Sakramen: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
+{{for}}, perbaikan prolog
Ign christian (bicara | kontrib)
pindahkan sebagian tulisan ke bagiannya yg relevan, maaf..terpaksa hapus duplikasi tulisan2 berlebihan & tulisan yg tidak semestinya, +{{ref improve}}
Baris 1:
{{for|tanda suci (obyek materi atau tindakan) yang memiliki kemiripan dengan Sakramen|Sakramentali}}
{{ref improve}}
'''Sakramen''' ({{lang-en|sacrament}}), kata sifatnya yaitu '''sakramental''' ({{lang-en|sacramental}}), dalam konteks tertentu dianggap sebagai suatu [[ritus]] [[agama]] [[Kristen]] yang mana merupakan perantara (penyalur) rahmat dari [[Allah]] (ilahi). Kata 'sakramen' berasal dari [[Bahasa Latin]] ''sacramentum'' yang secara [[harafiah]] berarti "menjadikan suci". Salah satu contoh penggunaan kata ''sacramentum'' adalah sebagai sebutan untuk [[sumpah]] bakti yang diikrarkan para prajurit [[Romawi]]; istilah ini kemudian digunakan oleh [[Gereja]] dalam pengertian harafiahnya dan bukan dalam pengertian sumpah tadi.<ref>Strong, ''Systematic Theology'', Philadelphia, PA: Judson Press, 1954 hal 930</ref> Selaras dengan dalamnya makna yang dikandungnya, [[Gereja Timur|Gereja-Gereja Timur]] biasa menyebut Sakramen dengan sebutan "Misteri" atau "Misteri Suci".
 
Gereja-Gereja [[Gereja Katolik|Katolik]], [[Gereja Ortodoks Timur|Ortodoks Timur]], [[Gereja Ortodoks Oriental|Ortodoks Oriental]], [[AssyriaGereja Asiria Timur|Asiria Timur]], [[Gereja Anglikan|Anglikan]], [[Methodis]], dan [[Gereja Lutheran|Lutheran]] yakin bahwa sakramen-sakramen bukan sekedar simbol-simbol belaka, melainkan "tanda-tanda atau simbol-simbol yang mengeluarkan apa yang dilambangkannya", jadi, sakramen-sakramen, di dalamnya dan dari padanya, yang dilayankan dengan benar, digunakan [[Allah]] sebagai sarana untuk mengkomunikasikan rahmat bagi umat beriman yang menerimanya.
'''Sakramen''' ({{lang-en|sacrament}}), kata sifatnya yaitu '''sakramental''' ({{lang-en|sacramental}}), dalam konteks tertentu dianggap sebagai suatu [[ritus]] [[agama]] [[Kristen]] yang mana merupakan perantara (penyalur) rahmat dari [[Allah]] (ilahi). Kata 'sakramen' berasal dari [[Bahasa Latin]] ''sacramentum'' yang secara [[harafiah]] berarti "menjadikan suci". Salah satu contoh penggunaan kata ''sacramentum'' adalah sebagai sebutan untuk [[sumpah]] bakti yang diikrarkan para prajurit [[Romawi]]; istilah ini kemudian digunakan oleh [[Gereja]] dalam pengertian harafiahnya dan bukan dalam pengertian sumpah tadi.<ref>Strong, ''Systematic Theology'', Philadelphia, PA: Judson Press, 1954 hal 930</ref>
 
