Tauhid: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 34:
{{Cquote|''Katakanlah: ‘Siapakah Yang memiliki langit yang tujuh dan Yang memiliki [[Arsy]] yang besar?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah: ‘Maka apakah kamu tidak bertakwa?’ Katakanlah: ‘Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari -Nya, jika kamu mengetahui?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah: ‘Maka dari jalan manakah kamu ditipu?''' (Al-Mu’minun: 86-89)}}
=== Uluhiyah
Beriman bahwa hanya Allah semata yang berhak disembah, tidak ada sekutu bagiNya. ''"Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang orang yang berilmu (juga menyatakan demikian). {{Cquote|''Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia yang Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana.'' ('Al 'Imran 3:18)}} Beriman terhadap uluhiyah Allah merupakan konsekuensi dari keimanan terhadap rububiyahNya. Mengesakan Allah dalam segala macam ibadah yang kita lakukan. Seperti salat, doa, nadzar, menyembelih, tawakkal, taubat, harap, cinta, takut dan berbagai macam ibadah lainnya. Dimana kita harus memaksudkan tujuan dari kesemua ibadah itu hanya kepada Allah semata. Tauhid inilah yang merupakan inti dakwah para rasul dan merupakan tauhid yang diingkari oleh kaum musyrikin Quraisy. Hal ini sebagaimana yang difirmankan Allah mengenai perkataan mereka itu {{Cquote|''Mengapa ia menjadikan sesembahan-sesembahan itu Sesembahan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.'' (Shaad 38:5)}} Dalam ayat ini kaum musyrikin Quraisy mengingkari jika tujuan dari berbagai macam ibadah hanya ditujukan untuk Allah semata. Oleh karena pengingkaran inilah maka mereka dikafirkan oleh Allah dan rasul-Nya walaupun mereka mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya Pencipta alam semesta.
===
Beriman bahwa hanya Allah semata yang menguasai segala sesuatu yang ada di alam semesta raya. beriman kepada Allah sebagai Malik dibuktikan dengan memperjuangkan Kekuasaan Allah di Bumi, yaitu tegaknya pemerintahan Islam, karena Islamlah Dien yang di Ridhai-nya. sebagai wujud Allah sebagai satu-satunya penguasa di Alam semesta Raya. makhluk lainnya telah berada sepenuhnya di dalam kekuasaan Allah, seperti pada firman-Nya :
''{{Cquote|Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari. (Ar-Ra'd 13:15) }}{{Cquote|<nowiki>Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para ma]aikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. (An-Nahl 16:49)</nowiki>}}{{Cquote|Apakah kamu
tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa
yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan,
binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di
antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang
dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah
berbuat apa yang Dia kehendaki. (Al-Hajj 22:18)}}''
Maka begitupun dengan manusia yang bertauhid, dia baktikan hidupnya untuk Allah SWT sebagai pencipta dirinya. dengan wujud nyatanya yaitu dengan memperjuangkan kekuasaan Allah di Muka Bumi. Contoh perwujudan tauhid ini diambil dari sunnah Rasul, yaitu penegakan Sistem hidup Islam yang menyeluruh dan komprehensif meliputi bidang ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Pertahanan dan Keamanan.
maka lengkaplah 3 Konsep tauhid ini, yang di ambil dari surah An-Naas 1-3 :
''{{Cquote|Katakanlah: "Aku berlindung kepada Rabb (yang mengatur dan memelihara) manusia. Malik/Raja (yang menguasai) manusia. Ilah (sembahan) manusia. (An-Naas 114:1-3)}}''
== Referensi ==
* '''''Online'''''
|