Melayu Riau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Putrakeren (bicara | kontrib)
Putrakeren (bicara | kontrib)
Baris 43:
Sebelum kedatangan Islam ke nusantara, banyak bagian wilayah berada di bawah Kerajaan Sriwijaya antara abad ke-7 sampai abad ke-14 yang sangat dipengaruhi oleh tradisi Hindu-Buddha.<ref> Cœdès George and Damais Louis Charles, (1992). ''Sriwijaya: History, Religion and Language of an Early Malay Polity'', Kuala Lumpur: The Malaysian Branch Royal Asiatic Society, pp: viii.</ref> Pada masa itu Islam sudah diperkenalkan ketika Maharaja Sriwijaya mengirimkan surat kepada Khalifah [[Umar bin Abdul Aziz]], yang berisi permintaan untuk mengirimkan utusan untuk menjelaskan hukum Islam kepadanya.<ref>Azra, Azyumardi (2004). ''Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII'' (dalam bahasa Indonesia). Prenada Media. hlm. 27–28. ISBN 979-3465-46-8</ref>
[[File:Ilustrasi Pengislaman Sultan-Sultan Melayu.jpeg|thumb|Ilustrasi pengislaman Raja-raja Melayu.]]
Pada abad ke-12, masuknya Islam ke nusantara dibawa melalui [[Kesultanan Samudera Pasai|Samudera Pasai]] yang telah terlebih dahulu dan diakui sebagai perintis kerajaan Islam di nusantara, pada zamannya.<ref>Hamka, (1954). ''Sejarah Umat Islam'', Singapore: Pustaka.</ref>
 
Proses ekspansi Islam di alam melayu terjadi melalui perdagangan, pernikahan dan kegiatan misionaris ulama Muslim. Faktor-faktor ini menyebabkan penyebaran damai dan pertumbuhan pengaruh Islam di seluruh alam melayu. Faktor kuat diterimanya Islam oleh masyarakat melayu adalah aspek kesetaraan manusia, yang menurut ideologi masyarakat kala itu menganut sistem [[kasta]] dalam Hindu, dimana masyarakat kasta kelas bawah lebih rendah dari anggota kasta yang lebih tinggi.<ref>Wertheim, W.F, (1964). ''Indonesian Society in Transition: A Study of Social Change'', Haque: W. Van Hoeve, pp: 170.</ref>