Beberapa [[Gereja]], denominasiSakramen-denominasi Kristen, tidak sepaham dalam hal jumlah dan pelaksanaan sakramen, namunbiasanya umumnya sakramen-sakramen diyakini telah dilembagakandilayankan oleh [[Yesusklerus]]. Pihak yang tidak percaya (pada [[teologitahapan sakramental]] menyebut ritus-ritus tersebut — atau setidak-tidaknya ritus-ritus yang mereka gunakan — terutama [[pembaptisan]] dan [[Komuni]], sebagai "ordinansi." Sakramen-sakramen biasanya dilayankan oleh klerus bagi satu atau lebih penerimatertentu), dan umumnya difahamidipahami melibatkan unsur-unsur yang terlihat dan yang tak terlihat. Unsur yang tak terlihat (yang bermanifestasi di dalam diri) dianggap terjadi berkat karya [[Roh Kudus]], rahmat Allah bekerja di dalam diri para penerima sakramen,. sedangkanSedangkan unsur yang terlihat (atau yang tampak dari luar) meliputi penggunaan benda-benda seperti [[air]], [[minyak]], [[roti]], serta roti[[hosti]] dan [[Anggur (minuman)|anggur]] yang diberkati atau dikonsekrasidi[[konsekrasi]]; penumpangan tangan; ataudimana suatusemuanya kaul(sumpah) penting tertentu yang ditandaiditeguhkan dengan suatu pemberkatanpernyataan umumoleh (sepertipelayan pada pernikahan dan absolusi)sakramen.
Selaras dengan dalamnya makna yang dikandungnya, [[Gereja Timur|Gereja-Gereja Timur]] biasa menyebut Sakramen dengan sebutan "Misteri" atau "Misteri Suci".
 
 
== Sakramen Protestan ==
{{utama|Sakramen (Protestan)}}
Bagi Gereja [[Protestan]], kata "menjadi perantara" atau "menyalurkan" digunakan hanya dengan pemahaman bahwa sakramen adalah suatu simbol atau peringatan yang terlihat dari rahmat yang tak terlihat. Gereja-Gereja [[Pentakosta]] klasik, kaum [[Injili]], [[Nazarin]] dan [[Fundamentalis]], menganut suatu bentuk imamat yang unik. Karena alasan ini, kebanyakan dari mereka[[denominasi]] lebih suka menggunakan istilah “Fungsi Imamat” atau “Ordinansi”. Keyakinan ini menjadikan ordinansi efektif dalam hal ketaatan dan partisipasi orang-orang percaya serta kesaksian pimpinan dan anggota jemaat. Cara pandang ini bersumber dari pengembangan konsep "imamat setiap orang percaya". Kegiatan ordinansi lebih ditekankan peran imamat dari pada peran sakramentalnya sehingga ordinansi lebih dipandang sebagai suatu tindakan pengorbanan yang dipersembahkan oleh orang-orang percaya dari pribadinya masing-masing, dari pada sebagai suatu ritual yang mengandung kuasa sendiri.
 
Beberapa [[denominasi Kristen]] Protestan, termasuk Anglikan dan Kaum Katolik-Lama (bukan Gereja Katolik), tidak sepaham dalam hal jumlah dan pelaksanaan sakramen, namun umumnya sakramen-sakramen diyakini telah dilembagakan oleh [[Yesus]]. Kebanyakan hanya mengakui beberapa sakramen saja dari 7 sakramen yang diakui oleh Gereja Katolik dan Ortodoks. [[Pembaptisan]] dan [[Ekaristi]] dipandang sebagai dua sakramen ketuhanan yang berdasar pada Kitab [[Injil]] dan [[Perjanjian Baru]], merupakan "sakramen-sakramen yang diperintahkan, yang mendasar, dan yang utama, yang dianugerahkan bagi keselamatan manusia," serta menganggap kelima ritus sakramental lainnya sebagai "sakramen rendah" yang merupakan turunan dari kedua sakramen utama tadi —yang adalah misteri-misteri “injili” atau “dominikal”.
== Sakramen Katolik ==
{{utama|Sakramen (Katolik)}}
Gereja-Gereja Katolik, [[Gereja Ortodoks|Ortodoks Timur]], [[Gereja Ortodoks Oriental|Ortodoks Oriental]], [[Assyria]], [[Gereja Anglikan|Anglikan]], [[Methodis]], dan [[Gereja Lutheran|Lutheran]] yakin bahwa sakramen-sakramen bukan sekedar simbol-simbol belaka, melainkan "tanda-tanda atau simbol-simbol yang mengeluarkan apa yang dilambangkannya", jadi, sakramen-sakramen, di dalamnya dan dari padanya, yang dilayankan dengan benar, digunakan [[Allah]] sebagai sarana untuk mengkomunikasikan rahmat bagi umat beriman yang menerimanya.
 
