Bosnia dan Herzegovina: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rudyindarto (bicara | kontrib)
Rudyindarto (bicara | kontrib)
Baris 51:
|color5 = Silver
}}
Bosnia merupakan salah satu negara paling multi-religius di daerah Balkan karena tak ada agama yang membentuk mayoritas mutlak. Dikenal sebagai tempat dimana "Timur bertemu Barat", disinilah tempat dimana Kekaisaran Romawi Kuno pecah menjadi Kekaisaran Romawi Barat yang menganut Kristen Katolik dan Kekaisaran Romawi Timur (atau Bizantin) yang menganut Kristen Ortodoks. Perbedaan kepercayaan ini ditambah dengan kedatangan bangsa Turki Utsmaniyah pada abad ke-15 yang membawa Islam. Ibukota Bosnia sendiri, Sarajevo, dikenal sebagai "[[Yerusalem]] Eropa" karena, sampai abad ke-20, merupakan satu-satunya tempat di Eropa dimana terdapat Gereja, Masjid, dan Sinagoga yang berdiri berdampingan.
Identifikasi keagamaan di Bosnia dan Herzegovina relatif penting karena masih hangatnya keadaan politik antar-suku. Sejak kemerdakaan Balkan dari Kesultanan Utsmaniyah, tiap suku sangat erat dihubungkan dengan agama; pada zaman Federasi Yugoslavia, seseorang yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari bangsa Bosnia otomatis akan didaftarkan sebagai "Muslim" bahkan jika orang tersebut tidak menganut agama Islam. Dalam Yugoslavia, tiap suku diidentifikasikan sebagai berikut: bangsa Serbia, Montenegro, dan [[bangsa Makedonia|Makedonia]], menganut Kristen Ortodoks; bangsa Kroasia dan Slovenia menganut Kristen Katolik; dan bangsa Bosnia dan [[bangsa Albania|Albania]] menganut Islam. Hal ini dibawa pada perpecahan Yugoslavia; faktanya, Perang Yugoslavia selain disebabkan oleh konflik antar-etnik juga didorong oleh konflik antar-agama berkepanjangan.
 
Identifikasi keagamaan di Bosnia dan Herzegovina relatif penting karena masih hangatnya keadaan politik antar-suku. Sejak kemerdakaan Balkan dari Kesultanan Utsmaniyah, tiap suku sangat erat dihubungkan dengan agama; pada zaman Federasi Yugoslavia, seseorang yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari bangsa Bosnia otomatis akan didaftarkan sebagai "Muslim" bahkan jika orang tersebut tidak menganut agama Islam. Dalam Yugoslavia, tiap suku diidentifikasikan sebagai berikut: bangsa Serbia, Montenegro, dan [[bangsa Makedonia|Makedonia]], menganut Kristen Ortodoks; bangsa Kroasia dan Slovenia menganut Kristen Katolik; dan bangsa Bosnia dan [[bangsa Albania|Albania]] menganut Islam. Hal ini dibawa pada perpecahan Yugoslavia; faktanya, Perang Yugoslavia selain disebabkan oleh konflik antar-etnik juga didorong oleh konflik antar-agama berkepanjangan.
Bosnia merupakan salah satu negara paling multi-religius di daerah Balkan karena tak ada agama yang membentuk mayoritas mutlak. Dikenal sebagai tempat dimana "Timur bertemu Barat", disinilah tempat dimana Kekaisaran Romawi Kuno pecah menjadi Kekaisaran Romawi Barat yang menganut Kristen Katolik dan Kekaisaran Romawi Timur (atau Bizantin) yang menganut Kristen Ortodoks. Perbedaan kepercayaan ini ditambah dengan kedatangan bangsa Turki Utsmaniyah yang membawa Islam. Ibukota Bosnia sendiri, Sarajevo, dikenal sebagai "[[Yerusalem]] Eropa" karena, sampai abad ke-20, merupakan satu-satunya tempat di Eropa dimana terdapat Gereja, Masjid, dan Sinagoga yang berdiri berdampingan.
 
Badan Pusat Statistik Bosnia memperkirakan afiliasi agama sebagai berikut: 45% Muslim (sebagian besar bangsa Bosnia), 36% Kristen Ortodoks (sebagian besar bangsa Serbia), dan 15% Kristen Katolik (sebagian besar bangsa Kroasia), dengan 1% sisanya menganut Kristen Protestan serta 3% lain-lain (ateis, Yahudi, dll.).