Pakubuwana XII: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baskoro Aji (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baskoro Aji (bicara | kontrib)
Baris 90:
Sebenarnya Pakubuwana XII sudah berusaha untuk mengembalikan status [[Daerah Istimewa Surakarta]]. Pada [[15]] [[Januari]] [[1952]] Pakubuwana XII pernah memberi penjelasan tentang Wilayah Swapraja Surakarta secara panjang lebar pada Dewan Menteri di [[Jakarta]], dalam kesempatan ini ia menjelaskan bahwa Pemerintah Swapraja tidak mampu mengatasi gejolak dan rongrongan yang disertai ancaman bersenjata, sementara Pemerintah Swapraja sendiri tidak mempunyai alat kekuasaan. Namun usaha itu tersendat-sendat karena tak kunjung menemui titik temu. Pada tahun [[1954]], akhirnya Pakubuwana XII sendiri memutuskan untuk meninggalkan keraton guna menempuh pendidikan di [[Jakarta]]. Ia menunjuk KGPH. Kusumayuda sebagai wakil sementara di keraton.
 
Meskipun gagal secara politik, namun Pakubuwana XII tetap menjadi figur pelindung kebudayaan [[Jawa]]. Pada zaman reformasi, para tokoh nasional, seperti mantan presiden [[Abdurrahman Wahid|KH. Abdurrahman Wahid]}], tetap menghormatinya sebagai salah satu sesepuh tanah [[Jawa]].
 
Pakubuwana XII meninggal dunia pada tanggal [[11 Juni]] [[2004]]. Sepeninggalnya sempat terjadi perebutan takhta antara '''Pangeran Hangabehi''' dangan '''Pangeran Tejowulan''', yang masing-masing menyatakan diri sebagai [[Pakubuwana XIII]].