Zikir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan Wikiharga (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh SkullSplitter
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia
Baris 3:
'''Zikir''' atau '''Dzikir''' ([[bahasa Arab|Arab]]: ذِکْر‎, ''ðɪkr'') adalah sebuah aktifitas [[ibadah]] dalam umat [[Muslim]] untuk mengingat [[Allah]]. Di antaranya dengan menyebut dan memuji nama Allah, dan zikir adalah satu kewajiban yang tercantum dalam [[al-Qur'an]].<ref>"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya." (Al Ahzab 33:41).</ref> Bacaan zikir yang paling utama adalah kalimat ''"[[Laa Ilaaha Illallaah]]"'', sedangkan doa yang paling utama adalah ''"[[Alhamdulillah]]"''.<ref>Rasulullah {{saw}} mengajarkan doa berikut ini,
عن جَابِر بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : (( أَفْضَلُ الذِّكْرِ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ ، وَأَفْضَلُ الدُّعَاءِ : الْحَمْدُ لِلَّهِ ))
Dari Jabir bin Abdullah berkata, “Saya mendengar rasulullah {{saw}} bersabda: “Dzikir yang paling utama adalah Laa Ilaaha Illallahu dan doa yang paling utama adalah Al-hamdu Lillah.” (HR. Tirmidzi no. 3305, Ibnu Majah no. 3790, Ibnu Hibban, dan al-Hakim. Al-Hakim menshahihkannya, sedangkan syaikh Al-Albani menghasankannya dalam Shahih Sunan Tirmidzi no. 2692).</ref> Seseorang yang melakukan zikir disebut ''dzaakir'' (ذاكر).
 
==Etimologi==
Baris 24:
==Teknis berzikir==
[[Berkas:Bertasbih-jari-kanan.jpg|thumb|300px|Bertasbih yang dianjurkan oleh [[Nabi]] [[Muhammad]] yaitu menggunakan jari kanan atau ruas-ruas jari kanan, yang diyakini pada hari kiamat nanti jari jemari akan bersaksi dihadapan [[Allah]].<ref name="Ahmad 27089, Abu Daud 1501, Turmudzi 3583." />]]
Teknis berzikir dengan tasbih yang dilakukan oleh [[Nabi]] [[Muhammad]] adalah menghitung dengan jari kanan atau ruas-ruas jari kanan,<ref>Dari [[Abdullahname="Ahmad bin27089, AmrAbu binDaud Ash1501, Turmudzi 3583." >[[Yusairah]], beliau menceritakanmengatakan, Rasulullah {{saw}} berpesan kepada kami (para sahabat wanita),
رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْقِدُهُنَّ بِيَدِهِ
“Saya melihat, rasulullah {{saw}} menghitung dzikir beliau dengan tangannya.” (HR. Ahmad 6498 dan dinilai hasan oleh Syuaib Al-Arnauth).</ref><ref>Abdullah bin Umar, beliau berkata: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْقِدُ التَّسْبِيحَ قَالَ ابْنُ قُدَامَةَ بِيَمِينِهِ. "Saya melihat rasulullah {{saw}} menghitung tasbih (dzikirnya); [[Ibnu Qudamah]] mengatakan dengan tangan kanannya". (Hadits riwayat Abu Dawud, Bab Tasbih bil hasha, no. 1502).</ref><ref>Abdullah bin Umar berkata: “Saya melihat nabi bertasbih dengan (jari-jari) tangan kanannya.” (Hadits riwayat Abu Dawud (2/81), At-Tarmidzi (5/521), dan lihat ‘’Shahih al-Jami`’’ (4/271, no. 4865).</ref><ref name="Ahmad 27089, Abu Daud 1501, Turmudzi 3583." >[[Yusairah]], beliau mengatakan, Rasulullah {{saw}} berpesan kepada kami (para sahabat wanita),
يَا نِسَاءَ الْمُؤْمِنَينَ، عَلَيْكُنَّ بِالتَّهْلِيلِ وَالتَّسْبِيحِ وَالتَّقْدِيسِ، وَلَا تَغْفُلْنَ فَتَنْسَيْنَ الرَّحْمَةَ، وَاعْقِدْنَ بِالْأَنَامِلِ فَإِنَّهُنَّ مَسْئُولَاتٌ مُسْتَنْطَقَاتٌ
“Wahai para wanita mukminah, kalian harus rajin bertasbih, bertahlil, mensucikan nama Allah. Janganlah kalian lalai, sehingga melupakan rahmat. Hitunglah dengan jari-jari kalian, karena semua jari itu akan ditanya dan diminta untuk bicara.” (HR. Ahmad 27089, Abu Daud 1501, Turmudzi 3583, dan sanadnya dinilai hasan oleh Syuaib Al-Arnauth dan Al-Albani).</ref> dan bukan dengan bantuan media, seperti kerikil, biji-bijian ataupun dengan<ref>Dari [[bijiAbdullah tasbih]].bin KarenaAmr menurutbin hadits menyebutkan bahwa ada keutamaan berzikir ketika menggunakan ruas-ruas jari, keutamaannya adalah ketika pada hari [[kiamatAsh]] jari jemari akan diminta kesaksiannya dihadapan [[Allah]].<ref name="Ahmad 27089, Abubeliau Daud 1501menceritakan, Turmudzi 3583." />
رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْقِدُهُنَّ بِيَدِهِ
“Saya melihat, rasulullah {{saw}} menghitung dzikir beliau dengan tangannya.” (HR. Ahmad 6498 dan dinilai hasan oleh Syuaib Al-Arnauth).</ref><ref>Abdullah bin Umar, beliau berkata: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْقِدُ التَّسْبِيحَ قَالَ ابْنُ قُدَامَةَ بِيَمِينِهِ. "Saya melihat rasulullah {{saw}} menghitung tasbih (dzikirnya); [[Ibnu Qudamah]] mengatakan dengan tangan kanannya". (Hadits riwayat Abu Dawud, Bab Tasbih bil hasha, no. 1502).</ref><ref>Abdullah bin Umar berkata: “Saya melihat nabi bertasbih dengan (jari-jari) tangan kanannya.” (Hadits riwayat Abu Dawud (2/81), At-Tarmidzi (5/521), dan lihat ‘’Shahih al-Jami`’’ (4/271, no. 4865).</ref><ref name="Ahmaddan 27089,bukan Abudengan Daudbantuan 1501media, Turmudziseperti 3583."kerikil, biji-bijian ataupun dengan >[[Yusairahbiji tasbih]],. beliauKarena mengatakanmenurut hadits menyebutkan bahwa ada keutamaan berzikir ketika menggunakan ruas-ruas jari, Rasulullahkeutamaannya {{saw}}adalah berpesanketika kepadapada kamihari (para[[kiamat]] sahabatjari wanita)jemari akan diminta kesaksiannya dihadapan [[Allah]].<ref name="Ahmad 27089, Abu Daud 1501, Turmudzi 3583." />
 