Selain ketujuh sakramen di atas, beberapaBeberapa golongan Kristen (khususnya golongan [[Anabaptis]] dan kelompok-kelompok Persaudaraan) mengakui upacara [[pembasuhan kaki]] sebagai sakramen (lihat Injil [[Yohanes 13]]:14), dan beberapa golongan Kristen lainnya (Misalnyamisalnya Polish National Catholic Church of America) ingin agar mendengarkan Pembacaan Injil dianggap sebagai suatu sakramen pula. Jumlah, nama dan makna sakramen-sakramen serta penambahan sakramen-sakramen baru berbeda-beda antara satu denominasi dengan denominasi lainnya.
Dalam tradisi Kekristenan Barat, sakramen diartikan sebagai tanda yang terlihat, yakni [[kulit]] luar yang membungkus isinya, yaitu rahmat rohaniah (walaupun tidak semua sakramen diterima semua Gereja sebagai sakramen). Ketujuh sakramen adalah [[Pembaptisan]], [[Krisma]] (atau [[Penguatan]]), [[Ekaristi]] (Komuni), [[Sakramen Imamat|Imamat]] (Pentahbisan), [[Rekonsiliasi]] (atau Pengakuan Dosa), [[Pengurapan orang sakit]] (Minyak Suci), dan [[Pernikahan]]. Kebanyakan dari sakramen-sakramen ini digunakan sejak masa apostolik dalam Gereja, tetapi perkawinan, misalnya, baru diakui sebagai suatu sakramen pada [[abad pertengahan]]. Beberapa Gereja tidak menganggap beberapa dari sakramen di atas sebagai sakramen. Beberapa Gereja yang lain, misalnya Gereja Anglikan dan Kaum Katolik-Lama (bukan Gereja Katolik), menganggap dua sakramen ketuhanan dalam [[Injil]], yaitu Pembaptisan dan Ekaristi, sebagai "sakramen-sakramen yang diperintahkan, yang mendasar, dan yang utama, yang dianugerahkan bagi keselamatan kita," serta menganggap kelima ritus sakramental lainnya sebagai "sakramen rendah" yang merupakan turunan dari kedua sakramen utama tadi.
 
[[Gereja Bala Keselamatan]] tidak mempraktekkan sakramen-sakramen formal dengan berbagai macam alasan, termasuk adanya keyakinan bahwa adalah lebih baik bila berkonsentrasi pada realitas di balik simbol-simbol; meskipun demikian, Gereja ini tidak melarang warganya untuk menerima sakramen-sakramen di denominasi-denominasi lain[.<ref>{{en}} {{cite web |url=http://www.salvationarmy.org.uk/uki/www_uki.nsf/vw-dynamic-arrays/C28E39B2CA06E8F98025708A003D9FAC?openDocument]. |title=?}}{{citation broken}}</ref>
Beberapa [[Gereja]], denominasi-denominasi Kristen, tidak sepaham dalam hal jumlah dan pelaksanaan sakramen, namun umumnya sakramen-sakramen diyakini telah dilembagakan oleh [[Yesus]]. Pihak yang tidak percaya pada [[teologi sakramental]] menyebut ritus-ritus tersebut — atau setidak-tidaknya ritus-ritus yang mereka gunakan — terutama [[pembaptisan]] dan [[Komuni]], sebagai "ordinansi." Sakramen-sakramen biasanya dilayankan oleh klerus bagi satu atau lebih penerima, dan umumnya difahami melibatkan unsur-unsur yang terlihat dan yang tak terlihat. Unsur yang tak terlihat (yang bermanifestasi di dalam diri) dianggap terjadi berkat karya [[Roh Kudus]], rahmat Allah bekerja di dalam diri para penerima sakramen, sedangkan unsur yang terlihat (atau yang tampak dari luar) meliputi penggunaan benda-benda seperti [[air]], [[minyak]], [[roti]], serta roti dan [[anggur]] yang diberkati atau dikonsekrasi; penumpangan tangan; atau suatu kaul(sumpah) penting tertentu yang ditandai dengan suatu pemberkatan umum (seperti pada pernikahan dan absolusi).
 
