Seminari Petrus Kanisius Mertoyudan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 11:
| maskot =Canis
| rektor = (alm) Rm. Ign. Sumarya, SJ
| kepsek = Rm. TY.BAlis GandhiWindu HartonoPrasetyo, SJ
| pamong =
| moderator =
Baris 23:
| hinem =
| avgnem =
| alamat = Jalan Raya Mayjend Bambang Soegeng 15 [[Magelang]]
| kota =Magelang
| provinsi = [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]
Baris 44:
Tanggal [[7 September]] [[1922]], dua lulusan Seminari Menengah ini menjadi novis pertama pada [[Novisiat]] [[Serikat Yesus]] yang baru dibuka di [[Yogyakarta]] dengan rektor dan pimpinan novisiatnya Romo Strater SJ.
 
Pada bulan Mei [[1925]] dimulailah Seminari Kecil (''Klein Seminarie''), menempati gedung yang dibangun di sebelah barat [[Kolese St. Ignatius]] Yogyakarta tanggal [[19 Desember]] [[1927]] dan diberkati oleh [[Vikaris Apostolik]] [[Batavia]] Mgr APF van Velsen SJ. Kursus diadakan bagi mereka yang baru tamat [[Sekolah Dasar]] ''[[Hollands Inlandse School]]'' (HIS) dan ''[[Europese Lagere School]]'' (ELS). Sejalan dengan itu kursus di Muntilan, bagi mereka yang sudah memiliki ijasah guru [[Kweekschool]] juga tetap berlangsung. Sekitar tahun [[1927]] kedua kursus ini digabungkan menjadi Seminari Kecil di Yogyakarta, dengan tujuh jenjang kelas. Yang terendah adalah kelas yang disebut ''Candidatus Probatus'' (CP) setara kelas VII dalam sistem pendidikan sekarang, kemudian kelas ''Figura Minor'' (setara kelas VIII), kelas ''Figura Maior'' (setara kelas IX), kelas ''Grammatica'' (setara kelas X), kelas ''Sintaxis'' (setara kelas XI), kelas ''Poesis'' (setara kelas XII) dan kelas ''Rhetorica''. Lulusan sekolah lanjutan tingkat pertama diterima dan dimasukkan dalam kelas khusus yang diberi nama ''By Cursus'' (BC), yang jika lulus, melanjutkan pendidikan dalam kelas Grammatica. Begitu juga lulusan sekolah lanjutan tingkat atas, yang selanjutnya bergabung dengan kelas ''Rhetorica''. Karena jumlah siswa meningkat hingga 100 orang lebih, seminari ini kemudian dipindah ke [[Mertoyudan]] [[Magelang]]. Pelajaran pertama di tempat baru ini dimulai pada 13 Januari 1941.
 
Dalam Perang Dunia II, pada [[8 Maret]] [[1942]] tentara Belanda yang menduduki Indonesia menyerah kepada tentara Jepang. Gedung Seminari Mertoyudan diduduki Jepang dan digunakan untuk sekolah Pertanian Nogako. Sistem pendidikan kolonial barat dilarang oleh pemerintah pendudukan Jepang. Maka pada tanggal [[5 April]] [[1942]] para seminaris terpaksa pulang ke rumah masing-masing. Meski demikian, pendidikan calon imam tetap dilangsungkan tersebar di berbagai pastoran, di antaranya di [[Boro]], [[Yogyakarta]], [[Ganjuran]], Muntilan, [[Girisonta]], [[Ungaran]], [[Semarang]] dan [[Solo]]. Pelajaran diberikan secara sembunyi-sembunyi. Selama masa sulit ini, seminari lazim disebut Seminari ''dalam diaspora''. Situasi ini berlangsung hingga [[Republik Indonesia]] merdeka pada tahun [[1945]].
Baris 65:
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://mertoyudan.org Situs web resmi]
* {{id}} [http://www.sesawi.net/2012/05/30/100-tahun-seminari-menengah-st-petrus-canisius-mertoyudan-pioner-pembinaan-imam-pribumi-1/]
* {{id}} [http://indonesia.ucanews.com/2012/06/04/seminari-mertoyudan-merayakan-100-tahun/]
 
{{Kolese di Indonesia}}