Dikalangan umat Muslim sebagian adapula yang menggunakan media penghitung zikir, seperti tasbih atau alat penghitung (''counter''), dikarenakan lebih utama dan mudah menurut sebagian ulama.<ref>Ibnu Nujaim Al-Hanafi dalam kitab Al-Bahri Ar-Raaiq terhadap hadits tentang berdzikir dengan biji-biji tasbih berkomentar: "Nabi tidak melarangnya. Beliau hanyalah menunjukkan cara yang lebih mudah dan utama, seandainya makruh tentu beliau akan menjelaskan hal itu kepada wanita tersebut. Dari kandungan hadits ini, dapat kita pahami bahwa subhah (biji tasbih) tidak lebih dari kumpulan bijian yang dirangkai dengan benang. Masalah seperti ini tidak berdampak pada pelarangan. Maka, bukan pula kesalahan jika ikut menggunakannya sebagaimana sekelompok kaum sufi yang baik dan selain mereka. Kecuali jika di dalamnya tercampur muatan riya dan sum’ah, tetapi kami tidak membahas hal ini." (Ibnu ‘Abidin, Raddul Muhtar, Juz 5 hal. 54).</ref>
 
Imam Muhammad Abdurrauf Al Munawi menjelaskan dalam kitab ''"Faidhul Qadir Syarh Al Jami’ Ash Shaghir"'', ketika menerangkan hadits Yusairah: Hadits ini merupakan dasar terhadap sunahnya ''subhah'' (untaian biji tasbih) yang sudah dikenal. Hal itu dikenal pada masa [[sahabat nabi|sahabat]], Abdullah bin Ahmad telah meriwayatkan bahwa [[Abu Hurairah]] memiliki benang yang memiliki seribu himpunan, beliaudia tidaklah tidur sampai dia bertasbih dengannya.
 
Dalam riwayat [[Ad-Dailami]]: “Sebaik-baiknya dzikir adalah subhah,” tetapi mu’allif (Imam As-Suyuthi) mengutip dari sebagian ulama belakangan, Al Jalal Al Bulqini, dari sebagian mereka bahwa menghitung tasbih dengan jari jemari adalah lebih utama sesuai zhahir hadits.<ref>Faidhul Qadir, Juz 4 hal. 468. Cet. Ke-1, 1415H-1994M. Darul Kutub Al ‘Ilmiyah, Beirut .</ref>
Baris 166:
* [http://www.arrahmah.com/kajian-islam/doa-dzikir Doa Dzikir di Arrahmah.com]
* [http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/05/20/116506-sebuah-cara-untuk-menenangkan-hati Sebuah Cara Untuk Menenangkan Hati di Republika.co.id]
 
 
{{islam-stub}}
 
[[Kategori:Ibadah Islam]]
[[Kategori:Istilah Islam]]
 
 
{{islam-stub}}