=== Anglikan ===
Sakramen dalam Gereja Katolik
Pandangan Gereja-Gereja dalam [[Komuni Anglikan]] berbeda-beda dalam hal ini. Artikel ke-39 dalam Buku Doa Bersama (Book of Common Prayer) tahun 1662 menyatakan bahwa Pembaptisan dan Komuni Suci adalah dua sakramen dominikal yang diakui dalam Gereja Inggris, dan kelima praktek lainnya dianggap "secara umum disebut sakramen." Kaum Anglo-Katolik (anggota Komuni Anglikan) senantiasa mengakui angka tujuh sebagai jumlah sakramen. Katekismus Gereja Episkopal di Amerika Serikat (anggota Komuni Anglikan), versi revisi lengkap tahun 1979, menyatakan: "Allah tidak membatasi diri-Nya dengan ritus-ritus ini; ritus-ritus tersebut adalah pola-pola dari cara-cara yang tak terhitung jumlahnya di mana Allah menggunakan hal-hal yang bersifat material untuk menjangkau kita."
 
== Sakramen Katolik ==
Ketujuh sakramen adalah sebagai berikut:
{{utama|Sakramen (Katolik)}}
Dalam tradisi Kekristenan Barat, sakramen diartikan sebagai tanda yang terlihat, yakni [[kulit]] luar yang membungkus isinya, yaitu rahmat rohaniah.
 
Ketujuh sakramen adalah sebagai berikut:
* [[Pembaptisan]] (Permandian)
* [[Ekaristi]] (Komuni Suci)
* [[Penguatan]] (Sakramen Krisma)
* [[Sakramen Perkawinan|Pernikahan]] (Perkawinan)
* [[Sakramen Imamat|Imamat]] (Pentahbisan)
* [[Rekonsiliasi]] (Pengakuan Dosa, Sakramen Tobat)
* [[Pengurapan orang sakit]] (Sakramen Minyak Suci)
 
== Ortodoks ==
Beberapa Gereja menggunakan nama-nama lain untuk menyebut sakramen-sakramen yang mereka akui, misalnya Krisma ([[Bahasa Inggris]]: Chrismation, [[Bahasa Italia]]: Crezima) adalah sebutan [[Gereja Ortodoks]] untuk menyebut ritus penerimaan meterai Roh Kudus (Sakramen Penguatan); dan Gereja-Gereja Protestan di Indonesia lebih umum menggunakan sebutan Sakramen Perjamuan Kudus atau Sakramen Meja Tuhan dari pada Sakramen Ekaristi atau Komuni Suci.
UntukKetujuh lebihsakramen akuratnyayang diakui oleh Gereja Katolik, bagipada umumnya juga diterima oleh [[Gereja Ortodoks|Gereja Ortodoks Timur]] dan [[Gereja Ortodoks Oriental]] serta banyak Gereja dari Komuni Anglikan, akan tetapi Gereja-Gereja ini tidak membatasi jumlah sakramen sampai tujuh saja, karena yakin bahwa apapun yang diperbuat oleh Gereja selaku Gereja dalam beberapa segi adalah sakramental. Menurut Gereja Ortodoks Timur dan Gereja Ortodoks Oriental, istilah “Sakramen” adalah suatu faham Barat yang berusaha mengklasifikasikan sesuatu yang tidak mungkin diklasifikasikan. Mereka lebih suka menggunakan istilah “Misteri”, karena “Bagaimana hal itu mungkin terjadi” tak dapat difahami oleh manusia. Allah menyentuh kitamanusia melalui sarana-sarana material seperti air, roti, minyak, kemenyan, lilin, altar, ikon, dstdan lainnya. Bagaimana Allah melakukannya merupakan agung tanpa diragukan lagi adalah Ekaristi, yang di dalamnya orang-orang yang mengambil bagian, dengan berpartisipasi dalam [[liturgi]] serta menerima roti dan anggur yang sudah dikonsekrasi, yang diyakini telah menjadi tubuh dan darah Kristus sendiri, secara langsung berkomuni (masuk dalam persekutuan) dengan Allah. Adanya kekurangjelasan tersebut dipandang Gereja Ortodoks sebagai kesalehan dan sikap hormat terhadap sesuatu yang mendalam dan tak terfahami. Gereja Ortodoks tidak ingin mencoba menggolong-golongkannya ke dalam jenjang-jenjang apapun karena tindakan tersebut dipandang sebagai tindakan buang-buang waktu yang tidak perlu terjadi dan tidak berfaedah.
 
