Royal Brunei Airlines: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ahmaditya Irsyad (bicara | kontrib)
Ahmaditya Irsyad (bicara | kontrib)
Baris 28:
[[Berkas:Royal Brunei Airlines Boeing 737-200 Green-1.jpg|thumb|left|Boeing 737-200 milik Royal Brunei baru saja lepas landas.]]
[[Berkas:V8-RBA Boeing B.757 Royal Brunei (8392104196).jpg|thumb|left|Boeing 757-200 Royal Brunei berada di [[Bandara Internasional Kuala Lumpur]], [[Malaysia]].]]
 
 
Brunei Darussalam, kerajaan yang berada di bagian timur Malaysia, diberi kelonggaran oleh Inggris untuk mempersiapkan kemerdekaannya, salah satunya yaitu, mendirikan perusahaan transportasi udara yang bernama Royal Brunei Airlines. Didirikan pada tanggal 18 November 1974 dengan 2 armada pesawat [[Boeing 737|Boeing 737-200]], maskapai meluncurkan rute penerbangan perdana secara marathon dari [[Singapura]], [[Kuching]] dan [[Kota Kinabalu]] serta [[Hong Kong]] yang dibuka pada Tahun 1975. Di tahun-tahun berikutnya, pengembangan rute juga diperluas dengan dimasukkannya [[Manila]] yang dibuka pada Tahun 1976 dan [[Bangkok]] pada Tahun 1977. Memasuki dekade 1980an, Royal Brunei menerima armada Boeing 737 yang ketiga yang saat itu juga digunakan untuk membuka rute baru ke [[Kuala Lumpur]] pada Tahun 1981 dan [[Darwin]] di Tahun 1983. Masuknya pesawat ini membuat maskapai semakin yakin akan arah ekspansi yang lebih terlihat. Hal ini terbukti dengan lengkapnya daftar rute yang dibuka oleh maskapai di area ASEAN dan Laut China Selatan.
Baris 35 ⟶ 34:
 
=== Tahun 2003-Sampai saat ini: Restrukturisasi keseluruhan dan menuju maskapai regional ASEAN ===
[[Berkas:Royal Brunei Airlines Boeing 767-33AER; V8-RBH@LHR;05.06.2010 576ca (4689060250).jpg|thumb|leftright|Boeing 767-300ER Royal Brunei berada di [[Bandara Internasional Zurich]].]]
 
Setelah mengalami tahun tahun tanpa keuntungan, Royal Brunei memulai restrukturisasi besar-besaran pada tahun [[2003]]. Rencana strategis 2003 salah satunya yaitu, menambah jumlah armada yang sebelumnya hanya 9 pesawat menjadi 24 pesawat pada tahun [[2013]]. Armada 6 Boeing 767 akan dikonversi melalui serangkaian penjualan dan leasing menjadi 15 pesawat berbadan sempit dan 8 pesawat berbadan lebar. Perencanaan juga memasukkan ekspansi penambahan kota [[Auckland]], [[Tokyo]], [[Sydney]], [[Seoul]] dan [[Ho Chi Minh]] serta meningkatkan frekuensi penerbangan. Pada tahun [[2004]] hingga [[2008]], Royal Brunei akan menginvestasikan dana sebesar USD 400 juta untuk pesawat berbadan sempit. Untuk tahun 2008 hingga 2013 akan diadakan investasi sebesar USD 800 juta intik membeli pesawat berbadan lebar sebagai pengganti dari armada 767. Kemungkinan besar pesawat badan lebar yang masuk adalah [[Airbus]] A340, A330 dan [[Boeing]] 777.