tahun [[1750]], Sultan Mempawah menerima orang-orang Tionghoa (dari Brunei) yang sedang mencari emas. Orang-orang Tionghoa tersebut membawa juga barang dagangan diantaranya candu, sutera, barang pecah belah seperti piring, cangkir, mangkok dan guci.<ref>Sarwoto KertodipoeroKertod ipoero, 1963</ref> Kerajaan Kutai Kartanegara yang berada di Kalimantan Timur dulunya adalah kerajaan Suku Dayak.
 
== Pembagian sub-sub etnis ==