Pendekatan ini merupakan karakteristik teologi Ortodoks pada umumnya, dan kerap disebut "[[apofatik,]]" yang artinya setiap dan semua pernyataan positif mengenai Allah dan hal-hal teologis lainnya harus diimbangi dengan pernyataan-pernyataan negatif. Misalnya, meskipun bahwasanya benar dan
Selain ketujuh sakramen di atas, beberapa golongan Kristen (khususnya golongan Anabaptis dan kelompok-kelompok Persaudaraan) mengakui upacara pembasuhan kaki sebagai sakramen (lihat Injil Yohanes 13:14), dan beberapa golongan Kristen lainnya (Misalnya Polish National Catholic Church of America) ingin agar mendengarkan Pembacaan Injil dianggap sebagai suatu sakramen pula. Jumlah, nama dan makna sakramen-sakramen serta penambahan sakramen-sakramen baru berbeda-beda antara satu denominasi dengan denominasi lainnya.
tepat untuk mengatakan bahwa Allah itu ada, atau bahkan bahwa Allah adalah satu-satunya yang sungguh-sungguh ada, pernyataan-pernyataan semacam itu harus difahami juga mengandung gagasan bahwa Allah melampaui apa yang biasanya difahami dengan istilah "ada". Meskipun demikian, para [[teolog]] Ortodoks menulis juga mengenai keberadaan tujuh misteri (sakramen) "utama".
 
Beberapa [[Sakramen (Protestan)|Gereja Protestan]] menganggap misteri-misteri “injili,” atau “dominikal,” yakni Pembaptisan dan Ekaristi sajalah yang merupakan sakramen, karena hanya keduanya yang langsung dilembagakan oleh Yesus sendiri, seperti tertulis dalam Injil-Injil. Kelima ritus lainnya dianggap bukan sakramen bersarkan Kitab Perjanjian Baru. Jadi, meskipun hampir semua Gereja Protestan menyelenggarakan upacara akad nikah, dan banyak pula yang menahbiskan pejabat-pejabat Gerejanya dalam upacara Pentahbisan, Gereja-Gereja Kristen ini menganggap ritus-ritus tersebut sebagai ordinansi (upacara/ibadah khusus) atau Sarana-Sarana Rahmat, bukannya sakramen.
 
Pandangan Gereja-Gereja dalam [[Komuni Anglikan]] berbeda-beda dalam hal ini. Artikel ke-39 dalam Buku Doa Bersama (Book of Common Prayer) tahun 1662 menyatakan bahwa Pembaptisan dan Komuni Suci adalah dua sakramen dominikal yang diakui dalam Gereja Inggris, dan kelima praktek lainnya dianggap "secara umum disebut sakramen." Kaum Anglo-Katolik (anggota Komuni Anglikan) senantiasa mengakui angka tujuh sebagai jumlah sakramen. Katekismus Gereja Episkopal di Amerika Serikat (anggota Komuni Anglikan), versi revisi lengkap tahun 1979, menyatakan: "Allah tidak membatasi diri-Nya dengan ritus-ritus ini; ritus-ritus tersebut adalah pola-pola dari cara-cara yang tak terhitung jumlahnya di mana Allah menggunakan hal-hal yang bersifat material untuk menjangkau kita."
 
Berbagai Gereja bertradisi Katolik juga mengenal "''sakramentali''" (bukan ''sakramental''), yakni tindakan penghormatan yang berbeda dari layaknya sakramen-sakramen, namun juga merupakan sarana-sarana rahmat. Benda-benda seperti rosario (tasbih), berbagai macam skapulir dan medali suci termasuk dalam sakramental.
 
