Yeongjo dari Joseon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andyfeby (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Andyfeby (bicara | kontrib)
Baris 62:
 
== Politik ==
Yeongjo menyadari efek yang merugikan pada admisnistrasi kerajaan akibat dari pergumulan faksi-faksi selama pertengahan akhir abad 17, dan mencoba untuk mengakhiri pergumulan faksi-faksi segera setelah ia naik tahta. Yeongjo menerapkan kembali pajak dinas militer yang universal, yang sebelumnya sempat diterapkan tapi berumur pendek, bahkan ia kemudian keluar dari Gerbang Istana untuk mengumpulkan pandangan dari para pejabat, sarjana terdidik, prajurit, dan rakyat biasa. Yeongjo mengurangi pajak dinas militer sebesar setengahnya dan memerintahkan untuk menggenapi kekurangannya dari pajak penangkapan ikan, garam, kapal-kapal dan pajak tambahan dari tanah. Yeongjo Yeongjo juga mengatur sistem keuangan dari pendapatan dan pengeluaran kerajaan dengan mengadopsi sistem akutansi. Kebijakan-kebijakannya yang realistik mengijinkan pembayaran pajak dengan gandum di daerah terpencil area pegunungan provinsi Gyeongsang-do, sampai pada pelabuhan terdekat dengan pembayaran katun atau uang sebagai pengganti gandum. Perputaran mata uang didukung dengan peningkatan pembuatan koin logam.
Raja juga terkenal dengan menyayangi [[Park Mun-su]], yang ditunjuk sebagai ''Amhaeng-eosa'' (암행어사) atau inspektur rahasia pemerintah. Park, yang menghasilkan jasa besar dalam meredakan pemberontakan Yi In-ja, mengelilingi negara untuk menangkapi para pejabat lokal yang korupsi atas nama raja.
 
Perhatian Yeongjo pada usaha meningkatkan kehidupan rakyat biasa dinyatakan dengan keinginannya untuk mendidik rakyat dengan membagikan buku-buku penting dalam tulisan Korea (Hangul), termasuk ''Buku Teknik Pertanian (Agrikultur)''. Alat pengukur hujan dibuat kembali dengan jumlah yang banyak dan dibagikan kepada para pejabat administrasi lokal dan mengusahakan proyek-proyek pekerjaan umum secara besar-besaran. Yeongjo meningkatkan taraf hidup masyarakat biasa dengan membuka kemungkinan lain untuk peningkatan status sosial dan melakukan perubahan yang tak mungkin lagi terelakkan. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan Yeongjo dimaksudkan untuk menegaskan kembali Kerajaan yang berdasarkan Konfusianisme dan suatu pemerintahan yang manusiawi, tapi mereka tak bisa lagi mencegah gelombang perubahan sosial yang dihasilkan setelahnya.
Satu-satunya yang menceritakan insiden yang menyedihkan selama masa pemerintahan Yeongjo adalah kematian putranya, Putra Mahkota [[Pangeran Sado|Sado]]. Sado kemungkinan besar menderita penyakit kelainan jiwa. Ia suka membunuh orang di dalam istana dan seorang yang menderita kelainan seks. Yeongjo tidak dapat oleh istana membunuh putranya dengan tangannya sendiri dan di suatu hari yang panas di bulan Agusutus pada tahun 1762, Sado diperintahkan untuk masuk ke dalam peti besar untuk menyimpan beras yang terbuat dari kayu. Setelah 8 hari, Sado mati lemas.<ref>Memoirs of Lady Hyegyeong</ref>
 
