Azan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membatalkan 1 suntingan oleh Thoriqmuntilan (pembicaraan): Tidak ensiklopedis dan tidak ada referensi. (TW)
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
'''Azan''' (ejaan [[KBBI]]) atau '''adzan''' ([[Bahasa Arab|Arab]]:<font size=5> أذان</font>) merupakan panggilan bagi umat [[Islam]] untuk memberitahu masuknya [[salat]] fardu. Dikumandangkan oleh seorang [[muadzin]] setiap [[salat lima waktu]].
 
== LafadzLafal azan ==
=== LafadzLafal azan sunni ===
LafadzLafal adzanazan terdiri dari 7tujuh bagian:
# ''Allahu Akbar, Allahu Akbar'' (2 kali) </br>"[[Allah]] Maha Besar, Allah Maha Besar"
# ''Asyhadu alla ilaha illallah'' (2 kali) </br>"Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah"
Baris 14:
# ''Lailaha ilallah'' (1 kali) </br>"Tiada Tuhan selain Allah"
 
=== LafadzLafal azan syi'ah ===
# ''Allahu Akbar, Allahu Akbar'' (2 kali) </br>"[[Allah]] Maha Besar, Allah Maha Besar"
# ''Asyhadu alla ilaha illallah'' (2 kali) </br>"Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah"
Baris 26:
 
== Sejarah azan dan iqamah ==
Azan mulai disyariatkan pada tahun kedua [[Hijriah]]. Mulanya, pada suatu hari Nabi [[Muhammad|Muhammad SAW]] {{SAW}} mengumpulkan para sahabat untuk memusyawarahkan bagaimana cara memberitahu masuknya waktu [[salat]] dam mengajak orang ramai agar berkumpul ke [[masjid]] untuk melakukan salat berjamaah.
 
Di dalam musyawarah itu ada beberapa usulan. Ada yang mengusulkan supaya dikibarkan [[bendera]] sebagai tanda [[waktu]] salat telah masuk. Apabila benderanya telah berkibar, hendaklah orang yang melihatnya memberitahu kepada umum. Ada juga yang mengusulkan supaya ditiup [[trompet]] seperti yang biasa dilakukan oleh pemeluk agama [[Yahudi]].
 
Ada lagi yang mengusulkan supaya dibunyikan [[lonceng]] seperti yang biasa dilakukan oleh orang [[Nasrani (sekte)|Nasrani]]. Ada seorang sahabat yang menyarankan bahwa manakala waktu salat tiba, maka segera dinyalakan [[api]] pada tempat yang tinggi dimana orang-orang bisa dengan mudah melihat ke tempat itu, atau setidaknya, asapnya bisa dilihat orang walaupun ia berada ditempatdi tempat yang jauh. Yang melihat api itu dinyalakan, hendaklah datang menghadiri salat berjamaah.
 
Semua usulan yang diajukan itu ditolak oleh Nabi. Tetapi, beliau menukar lafal itu dengan ''assalatu jami’ah'' (marilah salat berjamaah). (KYP3095) Lantas, ada usul dari [[Umar bin Khattab]] jika ditunjuk seseorang yang bertindak sebagai pemanggil kaum Muslim untuk salat pada setiap masuknya waktu salat. Kemudian saran ini bisa diterima oleh semua orang dan Nabi [[Muhammad SAW]] {{SAW}} juga menyetujuinya.
 
=== Asal muasal azan dan iqamat ===
Lafal azan tersebut diperoleh dari hadis tentang asal muasal adzan dan [[iqamah]]:
{{cquote|
[[Abu Daud]] mengisahkan bahwa [[Abdullah bin abbas]] berkata sebagai berikut: "Ketika cara memanggil kaum muslimin untuk salat dimusyawarahkan, suatu malam dalam tidurku aku bermimpi. Aku melihat ada seseorang sedang menenteng sebuah lonceng. Aku dekati orang itu dan bertanya kepadanya, "apakah ia bermaksud akan menjual lonceng itu? Jika memang begitu, aku memintanya untuk menjual kepadaku saja". Orang tersebut justru bertanya," Untuk apa?" Aku menjawabnya, "Bahwa dengan membunyikan lonceng itu, kami dapat memanggil kaum muslim untuk menunaikan salat". Orang itu berkata lagi, "Maukah kamu kuajari cara yang lebih baik? Dan aku menjawab, "ya" dan dia berkata lagi dengan suara yang amat lantang:
* ''Allahu Akbar Allahu Akbar''
Baris 45 ⟶ 46:
* ''La ilaha illallah''
 
Ketika esoknya aku bangun, aku menemui Nabi [[Muhammad]]. {{SAW}}, dan menceritakan perihal mimpi itu kepadanya, kemudian Nabi Muhammad. {{SAW}}, berkata, "Itu mimpi yang sebetulnya nyata. Berdirilah disamping [[Bilal bin Rabbah|Bilal]] dan ajarilah dia bagaimana mengucapkan kalimat itu. Dia harus mengumandangkan adzan seperti itu dan dia memiliki suara yang amat lantang." Lalu akupun melakukan hal itu bersama Bilal." Rupanya, mimpi serupa dialami pula oleh Umar. Ia juga menceritakannya kepada Nabi Muhammad SAW.
 