Ketujuh sakramen yang diakui oleh Gereja Katolik, pada umumnya juga diterima oleh [[Gereja Ortodoks|Gereja Ortodoks Timur]] dan [[Gereja Ortodoks Oriental]] serta banyak Gereja dari Komuni Anglikan, akan tetapi Gereja-Gereja ini tidak membatasi jumlah sakramen sampai tujuh saja, karena yakin bahwa apapun yang diperbuat oleh Gereja selaku Gereja dalam beberapa segi adalah sakramental.
Untuk lebih akuratnya, bagi Gereja Ortodoks Timur dan Gereja Ortodoks Oriental istilah “Sakramen” adalah suatu faham Barat yang berusaha mengklasifikasikan sesuatu yang tidak mungkin diklasifikasikan. Mereka lebih suka menggunakan istilah “Misteri”, karena “Bagaimana hal itu mungkin terjadi” tak dapat difahami oleh manusia. Allah menyentuh kita melalui sarana-sarana material seperti air, roti, minyak, kemenyan, lilin, altar, ikon, dst. Bagaimana Allah melakukannya merupakan agung tanpa diragukan lagi adalah Ekaristi, yang di dalamnya orang-orang yang mengambil bagian, dengan berpartisipasi dalam liturgi serta menerima roti dan anggur yang sudah dikonsekrasi, yang diyakini telah menjadi tubuh dan darah Kristus sendiri, secara langsung berkomuni (masuk dalam persekutuan) dengan Allah. Adanya kekurangjelasan tersebut dipandang Gereja Ortodoks sebagai kesalehan dan sikap hormat terhadap sesuatu yang mendalam dan tak terfahami. Gereja Ortodoks tidak ingin mencoba menggolong-golongkannya ke dalam jenjang-jenjang apapun karena tindakan tersebut dipandang sebagai tindakan buang-buang waktu yang tidak perlu terjadi dan tidak berfaedah.
 
Pendekatan ini merupakan karakteristik teologi Ortodoks pada umumnya, dan kerap disebut "apofatik," artinya setiap dan semua pernyataan positif mengenai Allah dan hal-hal teologis lainnya harus diimbangi dengan pernyataan-pernyataan negatif. Misalnya, meskipun bahwasanya benar dan
tepat untuk mengatakan bahwa Allah itu ada, atau bahkan bahwa Allah adalah satu-satunya yang sungguh-sungguh ada, pernyataan-pernyataan semacam itu harus difahami juga mengandung gagasan bahwa Allah melampaui apa yang biasanya difahami dengan istilah "ada."
 
Meskipun demikian, para teolog Ortodoks menulis juga mengenai adanya tujuh misteri (sakramen) "utama."
 
[[Gereja Bala Keselamatan]] tidak mempraktekkan sakramen-sakramen formal dengan berbagai macam alasan, termasuk adanya keyakinan bahwa adalah lebih baik bila berkonsentrasi pada realitas di balik simbol-simbol; meskipun demikian, Gereja ini tidak melarang warganya untuk menerima sakramen-sakramen di denominasi-denominasi lain[http://www.salvationarmy.org.uk/uki/www_uki.nsf/vw-dynamic-arrays/C28E39B2CA06E8F98025708A003D9FAC?openDocument].
 
== Lain-lain ==
Kaum Quaker tidak mempraktekkan sakramen-sakramen formal, karena percaya bahwa segala aktivitas semestinya dipandang suci.
 
