Kesultanan Makassar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aldnonymous (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: Rujukan → Referensi using AWB
Naval Scene (bicara | kontrib)
Baris 7:
Awalnya Upaya penyebaran agama Islam dari [[Jawa]] ke Makassar tidak banyak membawa hasil.<ref name="Nino"/> Demikian pula usaha [[Sultan Baabullah]] dari Ternate yang mendorong penguasa Gowa-Tallo agar memeluk agama Islam.<ref name="Nino"/> Islam baru dapat berpijak kuat di Makassar berkat upaya Datok Ribandang dari [[Minangkabau]].<ref name="Nino"/>
 
Pada tahun 1650, Penguasa Gowa dan Tallo memeluk agama Islam.<ref name="Nino"/> Dalam perjalanannya kerajaan masing-masing, dua kerajaan bersaudara ini dilanda peperangan bertahun-tahun.<ref name="Nino"/> Hingga kemudian pada masa Gowa dipimpin Raja Gowa X, Kerajaan Tallo mengalami kekalahan.<ref name="republika">{{cite web|author=Afriza Hanafia|title= Lintasan Sejarah Kesultanan Gowa-Tallo|url= http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/14/02/21/n1bm7o-lintasan-sejarah-kesultanan-gowatallo-1|accessdate= 6 Mei 2014}}</ref> Kedua kerajaan kembar itu pun menjadi satu [[kerajaan]] dengan kesepakatan “Rua Karaeng se’re ata” (dua raja, seorang hamba).<ref name="republika"/> Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo ini akhirnya meleburkan kedua wilayah menjadi Kesultanan makassar yang berpusat di Sombaopu.<ref name="Nino"/> Meleburnya kedua kerajaan tersebut menjadi Kesultanan Makassar disaat Kerajaan Gowa sedang dipimpin oleh [[Daeng Manrabbia]] bergelar [[Sultan Alauddin]] yang berkuasa dari tahun 1591 hingga 1638.<ref name="Nino"/> Sedangkan Kerajaan Tallo dibawah kekuasaan [[Karaeng Matoaya]] yang bergelar Sultan Abdullah sekaligus menjadi Mangkubumi Kesultanan Makassar pertama.<ref name="Nino"/>
 
== Faktor-faktor penyebab Kesultanan Makassar menjadi besar ==