Kertawarman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kang Ari Tea (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi ''''Kertawarman''' (maut 628) ialah raja Kerajaan Tarumanagara yang kelapan. Baginda mewarisi bapanya, Suryawarman, yang mangkat pada tahun 561 dan meme...'
 
Kang Ari Tea (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''[[Kertawarman]]''' (maut [[628]]) ialah raja [[Kerajaan Tarumanagara]] yang kelapan. Baginda mewarisi bapanya, [[Suryawarman]], yang mangkat pada tahun [[561]] dan memerintah selama 67 tahun antara tahun-tahun [[561]] - [[628]].
 
Skandal besar terjadi pada masa Raja ke 8. Kertawarman menikahi Setyawati dari golongan ''sudra''. Keadaan bertambah rumit karena Setyawati berpura pura hamil, padahal Kertawarman ''diketahui [[mandul]]''. Untuk menutupi skandal ini sang Raja mengangkat anak angkat, ''Brajagiri'', dari golongan sudra juga. Manuver yang gagal, karena suasana kerajaan memanas. Namun sampai akhir hayatnya, Kertawarman tetap menjadi raja.
 
Kertawarman kemudian digantikan oleh adiknya, Sudhawarman. Sudhawarman digantikan anaknya, Hariwangsawarman,  yang beribu India, dan dibesarkan di kerajaan Palawa. Didikan India menjadikannya keras dalam memegang aturan kasta. Sehingga Brajagiri yang saat itu memegang jabatan senapati diturunkan pangkatnya menjadi penjaga gerbang keraton. Brajagiri yang sakit hati kemudian membunuh Hariwangsawarman. Tragedi kembali menyelimuti Tarumanagara.
 
Kertawarman merasa ''dirinya [[mandu]]<nowiki/>l'', tahta Kerajaan diwariskan kepada adiknya Prabu Sudhawarman padahal sesungguhnya tanpa disadari sempat memiliki keturunan dari anak seorang pencari kayu bakar (wwang amet samidha) ''Ki Prangdami'' bersama istrinya Nyi Sembada tinggal di dekat Hutan Sancang di tepi Sungai Cikaengan Pesisir Pantai selatan Garut. Putrinya Setiawati dinikahi Kertawarman yang hanya digaulinya selama sepuluh hari, setelah itu ditinggalkan (dan mungkin dilupakan).
 
Setiawati merasa dirinya dari kasta sundra, tidak mampu menuntut kepada suaminya seorang Maharaja, ketika mengandung berita kehamilannya tidak pernah dilaporkan kepada suaminya hingga melahirkan anak laki-laki yang ketika melahirkan meninggal dunia. Anaknya oleh Ki Parangdami dipanggil Rakeyan mengingat keturunan seorang Raja, kelak Rakeyan dari Sancang itu pada usia 50 tahun pergi ke tanah suci hanya untuk menjajal kemampuan “kanuragan” Syaidina [[Ali bin Abi Thalib]] (599 -661) yang dikabarkan memiliki kesaktian ilmu perang/ ilmu berkelahi yang tinggi.
 
[[Rakeyan Sancang]] (lahir [[591]] M) putra Raja Kertawarman ([[Kerajaan Tarumanagara]] 561 – 618 M). Rakeyan Sancang inilah yang sering dirancukan dengan putra [[Sri Baduga Maharaja]], yaitu [[Raja Sangara]], yang menurut Babad Godog terkenal dengan sebutan [[Prabu Kiansantang]] atau Sunan Rohmat Suci.