== Arti Penting Sakramen ==
Umat Kristiani umumnya percaya bahwa sakramen secara langsung memengaruhi keadaan jiwa di alam baka. Sinode [[Missouri]] dari [[Gereja Lutheran]] menitikberatkan sakramen Pembaptisan. Mereka kerap sependapat dengan Santo Agustinus dari Hippo bahwa semua orang yang tidak dibaptis akan masuk ke neraka bila meninggal dunia, bahkan juga bayi. Di lain pihak, umat Katolik diizinkan percaya bahwa bayi-bayi yang meninggal tanpa dibaptis masuk ke [[limbo]]. Jika Gereja Protestan menitikberatkan Pembaptisan, umat Katolik justru percaya bahwa sakramen-sakramen lainnya juga diperlukan untuk mencegah agar umat beriman jangan sampai masuk ke neraka. Rekonsilisasi, misalnya, diperlukan bila seseorang telah berbuat dosa yang membawa maut ([[zina]], membunuh, cabul, tidak menghadiri Misa pada hari minggu karena keinginan sendiri, memberikan kesaksian palsu, tidak beriman, penggunaan alat kontrasepsi) seperti melewatkan Ekaristi tanpa alasan yang benar. Dalam Gereja Katolik, sakramen-sakramen dapat pula mengurangi penderitaan seseorang di purgatorium (api penyucian).
 
== Lihat pula ==
* [[Sakramen (Katolik)]].
* [[Sakramen (Protestan)]]
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
;Ekumenis
== Pranala luar ==
* Stookey, Laurence Hull. ''Baptism: Christ's Act in the Church.'' Nashville, Abingdon Press, 1982. ISBN 0-687-02364-5
* Stookey, Laurence Hull. ''Eucharist: Christ's Feast With the Church.'' Nashville: Abingdon Press, 1993. ISBN 0-687-12017-9
* [[World Council of Churches]]. ''Baptism, Eucharist and Ministry.'' Faith and Order paper. Geneva: [[World Council of Churches]],1982. ISBN 2-8254-0709-7
;Ortodoks
* Coniaris, Anthony. ''These Are the Sacraments: The Life-Giving Mysteries of the Orthodox Church'' Minneapolis: Light & Life Publishing, 1981. ISBN 0-937032-22-0
Baris 70 ⟶ 52:
* Martos, Joseph. ''Doors to the Sacred: A Historical Introduction to Sacraments in the Catholic Church.'' Revised Ed. Liguori, MO: Liguori Publications, 2001. ISBN 0-7648-0718-8
* Power, David Noel. ''Sacrament: The Language of God's Giving.'' New York: Herder & Herder, 1999. ISBN 0-8245-1798-9
* [http://www.ekaristi.org/dokumen/dokumen.php?subaction=showfull&id=1140381976&archive=&start_from=&ucat=1& Daftar Sakramen dan Referensi Kitab Suci]
;Anglikan
* MacQuarrie, John ''A Guide to the Sacraments'.' London: Continuum International Publishing, 1997. ISBN 0-8264-1027-8
Baris 76 ⟶ 59:
* Stamm, Mark W. ''Sacraments & Discipleship: Understanding the Sacraments in a United Methodist Context.'' Discipleship Resources, 2001. ISBN 0-88177-285-2
* White, James F. ''The Sacraments in Protestant Practice and Faith.'' Nashville: Abingdon Press, 1999. ISBN 0-687-03402-7
* Stookey, Laurence Hull. ''Baptism: Christ's Act in the Church.'' Nashville, Abingdon Press, 1982. ISBN 0-687-02364-5
 
* Stookey, Laurence Hull. ''Eucharist: Christ's Feast With the Church.'' Nashville: Abingdon Press, 1993. ISBN 0-687-12017-9
== Pranala luar ==
* [[World Council of Churches]]. ''Baptism, Eucharist and Ministry.'' Faith and Order paper. Geneva: [[World Council of Churches]],1982. ISBN 2-8254-0709-7
* [http://www.ekaristi.org/dokumen/dokumen.php?subaction=showfull&id=1140381976&archive=&start_from=&ucat=1& Daftar Sakramen dan Referensi Kitab Suci]
* [http://www.wcc-coe.org/wcc/what/faith/bem1.html Pembaptisan, Ekaristi, & Pelayanan] (suatu pernyataan ekumenis dari Dewan Gereja-Gereja Sedunia)
* [http://www.revneal.org/Writings/sactheol.html Sakramen-sakramen sebagai Sarana-Sarana Rahmat] dari Rahmat ke atas Rahmat: Teologi Sakramental dalam Kehidupan Kristiani. Oleh Gregory S. Neal