=== Asal muasal iqomah ===
Setelah lelaki yang membawa lonceng itu melafalkan azan, dia diam sejenak, lalu berkata: "Kau katakan jika salat akan didirikan:
* ''Allahu Akbar, Allahu Akbar''
Baris 59:
 
Begitu [[subuh]], aku mendatangi Rasulullah SAW kemudian kuberitahu beliau apa yang kumimpikan. Beliaupun bersabda: "Sesungguhnya itu adalah mimpi yang benar, insya [[Allah]]. Bangkitlah bersama Bilal dan ajarkanlah kepadanya apa yang kau mimpikan agar diadzankannya (diserukannya), karena sesungguhnya suaranya lebih lantang darimu." Ia berkata: Maka aku bangkit bersama Bilal, lalu aku ajarkan kepadanya dan dia yang berazan. Ia berkata: Hal tersebut terdengar oleh Umar bin al-Khaththab ketika dia berada di rumahnya. Kemudian dia keluar dengan selendangnya yang menjuntai. Dia berkata: "Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan benar, sungguh aku telah memimpikan apa yang dimimpikannya." Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Maka bagi [[Allah]]-lah segala puji."<ref>Hadis riwayat Abu Dawud (499), at-Tirmidzi (189) secara ringkas tanpa cerita Abdullah bin Zaid tentang mimpinya, al-Bukhari dalam ''Khalq Af'al al-Ibad'', ad-Darimi (1187), Ibnu Majah (706), Ibnu Jarud, ad-Daruquthni, al-Baihaqi, dan Ahmad (16043-redaksi di atas). At-Tirmidzi berkata: "Ini hadits hasan shahih". Juga dishahihkan oleh jamaah imam ahli hadits, seperti al-Bukhari, adz-Dzahabi, an-Nawawi, dan yang lainnya. Demikian diutarakan [[Muhammad Nashiruddin Al-Albani|al-Albani]] dalam al-Irwa (246), Shahih Abu Dawud (512), dan Takhrij al-Misykah (I: 650).</ref>
}}
 
Kejadian dalam hadits tersebut terjadi di [[Madinah]] pada tahun pertama [[Hijriah]] atau 622 M.<ref>{{id}}Saiyid Sabiq. [[1974]] ''Fikih Sunnah 1'', h. 197.Bandung: PT. Alma'arif,. Bandungh. Cetakan Pertama, 1974197.</ref>
 
== Adab adzanazan ==
Adapun adab melaksanakan azan menurut [[jumhur]] ulama ialahadalah:
# muazin hendaknya tidak menerima upah dalam melakukan tugasnya;
# muazin harus suci dari hadas besar, hadas kecil, dan najis;
Baris 72 ⟶ 73:
# muazin tidak boleh berbicara ketika mengumandangkan azan;
# orang-orang yang mendengar azan hendaklah menyahutnya secara perlahan dengan lafal-lafal yang diucapkan oleh muazin, kecuali pada kalimat hayya ‘ala as-salah dan hayya ‘ala al-falah yang keduanya disahut dengan la haula wa la quwwata illa bi Allah (tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah);
# setelah selesai azan, muazin dan yang mendengar azan hendaklah berdoa: ''Allahumma rabba hazihi ad-da’wah at-tammah wa as-salati al-qa’imah, ati Muhammadan al-wasilah wa al-fadilah wab’ashu maqaman mahmuda allazi wa’adtahu'' (Wahai Allah, Tuhan yang menguasai seruan yang sempurna ini, dan salat yang sedang didirikan, berikanlah kepada Muhammad karunia dan keutamaan serta kedudukan yang terpuji, yang telah Engkau janjikan untuknya [HR. Bukhari]). (KYP3095)
 
== Menjawab azan ==
Apabila kita mendengar suara azan, kita disunnahkandisunahkan untuk menjawab azan tersebut sebagaimana yang diucapkan oleh [[muazin]], kecuali apabila muazin mengucapkan: "Hayya alash -shalah", "Hayya alal -falah", dan "Ashsalatu khairum minan -naum" (dalam azan Subuh).
 
BilaApabila muazin mengucapkan "Hayya alash -shalah" atau "Hayya alal -falah", disunnahkandisunahkan menjawabnya dengan lafazhlafal "La haula wa la quwwata illa billahil 'aliyyil 'azhim" yang artinya "Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah". Apabila muazin mengucapkan "Ashsalatu khairum minan-naum" dalam azan Subuh, disunahkan menjawabnya dengan lafal "Shadaqta wa bararta wa ana 'ala dzalika minasy syahidin" yang artinya "Benarlah engkau dan baguslah ucapanmu dan saya termasuk orang-orang yang menyaksikan kebenaran itu".
 
Dan bila muazin mengucapkan "Ashsalatu khairum minan naum" dalam azan Subuh, disunnahkan menjawabnya dengan lafazh "Shadaqta wa bararta wa ana 'ala dzalika minasy syahidin" yang artinya "Benarlah engkau dan baguslah ucapanmu dan saya termasuk orang-orang yang menyaksikan kebenaran itu".
 
== Pustaka ==
* ''Ensiklopedia Islam'', Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam. [[Jakarta]]: Ichtiar Baru Van Hoeve, [[1997]].
 
 
== Catatan ==
{{reflist}}
 
==Pranala luar==
* [http://www.youtube.com/watch?v=Qst5VgYEB9c&feature=related Adzan cara Syiah ]
 
== Lihat pula ==
Baris 97 ⟶ 86:
* [[Zikir]]
* [[Ma'rifat]]
* [[puasaPuasa]]
* [[zakatZakat]]
* [[naik hajiHaji]]
 
== Daftar pustaka ==
* ''Ensiklopedia Islam'',. [[1997]] Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam. [[Jakarta]]: Ichtiar Baru Van Hoeve, [[1997]].
 
== Catatan kaki ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.youtube.com/watch?v=Qst5VgYEB9c&feature=related Adzan cara Syiah ]
 
[[Kategori:Masjid]]
[[Kategori:Salat]]