Diskriminasi terhadap Tionghoa-Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
SamanthaPuckettIndo (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 27:
 
== Penyebab ==
Salah satu permulaan dari kebijakan pen-diskriminasi-an terhadap etnis Tionghoa dimulai dari diselenggarakannya seminar AD II , 25-31 Agustus 1966. Yang dengan Seminar tersebut , Jenderal Soemitro ( kini sudah almarhum ) dalam memoarnya yang berjudul “Dari Panglima Mulawarman sampai Pangkopkamtib.” , Dalam Memoar tersebut Jenderal Soemitro mengisahkan wajah kebijaksanaan politiknya semasa menjadi Pangdam Jawa Timur, yaitu menolak dan tidak suka pada apa saja yang berbau Cina. Kata Jenderal Soemitro yang kemudian menjadi Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) dalam memoarnya “… Yang berbau Cina saya hilangkan. Saya larang pemakaian bahasa Cina di muka umum. Saya larang mereka mereka melakukan pembukuan dalam bahasa Cina , Jualan dengan memakai bahasa Cina juga saya larang ( dalam hal ini dia pernah secara langsung menggampar dan kemudian menahan seorang pedagang yg dipergokinya menggunakan Bahasa mandarin dalam pembicaraan di sebuah pasar ) Memang Jenderal Soemitro ini adalah salah satu yang paling terkenal keras dalam menjalankan politik “ Anti Cina “ . “ Tentang agama saya sarankan mereka memilih agama yang ada di daerahnya, yaitu antara lain Islam, Kristen, Budha dan Hindu. Suku mereka adalah di mana mereka lahir. Saya himbau bagi WNI agar nama diganti dengan nama Indonesia, atau suku di mana mereka lahir. Semua ini saya keluarkan pada tanggal 1 Januari 1967.” Tanpa tedeng aling-aling Jenderal Sumitro bertutur tentang segala kebijakannya yang dengan sepenuh kesadaran menindas komunitas Tionghoa di Jatim yang tersarikan dalam sebuah kalimat ringkas. “pendeknya, segala yang berbau Cina, saya larang” ( Secara jelas Dia bermaksud melakukan semacam “Genosida” dengan melalukan “ Pembantaian Budaya “ - “ Pembantaian Tradisi “ dan “ Pembantaian Bahasa “ Tionghoa ), sampai kepada kreatifitas nya menyusun hadiah Tahun Baru 1 Januari 1967 berupa paket peraturan yang pada dasarnya melucuti seluruh HAM pada soso manusia beretnik Tionghoa di negeri ini. Seperti diubahnya sebutan kata Tiongkok/Tionghoa menjadi “ C i n a ” ( Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Tentang Masalah Cina No.SE-06/Pres.Kab/6/67 ) dan sampai dengan dibentuknya sebuah Badan khusus untuk menangani hal ini yaitu Badan Koordinasi Masalah Cina / BKMC , yang sampai dengan hari ini belum pernah terdengar badan ini dibubarkan , walaupun tidak juga terdengar lagi aktifitasnya tapi jelas Badan ini masih ada .
 
== Efek ==