Transubstansiasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Ign christian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 32:
 
== Pandangan Katolik Roma ==
[[Berkas:Fractio-panis1.JPG|thumb|Pemecahan roti Ekaristi dalam suatu perayaan [[Jalan Neokatekumen|Neokatekumen]]]]
=== Substansi dan aksiden ===
Perbedaan antara "[[substansi]]" dan "[[aksiden]]" berasal dari filosofi Aristoteles, namun teologi Ekaristi Katolik Roma tidak berdasar pada filosofi tersebut. Substansi merujuk pada kenyataan yang mendasarinya, sementara aksiden adalah kualitas-kualitas yang dialami secara [[empiris]]. Substansi adalah hakikat atau [[esensi]] dasar dari suatu hal, yang mana sifatnya mempertahankan dan mengumpulkan satu kesatuan aksiden.<ref>{{en}} {{cite book |url=https://books.google.co.id/books?id=Q-2CRzlijgwC |title=The Sacramental Mystery |author=Paul Haffner |publisher=Gracewing Publishing |edition=1999 |isbn=9780852444764 |page=91-92}}</ref> Substansi di sini berarti sesuatu di dalamnya sendiri, hakikatnya. Misalnya: bentuk sebuah topi bukanlah topi itu sendiri; bukan juga warna, ukuran, kelembutan atau hal apapun dari topi tersebut yang bisa dicerna oleh [[panca indra]] manusia. Topi itu sendiri (sang "substansi") ''memiliki'' bentuk, warna, ukuran, kelembutan dan ciri-ciri lainnya, namun topi itu sendiri berbeda dengan hal-hal tersebut.<ref>{{en}} {{cite book |url=https://books.google.co.id/books?id=4cU9AAAAIAAJ |title=Catholic Evidence Training Outlines |author=Maisie Ward, Francis Joseph Sheed |publisher=Sheed and Ward |year=1935 |edition=3, digital: 27 Ags 2007}}</ref> Walau penampilannya — yang mana juga dirujuk oleh istilah filsafat 'aksiden' — dapat dicerna oleh indera manusia, tapi substansinya tidak.
 
Istilah "aksiden" tidak pernah digunakan dalam [[dogma]] atau penjelasan resmi Gereja Katolik mengenai doktrin transubstansiasi; misalnya dalam KGK atau [[Konsili Trente]] sesi ke-13 — ketika menegaskan definisi transubstansiasi — istilah aksiden tidak ditemukan, sementaratetapi Konsiliyang Trentedigunakan menggunakanadalah istilah ''species''.<ref name="ct13"/> Namun beberapa [[teolog]] menggunakan istilah aksiden dalam menjelaskan transubstansiasi, misalnya St [[Thomas Aquinas]].
 
=== Transubstansiasi ===
Ketika berada di [[Perjamuan Terakhir]]-nya, [[Yesus]] berkata: "Inilah tubuh-Ku",<ref>{{ayat|Matius|26|26}}, {{ayat|Markus|14|22}}, {{ayat|Lukas|22|18}}, {{ayat|1 Korintus|11|24}}</ref> apa yang iaIa pegang di tangannyatangan-Nya masih memiliki semua ''penampilan'' dari sepotong roti sepenuhnya: "kecelakaan-kecelakaan''species''" iniroti tetap tidak berubah. Namun, [[Gereja Katolik Roma]] percaya bahwa, ketika Yesus menyatakan hal tersebut,<ref name="p41"/>{{rp|1376}} ''kenyataan mendasar'' ("hakekat") dari roti tersebut telah diubah menjadi bagian dari tubuhnyaTubuh-Nya. Dengan kata lain, roti itu ''sesungguhnya adalah'' tubuhTubuh-Nya, disedangkan saat semuaseluruh penampilannya yang dapat dicerna oleh [[panca indera]] manusia atau yang dapat ditemukan olehataupun penelitian ilmiah adalah masih sepotongtetap roti, sama seperti sebelumnya. Gereja Katolik percaya bahwa perubahan hakekat roti dan anggur terjadi pada saat [[konsekrasi]] Ekaristi.,<ref name="p41"/>{{rp|1377}}<ref>[{{en}} {{cite web |url=http://www.30giorni.it/us/articolo.asp?id=9352 |author=Avery Cardinal Dulles, SJ |title=Christ’s Presence in the Eucharist: True, Real and Substantial] |publisher=30GIORNI}}</ref> saat kata-kata konsekrasi diucapkan oleh [[pastor|imam]] yang bertindak selaku Kristus ([[in persona Christi]]).
 
