Ismailiyah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k edit |
Naval Scene (bicara | kontrib) tambahkan terjemahan |
||
Baris 3:
[[Teologi]] Ismailiyah pernah menjadi yang terbesar di antara mazhab-mazhab Islam Syi'ah, dan mencapai puncak kekuasaan politiknya pada masa kekuasaan [[Bani Fatimiyah|Dinasti Fatimiyah]] pada [[abad ke-10]] sampai dengan [[abad ke-12|ke-12]] [[Masehi]].
Ajaran Ismailiyah (atau juga dikenal dengan mazhab Tujuh Imam) berkembang menjadi sistem kepercayaannya sekarang setelah Imam [[Muhammad bin Ismail]] meninggal, atau "menghilang" sebagaimana kepercayaan pengikut Ismailiyah. Ajaran Ismailiyah memiliki ciri penekanan pada aspek batiniah (''esoterik'') dari agama Islam. Dibandingkan dengan perkembangan ajaran Dua Belas Imam yang pemikirannya berorientasi pada aspek lahiriah (''eksoterik''), yaitu ''akhbar'' dan ''ushul'', maka dapat dikatakan ajaran Syi'ah berkembang ke dua arah yang berbeda: ajaran Ismailiyah yang lebih menekankan kemistisan sifat sang Imam dan [[Mistisisme|kemistisan]] jalan menuju Allah, dan ajaran Dua Belas Imam yang lebih menekankan pemahaman atas [[syariah]] dan [[sunnah]] dari [[Ahlul Bait]].
<!-- Akan diterjemahkan lebih lanjut..▼
▲<!-- Akan diterjemahkan lebih lanjut..
Though there are several sub-groupings within the Ismailis, the term in today's vernacular generally refers to the Nizari community, who are followers of the Aga Khan and the largest group among the Ismailis. While many of the branches have extremely differing exterior practices, much of the spiritual theology has remained the same since the days of the faith's early Imams. The Ismaili are found primarily in India, Pakistan, Syria, Lebanon, Israel, Saudi Arabia,[3] Yemen, China[4], Jordan, Uzbekistan, Tajikistan, Afghanistan, East Africa and South Africa, but have in recent years emigrated to Europe, Australia, New Zealand, and North America.
-->
|