Pesawat Kepresidenan Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Andriana08 (bicara | kontrib) k merapikan kalimat |
|||
Baris 1:
[[Berkas:Indonesia Air Force One.png|thumb|right|
'''Pesawat kepresidenan Indonesia''' adalah pesawat udara khusus yang digunakan oleh [[Presiden Indonesia]] dan [[Wakil Presiden Indonesia]]. Pesawat ini dirancang untuk
Sebelum memiliki pesawat kepresidenan khusus tersendiri, presiden dan wakil presiden
Proses pembuatan dan modifikasi pesawat dengan seri [[Boeing 737-800]], ini dimulai pada tahun 2011.<ref name="detail"/> Pesawat ini dibuat dari varian [[Boeing Business Jet|Boeing Business Jet 2]] yang merupakan salah satu varian pesawat
Pesawat dengan [[tanda panggil]] ''Indonesia One''
==Sejarah==
Pesawat kepresidenan pertama yang digunakan oleh [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Soekarno]] adalah [[Ilyushin Il-18]] yang merupakan pemberian dari pemerintah [[Uni Soviet]].<ref>{{cite web|url=http://m.merdeka.com/peristiwa/ketegasan-soekarno-dan-pesawat-rusia.html|title=Ketegasan Soekarno dan pesawat Rusia|publisher=merdeka.com|author=Laurencius Simanjuntak|date=14 Mei 2012|accessdate=7 Mei 2014}}</ref><ref>{{cite book|last=Triatmono|first=Hero|title=Kisah Istimewa Bung Karno|year=2010|publisher=Kompas Media Nusantara|location=Jakarta|id=ISBN 978-979-709-503-1}}</ref> Pesawat ini diberi nama Dolok Martimbang dan ditempatkan di Skuadron Udara 17 TNI Angkatan Udara pada waktu itu. Pesawat ini tidak dirancang secara khusus sebagai pesawat kepresidenan. Jenis
Sebelum memiliki pesawat khusus kepresidenan, utamanya yang berkemampuan jarak jauh, baik Presiden ataupun Wakil Presiden Indonesia bepergian menggunakan pesawat sewaan dari [[Garuda Indonesia]]. Untuk kunjungan internasionalnya, [[Soekarno]] menggunakan [[Convair 990]] serta pernah mencarter [[Douglas DC-8|DC-8]] dari [[Pan Am]], utamanya ketika berkunjung ke [[Amerika Serikat]]. Pada era [[Soeharto]], pesawat [[McDonnell Douglas DC-10|DC-10]] sejak dekade [[1970]]-an atau [[McDonnell Douglas MD-11|MD-11]] yang dibeli Garuda pada era 1990-an, menjadi pilihan dalam kunjungan internasional, serta [[Pelita Air Service]] [[British Aerospace 146|Avro RJ85]] atau [[Fokker F28]] untuk kunjungan dalam negeri. Soeharto juga diketahui pernah menggunakan [[Boeing 737 Classic]] dan [[Airbus A300]] Garuda dalam kunjungan kerjanya. Kemudian, pada pemerintahan [[Susilo Bambang Yudhoyono]], jenis pesawat yang digunakan biasanya [[Boeing 737 Next Generation|Boeing 737-800]] untuk penerbangan domestik dan penerbangan internasional jarak pendek; sementara pesawat jenis [[Airbus A330-300]] digunakan untuk kebanyakan perjalanan kenegaraan ke luar negeri. TNI-AU memiliki skadron VIP untuk melayani keperluan perjalanan presiden, wakil presiden, dan menteri-menteri negara. Skadron ini adalah Skadron Udara 17 yang mengoperasikan pesawat [[Boeing 737|Boeing 737-200]], [[Boeing 737 Classic|Boeing 737-400]], [[Fokker F28|Fokker F28-1000]], dan [[Lockheed C-130 Hercules]], Pada masa pemerintahan [[Abdurrahman Wahid]], skadron ini sempat mengoperasikan [[Boeing 707]] bekas Pelita Air untuk penerbangan internasional. Sementara Skadron Udara 45 mengoperasikan helikopter [[Eurocopter AS332 Super Puma|Aérospatiale AS 332L-1 Super Puma]]. Semua pesawat terbang dan helikopter tersebut berpangkalan di [[Bandar Udara Halim Perdanakusuma]], [[Jakarta]]. Kebanyakan pesawat kepresidenan lepas landas dan mendarat di lapangan terbang ini. Penerbangan kenegaraan menggunakan pesawat Garuda Indonesia, Pelita Air Service dan TNI-AU berlangsung pada masa pemerintahan presiden Soekarno, [[Soeharto]], [[B.J. Habibie]], Abdurrahman Wahid, [[Megawati Soekarnoputri]], dan [[Susilo Bambang Yudhoyono]].
Rencana pengadaan pesawat khusus kepresidenan telah digagas pada masa pemerintahan [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Abdurrahman Wahid]].<ref name="anggaran">{{cite news|url=http://news.detik.com/read/2010/01/27/135922/1287152/10/istana-tentu-ada-pertimbangan-mendalam-beli-pesawat-kepresidenan?nd771104bcj|title=Istana: Tentu Ada Pertimbangan Mendalam Beli Pesawat Kepresidenan|publisher=detikcom|author=Nograhany Widhi K|date=27 Januari 2010|accessdate=6 Mei 2014}}</ref> Pada tanggal [[3]] [[November]] [[2009]]. [[Dewan Perwakilan Rakyat]] menyetujui anggaran sebesar 200 milliar [[rupiah]] sebagai uang muka untuk pengadaan pesawat jenis [[Boeing 737-500|VVIP Boeing 737-500]] yang dipilih
Kemudian pemerintah menandatangani perjanjian pembelian ({{lang-en|purchase agreement}}) pesawat 737-800 Boeing Business Jet 2 dengan Boeing pada 27 Desember 2010.<ref>{{cite news|url=http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/02/09/lz4d2j-indonesia-miliki-pesawat-kepresidenan-pada-2013|title=Indonesia Miliki Pesawat Kepresidenan Pada 2013|publisher=republika.co.id|author=Esthi Maharani|date=9 Februari 2012|accessdate=6 Mei 2014}}</ref> Pada tanggal 20 Januari 2012, pemerintah melakukan serah terima pesawat kepresidenan dalam bentuk ''green aircraft'' atau tubuh pesawat tanpa desain interior dari [[Boeing Business Jet|Boeing Business Jet 2]] untuk selanjutnya dilakukan modifikasi interior dan sistem keamanan.<ref>{{cite news|url=http://news.detik.com/read/2012/01/25/000624/1823988/10/pesawat-kepresidenan-ri-mulai-dirakit-siap-terbang-tahun-2013?nd771104bcj|title=Pesawat Kepresidenan RI Mulai Dirakit, Siap Terbang Tahun 2013|publisher=detikcom|date=25 Januari 2012|author=Mega Putra Ratya|accessdate=6 Mei 2014}}</ref> Harga tubuh pesawat tanpa desain interior sekitar [[USD]] 58 juta.<ref>{{cite news|url=http://news.detik.com/read/2012/02/09/161629/1838643/10/usd-45-juta-untuk-sistem-keamanan-pesawat-kepresidenan-ri?nd771104bcj|title=USD 4,5 juta untuk Sistem Keamanan Pesawat Kepresidenan RI|publisher=detikcom|author=Gunawan Mashar|date=9 Februari 2012|accessdate=6 Mei 2014}}</ref>
|