Kesultanan Makassar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP80Regenovia (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Aldnonymous (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: Rujukan → Referensi using AWB
Baris 1:
 
[[Berkas:Kerajaan Makassar.jpg|thumb|250px|right|Kerajaan Makassar (Kesultanan Makassar)]]
 
Baris 35 ⟶ 34:
<ref name="fiqhslam">{{cite web|title= Gowa, Kesultanan Islam di Timur Nusantara|url= http://www.fiqhislam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=61333:gowa-kesultanan-islam-di-timur-nusantara&catid=144:sejarah-islam-dunia&Itemid=361|accessdate= 7 Mei 2014}}</ref>
 
Penguasa terbesar dan terakhir dari Kesultanan Makassar adalah [[Daeng Mattawang]] yang lebih dikenal dengan nama [[Sultan Hasannudin]] (1653-1669). <ref name="Nino"/> Di bawah kepemimpinan Hasannudin ini Makassar berkembang menjadi satu kekuatan besar di kawasan timur Nusantara.<ref name="Nino"/> Sultan Hasannudi berhasil memperluas pengaruh Kerajaan Makassar sampai ke Matos, Bulukamba, Mondar, Sulawesi Utara, Luwu, Butan, Selayar, Sumbawa, dan Lombok.<ref name="rebpublikaa">{{cite web|author=Inyiak Tagalo|title= Sejarah Kerajaan Gowa-Tallo (Makassar)|url=http://www.sibarasok.net/2013/10/sejarah-kerajaan-gowa-tallo-makassar.html|accessdate= 6 Mei 2014}}</ref> Sultan Hasanuddin juga berhasil mengembangkan pelabuhannya dan menjadi bandar transito di Indonesia bagian timur pada waktu itu.<ref name="rebpublikaa"/> Hasanuddin mendapat julukan [[Ayam Jantan dari Timur]].<ref name="rebpublikaa"/> Karena keberaniannya dan semangat perjuangannya, Makassar menjadi kerajaan besar dan berpengaruh terhadap kerajaan di sekitarnya.<ref name="rebpublikaa"/>
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het raadhuis te Makassar op Celebes. TMnr 60013063.jpg|thumb|right|250px|Balai kota Makassar.]]
Baris 52 ⟶ 51:
==Perdagangan dan Kemunduran Kesultanan Makassar ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De kade van Makassar TMnr 3728-862.jpg|thumb|left|250px|Litografi Pelabuhan Makassar]]
Di akhir abad XV dan awal abad XVI M, Kerajaan-kerajaan di [[Nusantara]] memadukan kepentingan [[politik]] dan [[ekonomi]] secara koheren sebagai suatu sistem yang koheren, termasuk [[makassar]].<ref name="buku3">{{cite book|author= Denys Lombard|title= Nusa Jawa: Silang Budaya Jaringan Asia, Terjemah Winarsih Paartaningrat Arifin (eds)|location= Jakarta|publisher= Gramedia Pustaka|page=4|year= 2008}}</ref> [[Sejarah]] Makassar tidak terlepas dari kegiatan [[perdagangan]] [[maritim]] di [[wilayah]] Nusantara, Asia Tenggara, dan Asia Timur pada umumnya.<ref name="buku4">{{cite book|author= Edward L. Poelinggomang|title= Makassar Abad XIX: Studi Tentang Kebijakan Perdagangan Maritim|location= Jakarta|publisher= Kepustakaan Populer Gramedia|page=13|year= 2002}}</ref> Dengan adanya interaksi antarpusat perdagangan, Makassar menjadi salah satu pintu masuk bagi para [[pedagang]], terutama para pedagang [[Eropa]].<ref name="buku4"/>
 
Kerajaan Makassar ini adalah salah satu kerjaan di Nusantara yang menganut sistem perdagangan maritim untuk membantu perekonomian di kerajaan, dengan sistem perdagangan maritim ini mulai terkenal dan tersohor pada pertengahan abad XV dan awal XVI M, terutama pada masa [[Karaeng Tumapa'resik Kallonna]] memerintah.<ref name="buku5">{{cite book|author= H.B Amiruddin Maula|title= Demi Makassar: Renungan dan Pemikiran|location= Sulawesi Selatan|publisher= Global Publishing|page=4|year= 2001}}</ref> Karaeng ini membangun sebuah pangkalan [[perniagaan]] di [[Maccini Sombala]] yang bermuara di [[sungai Jeneberang]] hingga ke wilayah utara di [[sungai Tallo]].<ref name="buku5">{{cite book|author= H.B Amiruddin Maula|title= Demi Makassar: Renungan dan Pemikiran|location= Sulawesi Selatan|publisher= Global Publishing|page=4|year= 2001}}</ref> Sebuah Pelabuhan terbuka dengan sistem perdagangan bebas sehingga dapat menarik pedagang dari Eropa, [[Cina]], [[Arab]], dan [[India]] yang bermukim di Nusantara.<ref name="buku5">{{cite book|author= H.B Amiruddin Maula|title= Demi Makassar: Renungan dan Pemikiran|location= Sulawesi Selatan|publisher= Global Publishing|page=4-5|year= 2001}}</ref> Karaeng ini juga mengangkat seorang [[Syahbandar]] (seorang penjabat kerajaan yang bertugas mengatur dan mengawasi perdagangan, juga memiliki kekuasaan penuh di pelabuhan) untuk mengurusi dan mengatur perdagangan di wilayah Makassar.<ref name="buku5">{{cite book|author= H.B Amiruddin Maula|title= Demi Makassar: Renungan dan Pemikiran|location= Sulawesi Selatan|publisher= Global Publishing|page=4-5|year= 2001}}</ref>
Baris 73 ⟶ 72:
* [[Kerajaan Bone]]
 
== RujukanReferensi ==
{{reflist|2}}
 
 
{{Kerajaan di Sulawesi}}
 
 
{{Pahlawan Indonesia}}
 
{{Masjid di Indonesia}}
 
{{Masjid di Indonesia}}
{{DEFAULTSORT:Katangka, Masjid}}
[[Kategori:Sejarah]]
 
[[Kategori:Sulawesi SejarahSelatan]]
[[Kategori: Sulawesi SelatanIndonesia]]
[[Kategori:Tokoh Indonesia]]
[[Kategori:Kerajaan Tokohdi IndonesiaNusantara]]
[[Kategori: KerajaanKerjaan di NusantaraSulawesi Selatan]]
[[Kategori: Kerjaan di Sulawesi Selatan]]