Karena [[Kristus]] yang bangkit dari antara yang mati adalah Kristus yang hidup, Gereja Katolik percaya bahwa ketika roti berubah menjadi tubuhTubuh-Nya, bukan sajahanya tubuhTubuh-Nya saja yang hadir, melainkantapi Kristus sendiri secara penuh juga hadir, yaknisepenuhnya (tubuh dan darah-Nya, bersama dengan jiwa dan keilahian-Nya). Hal yang sama juga berlaku bagi anggur yang berubah menjadi darahDarah-Nya.<ref name="p41">[{{en}} {{cite web |url=http://www.usccbvatican.orgva/catechismarchive/textENG0015/pt2sect2chpt1art3__P41.htmHTM ''|title=Catechism of the Catholic Church |chapter=V. The Sacramental Sacrifice Thanksgiving, Memorial, Presence |publisher=Libreria Editrice Vaticana}}</ref>{{rp|1373-1374}} Darah itu sendiri juga berada dalam rupa (''species'') roti, 1413]dan Tubuh-Nya juga berada dalam rupa anggur;</ref name="ct13"/> Kepercayaansehingga inidengan melingkupimenyambut halTubuh-Nya yang([[Hosti lebihKudus]]) besarsama daripadaartinya doktrindengan transubstansiasi,menyambut yangTubuh secaradan langsungDarah-Nya. hanya[[Katekismus membatasiGereja diriKatolik|KGK]] pada1377 perubahanmenyatakan rotibahwa kehadiran Kristus dalam rupa Ekaristi dimulai saat konsekrasi dan anggurIa menjaditetap tubuhhadir selama rupa Ekaristi ada; Kristus hadir sepenuhnya dalam setiap rupa dan darahmasing-masing bagiannya, sehingga pemecahan roti tidak membagi Kristus.<ref name="p41"/>
 
=== Konsubstansiasi dan konsubstansial ===
Doktrin "[[konsubstansiasi]]" berpendapat bahwa [[substansi]] dari roti dan anggur masih tetap ada, setelah [[konsekrasi]] dalam Ekaristi, bersamaan dengan substansi [[Tubuh|Tubuh Kristus]] dan [[Darah Kristus]].<ref>{{en}} {{cite web |url=http://web.archive.org/web/20041109230057/http://www.lcms.org/ca/www/cyclopedia/02/display.asp?t1=C&word=CONSUBSTANTIATION |editor=Erwin L. Lueker, Luther Poellot, Paul Jackson |edition=2000 |location=St. Louis |title=Consubstantiation |publisher=Concordia Publishing House |others=retrieved from Christian Cyclopedia}}</ref> Gereja Katolik menolak doktrin konsubstansiasi karena, seperti ditegaskan dalam Konsili Trente dan tertulis dalam KGK 1376, konsekrasi mengubah <u>seluruh</u> substansi roti menjadi substasi [[Tubuh Kristus]] dan <u>seluruh</u> substansi anggur menjadi substansi Darah Kristus;<ref name="ct13"/><ref name="p41">{{en}} {{cite web |url=http://www.vatican.va/archive/ENG0015/__P41.HTM |title=Catechism of the Catholic Church |chapter=V. The Sacramental Sacrifice Thanksgiving, Memorial, Presence |publisher=Libreria Editrice Vaticana}}</ref> yang berarti bahwa substansi roti dan substansi anggur tidak ada lagi setelah konsekrasi.
Istilah serupa lainnya adalah "[[konsubstansial]]" (sehakikat) yang digunakan untuk menjelaskan doktrin [[Tritunggal]], seperti tertulis dalam [[Katekismus Gereja Katolik|KGK]] 467, bahwa Kristus sehakikat (konsubstansial) dengan [[Allah Bapa|Bapa]] dalam keilahian-Nya dan sehakikat (konsubstansial) dengan [[manusia]] dalam kemanusiaan-Nya.<ref>{{en}} {{cite web |url=http://www.vatican.va/archive/ENG0015/__P1J.HTM |title=Catechism of the Catholic Church |chapter=Paragraph 1. The Son of God Became Man |publisher=Libreria Editrice Vatican}}</ref> Secara prinsip istilah konsubstansiasi dan konsubstansial bermakna serupa, yaitu satu substansi (sehakikat), hanya secara teknis digunakan dalam konteks berbeda; sementara istilah transubstansiasi berarti perubahan substansi (hakikat).