Sunan Cipager: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kang Ari Tea (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Kang Ari Tea (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Syekh Faqih Ibrahim''' yang dikenal sebagai '''Sunan Cipager''' adalah putra [[Syekh Abdul Muhyi]] dengan dari Pamijahan [[Tasikmalaya]] menikah dengan Ratu Putri putri Raden Aria Kikis atau Sunan Wanaperih merupakan putra sulung dari Prabu Pucuk Umum dari Ratu Sunyalarang dan menjadi Raja di [[Kerajaan Talaga Manggung]] pada tahun 1553-1556 Masehi, Prabu Pucuk Umum atau Raden Rangga Mantri yang merupakan cicit Raja Pajajaran [[Prabu Siliwangi]] atau [[Sri Baduga Maharaja]].
 
Ratu Putri menikah dengan anak [[Syekh Abdul Muhyi]] dari Pamijahan [[Tasikmalaya]] yaitu Syekh Sayyid Faqqih Ibrahim Sunan Cipager dan mereka menjadi penyebar Islam disamping putranya [[Sunan Wanaperih]], Dalem Wangsa Goparana yang pindah ke Sagala Herang Cianjur dan keturunannya menjadi trah Bupati Cianjur seperti Bupati [[Wira tanu datar|Wiratanudatar I]] ([[Dalem Cikundul]]) dan seterusnya.
 
Pada tahun 1550 M. Pada generasi kedua masa pemerintahan Islam Talaga, sepeninggal Ratu Parung (Ratu Sunyalarang), Talaga dipimpin oleh Raden Aria Kikis (Sunan Wanaperih) putera kedua Ratu Parung (Ratu Sunyalarang). Arya Kikis adalah seorang Senapati dan Da'i [[Islam]] yang handal. Beliau mewarisi ketaatan yang tulus, ilmu-ilmu kanuragan dan ilmu-ilmu keislaman dari [[Sunan Gunung Djati]] atau [[Syarif Hidayatullah]]. Salah satu cucu beliau adalah Raja Muda Cianjur yang dikenal dengan Kanjeung [[Dalem Cikundul]].