Pluralisme agama: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Lukman Tomayahu (bicara | kontrib)
Menolak perubahan teks terakhir (oleh 103.241.206.186) dan mengembalikan revisi 8089243 oleh Marcus Cyron: maaf ditolak karena perubahan mengubah kata "referensi" menjadi "referensii"
Menyunting sub-tab Pluralisme Agama dalam Agama Buddha
Baris 18:
=== Kristen ===
Dalam dunia [[Kristen]], pluralisme agama pada beberapa dekade terakhir diprakarsai oleh [[John Hick]]. Dalam hal ini dia mengatakan bahwa menurut pandangan fenomenologis, terminologi pluralisme agama arti sederhananya ialah realitas bahwa sejarah agama-agama menunjukkan berbagai tradisi serta kemajemukan yang timbul dari cabang masing-masing agama. Dari sudut pandang [[filsafat]], istilah ini menyoroti sebuah teori khusus mengenai hubungan antartradisi dengan berbagai klaim dan rival mereka. Istilah ini mengandung arti berupa teori bahwa agama-agama besar [[dunia]] adalah pembentuk aneka ragam persepsi yang berbeda mengenai satu puncak hakikat yang misterius.<ref name"KR">[http://www.geocities.com/mohamsa/htm/artikel/pluralisme.htm Situs Geocities Mohammad Moesa]</ref><ref>Din Pazhuhi; (Religious Research) hal.308, artikel pluralisme dari John Hick</ref>
 
=== Buddha ===
Dengan mencontoh pandangan '''Sang Buddha''' tentang toleransi beragama, '''Raja '''[[Asoka]] membuat dekrit di batu cadas gunung ( hingga kini masih dapat di baca ) yang berbunyi : <em>“… janganlah kita menghormat agama kita sendiri dengan mencela agama orang lain. Sebaliknya agama orang lain hendaknya dihormat atas dasar tertentu. Dengan berbuat begini kita membantu agama kita sendiri untuk berkembang disamping menguntungkan pula agama lain. Dengan berbuat sebaliknya kita akan merugikan agama kita sendiri di samping merugikan agama orang lain. Oleh karena itu, barang siapa menghormat agamanya sendiri dengan mencela agama lain – semata – mata karena dorongan rasa bakti kepada agamanya dengan berpikir ‘ bagaimana aku dapat memuliakan agamaku sendiri ‘ maka dengan berbuat demikian ia malah amat merugikan agamanya sendiri. Oleh karena itu toleransi dan kerukunan beragamalah yang dianjurkan dengan pengertian, bahwa semua orang selain mendengarkan ajaran agamanya sendiri juga bersedia untuk mendengarkan ajaran agama yang dianut orang lain… “</em>
 
== Catatan dan referensi ==