Muslim bin al-Hajjaj: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia (2), Beliau → Dia (2) |
||
Baris 4:
| region = Iran
| era = Abad Pertengahan
| color = #B0C4DE
<!-- Image and Caption -->
| image_name = | image_caption =
<!-- Information -->
Baris 17:
| school_tradition = [[Syafi'i]]
| main_interests = [[hadits]]
| influences = <small>[[Ahmad Ibn Hanbal]]<br />[[Muhammad al-Bukhari]]<
| influenced =
| notable_ideas =
Baris 24:
'''Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi'''([[bahasa Arab]]: أبو الحسين مسلم بن الحجاج القشيري النيشابوري), atau sering dikenal sebagai Imam Muslim ([[821]]-[[875]]) dilahirkan pada tahun 204 Hijriah dan meninggal dunia pada sore hari Ahad bulan Rajab tahun 261 Hijriah dan dikuburkan di [[Naisaburi]].
Ia belajar hadis sejak masih dalam usia dini, yaitu mulai tahun 218 H. Ia pergi ke [[Hijaz]], [[Irak]], [[Syam]], [[Mesir]] dan negara-negara lainnya.
Di [[Khurasan]], ia berguru kepada [[Yahya bin Yahya]] dan [[Ishak bin Rahawaih]]; di Ray ia berguru kepada [[Muhammad bin Mahran]] dan [[Abu `Ansan]]. Di Irak ia belajar hadis kepada [[Imam Ahmad]] dan [[Abdullah bin Maslamah]]; di Hijaz belajar kepada [[Sa`id bin Mansur]] dan [[Abu Mas`Abuzar]]; di Mesir berguru kepada [[`Amr bin Sawad]] dan [[Harmalah bin Yahya]], dan kepada ulama ahli hadis yang lain.
Imam Muslim wafat pada Minggu sore, dan dikebumikan di kampung Nasr Abad, salah satu daerah di luar Naisabur, pada hari Senin, 25 Rajab 261 H / 5 Mei 875. dalam usia 55 tahun.
Baris 49:
== Shahih Bukhari dan Shahih Muslim ==
Al-Hafizh [[Ibnu Hajar]] mengulas kelebihan [[Shahih Bukhari]] atas Shahih Muslim, antara lain, karena [[Imam Bukhari|al-Bukhari]] mensyaratkan kepastian bertemunya dua perawi yang secara struktural sebagai guru dan murid dalam [[hadis]] mu'an'an; agar dapat dihukumi bahwa sanadnya bersambung. Sementara Muslim menganggap cukup dengan "kemungkinan" bertemunya kedua rawi tersebut dengan tidak adanya tadlis.
[[Imam Bukhari|Al-Bukhari]] mentakhrij hadis yang diterima para perawi tsiqqat derajat utama dari segi hafalan dan keteguhannya. Walaupun juga mengeluarkan hadis dari rawi derajat berikutnya dengan sangat selektif. Sementara Muslim, lebih banyak pada rawi derajat kedua dibanding Bukhari. Disamping itu kritik yang ditujukan kepada perawi jalur Muslim lebih banyak dibanding kepada [[Imam Bukhari|al-Bukhari]].
Sementara pendapat yang berpihak pada keunggulan Shahih Muslim beralasan - sebagaimana dijelaskan [[Ibnu Hajar]], bahwa Muslim lebih berhati-hati dalam menyusun kata-kata dan redaksinya, karena menyusunnya di negeri sendiri dengan berbagai sumber di masa kehidupan guru-gurunya. Ia juga tidak membuat kesimpulan dengan memberi judul bab sebagaimana Bukhari lakukan. Dan sejumlah alasan lainnya.
Namun prinsipnya, tidak semua [[hadis]] [[Imam Bukhari|Bukhari]] lebih shahih ketimbang [[hadis]] Muslim dan sebaliknya. Hanya pada umumnya kesahihan [[hadis]] riwayat [[Imam Bukhari|Bukhari]] itu lebih tinggi daripada kesahihan [[hadis]] dalam [[Shahih Muslim]].
|