Marsillam Simanjuntak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 69:
Pendidikan formal Marsilam Simanjuntak ditempuh di [[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia]] (lulus 1971). Di UI, Simanjuntak menjadi aktivis mahasiswa bersama [[Soe Hok Gie]], [[Goenawan Mohamad]]. Setamat studi kedokteran, Marsillam menyerahkan ijazah kepada ibunya, "Mama, ini saya persembahkan ijazah dokter saya kepada Mama. Ambil dan simpan sebagai tanda bakti dan hormat saya kepada Mama.”
 
Marsillam menekuni studi hukum di [[Fakultas Hukum Universitas Indonesia]]. Pada 1989, usia 46 tahun, Marsillam Simanjuntak mempertahankan skripsi berjudulnyaberjudul ''Unsur Hegelian dalam Pandangan Negara Integralistik. ''Skripsinya diterbitkan dalam bentuk buku berjudul ''Pandangan Negara Integralistik'' (Jakarta: Penerbit Graffiti, 1994). Marsillam menjadi pengajar di [[Fakultas Hukum Universitas Indonesia]].
 
Karier awalnya adalah dokter penerbangan di Maskapai Penerbangan Garuda. Masa kerjanya di Garuda sempat 'terpotong' 17 bulan. Pada tahun 1974 ia harus mendekam di rumah tahanan militer setelah disangka terlibat Peristiwa Malari. Penahanannya berakhir tanpa pernah diadili. Selepasnya dari tahanan (1975) ia diangkat sebagai Kepala Kesehatan. Marsillam Simanjuntak mendapat keputusan percepatan masa pensiun karena menolak menjadi anggota Korps Pegawai Negeri (Korpri) dan indoktrinasi P-4.