Kewartawanan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
JThorneBOT (bicara | kontrib)
clean up, removed: {{Link FA|pt}}
Baris 6:
Kewartawanan dapat dikatakan "coretan pertama dalam sejarah". Meskipun [[berita]] seringkali ditulis dalam batas waktu terakhir, tetapi biasanya [[Editor|disunting]] sebelum diterbitkan.
 
Para wartawan seringkali berinteraksi dengan sumber yang kadangkala melibatkan [[konfidensialitas]]. Banyak pemerintahan Barat menjamin kebebasan dalam pemberitaan (pers).
 
Aktivitas utama dalam kewartawanan adalah meliput, mengolah, dan menyajikan sebuah informasi dalam bentuk berita kepada khalayak. Selain itu, dapat juga dikatakan sebagai pelaporan kejadian dengan menyatakan siapa, apa, kapan, di mana, mengapa dan bagaimana (dalam bahasa Inggris dikenal dengan 5W+1H) dan juga menjelaskan kepentingan dan akibat dari kejadian atau yang sedang hangat (''trend''). Kewartawanan meliputi beberapa media: [[koran]], [[televisi]], [[radio]], [[majalah]] dan [[internet]] sebagai pendatang baru.
 
== Sejarah ==
Pada awalnya, komunikasi antar manusia sangat bergantung pada [[komunikasi]] dari mulut ke mulut. Catatan sejarah yang berkaitan dengan penerbitan media massa terpicu penemuan mesin cetak oleh [[Johannes Gutenberg]].
 
Di Indonesia, perkembangan kegiatan jurnalistik diawali oleh [[Belanda]]. Beberapa pejuang kemerdekaan Indonesia pun menggunakan kewartawanan sebagai alat perjuangan. Di era-era inilah ''Bintang Timoer'', ''Bintang Barat'', ''Java Bode'', dan ''Medan Prijaji ''terbit.
 
Pada masa [[Indonesia: Era Jepang|pendudukan Jepang]] mengambil alih kekuasaan, koran-koran ini dilarang. Akan tetapi pada akhirnya ada lima media yang mendapat izin terbit: ''Asia Raja'', ''Tjahaja'', ''Sinar Baru'', ''Sinar Matahari'', dan ''Suara Asia''.
Baris 21:
Masa kekuasaan presiden [[Soeharto]], banyak terjadi pembreidelan media massa. Kasus [[Harian Indonesia Raya]] dan [[Majalah Tempo]] merupakan dua contoh kentara dalam sensor kekuasaan ini. Kontrol ini dipegang melalui Departemen Penerangan dan [[Persatuan Wartawan Indonesia]] (PWI). Hal inilah yang kemudian memunculkan [[Aliansi Jurnalis Independen]] yang mendeklarasikan diri di Wisma Tempo Sirna Galih, [[Jawa Barat]]. Beberapa aktivisnya dimasukkan ke penjara.
 
Titik kebebasan pers mulai terasa lagi saat [[BJ Habibie]] menggantikan Soeharto. Banyak media massa yang muncul kemudian dan PWI tidak lagi menjadi satu-satunya organisasi profesi.
 
Kegiatan kewartawanan diatur dengan Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 yang dikeluarkan [[Dewan Pers]] dan Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 yang dikeluarkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia atau [[KPI]]
Baris 43:
{{commons}}
{{Wikinewscat|Journalism|Journalisme}}
 
* [http://www.newspaperindex.com Newspaper Index]
* [http://ajiindonesia.org Aliansi Jurnalis Independen]
Baris 50 ⟶ 49:
[[Kategori:Jurnalisme| ]]
[[Kategori:Media massa]]
 
{{Link FA|pt}}