Tari Bedaya Ketawang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baskoro Aji (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baskoro Aji (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 21:
*Penari ke tujuh disebut ''Gulu'' yang disimbolkan sebagai badan.<ref name="b"/><ref name="f"/>
*Penari ke delapan disebut ''Dhada'' yang disimbolkan sebagai badan.<ref name="b"/><ref name="f"/>
*Penari ke sembilan disebut ''Boncit'' yang disimbolkan sebagai organ seksual. Penari ke sembilan disini direpresentasikan sebagai konstelasi bintang-bintang yang merupakan simbol ''tawang'' atau langit.<ref name="d"/>
 
Busana yang digunakan oleh para penari Bedhaya Ketawang adalah ''dodot ageng'' atau disebut juga ''basahan'', yang biasanya digunakan oleh pengantin perempuan [[Suku Jawa|Jawa]]. Penari juga menggunakan ''gelung bokor mengkurep'', yaitu ''gelungan'' yang berukuran lebih besar daripada ''gelungan'' gaya [[Kesultanan Yogyakarta|Yogyakarta]],<ref name="e">[http://www.anneahira.com/Teks pranala]</ref> serta berbagai aksesoris perhiasan yang terdiri atas ''centhung'', ''garudha mungkur'', ''sisir jeram saajar'', ''cundhuk mentul'', dan ''tiba dhadha'' (rangkaian bunga melati yang dikenakan di ''gelungan'' yang memanjang hingga dada bagian kanan). Busana penari Bedhaya Ketawang sangat mirip dengan busana pengantin Jawa dan didominasi dengan warna hijau, menunjukkan bahwa Bedhaya Ketawang merupakan tarian yang menggambarkan kisah asmara [[Kanjeng Ratu Kidul|Kangjeng Ratu Kidul]] dengan raja-raja [[Kesultanan Mataram|Mataram]].
Baris 29:
==Referensi==
 
== Pranala luar ==
 
* [[Sultan Agung|Sultan Agung Hanyakrakusuma]]
* [[Keraton Surakarta]]
* [[Kesultanan Mataram]]
 
[[Kategori:Budaya Indonesia]]