Jumlah aktifitas para pedagang meningkat dengan cepat. Pengumpulan modal melalui monopoli dan grosir berkembang melalui berbagai organisasi perkumpulan pedagang, dan banyak dari mereka berpusat di Hanyang. Pembagian secara tradisional antara toko-toko pemerintah, peyuplai barang-barang upeti berlisensi, dan para pemilik toko-toko kecil di gang-gang dan jalan-jalan menyatukan mereka dan terjalin menjadi suatu sistem monopoli dan grosir.
9 tahun kemudian Yeongjo wafat, dan putra Sado, Jeongjo, menjadi raja. Bagian awal dari tahun pemerintahannya ditandai oleh intrik politik dan kecemasan para pejabat istana yang takut kalau-kalau Jeongjo akan membalas dendam pada mereka atas petisi yang diajukan mereka yang menyebabkan kematian ayahnya, Putra Mahkota Sado. Yeongjo dimakamkan di makam dinastik di [[Makam Kerajaan Dinasti Joseon|Donggureung]].
 
Tak peduli dengan status, banyak para aristrokat kelas yangban dan rakyat biasa bersinggungan di semacam aktifitas perdagangan. Dan karena itulah Hanyang membuat suatu kemajuan besar sebagai suatu kota industri dan perdagangan pada abad ke-18. Permintaan yang tinggi atas kerajinan tangan dan barang-barang semacam pisau, topi dari bulu kuda, meja makan, dan barang-barang tembaga meningkat luar biasa. Aturan-aturan yang membatasi penggunaan topi bulu kuda yang aslinya untuk membedakan kelas Yangban lama-lama menghilang.
Yeongjo adalah yang pertama yang beraksi melawan aktivitas-aktivitas [[Katolik Roma]] di dalam negara. Pada abad ke-18, Katolik mulai mendapat pengikutnya terutama di propinsi [[Gangwon]] dan [[Hwanghae]]. Pada tahun [[1758]], Yeongjo secara resmi menganggap Katolik sebagai sebuah praktik yang jahat.
 
Bahkan buku-buku bajakan kemudian diperdagangkan saat persaingan berkembang di antara kelas Yangban yang kaya, yang bersaing dalam publikasi koleksi karya-karya literatur dari leluhur mereka yang terkenal. Ini juga menjadi awal dari pencetakan karya-karya puisi dan fiksi populer. Orang-orang terutama sangat menghargai satire dan kritik-kritik sosial. Salah satu contohnya adalah ''Chunhyangjeon'' (Kisah dari Chunghyang) yang mengisahkan mengenai kesetiaan seorang putri dari seorang Gisaeng yang secara luas dibaca sebagai sindiran yang ditujukan untuk mengekspos keserakahan dan keangkuhan pejabat pemerintah.
Ia dimakamkan bersama istri keduanya di makam kerajaan Wonneung (원릉, 元陵) di kota [[Guri]].
 
=== Anti-korupsi ===
Raja juga terkenaldiketahui dengansangat menyayangimenghargai [[Park Mun-su]], yang ditunjukia tunjuk sebagai ''Amhaeng-eosa'' (암행어사), atauseorang inspektur rahasia pemerintah di bawah perintah Raja. Park, yang menghasilkanmelakukan jasa sangat besar dalam meredakan pemberontakan Yi In-ja, mengelilingi negara untuk menangkapi para pejabat lokal yang korupsi atas nama raja.
 
== Kontroversi ==
Satu-satunya yang menceritakan insiden yang menyedihkan selama masa pemerintahan Yeongjo adalah kematian putranya, Putra Mahkota [[Pangeran Sado|Sado]]. Sejarah mencatat kalau Sado kemungkinan besar menderita penyakit kelainan jiwa., Iadituduh sukasecara membabi buta membunuh sembarang orang di dalam istana dan seorang yangdianggap menderita kelainan seks. Yeongjo, karena peraturan Istana, tidak dapat oleh istana membunuh putranya dengan tangannya sendiri, dansehingga di suatu hari yang panas di bulan Agusutus pada tahun 1762, Sado diperintahkan untuk masuk ke dalam petikotak kayu besar untukbekas menyimpanpenyimpanan beras yang terbuat dari kayu. Setelah 8 hari, Sado mati lemas.<ref>Memoirs of Lady Hyegyeong</ref> Pada abad ke-19, ada rumor bahwa Pangeran Sado sebenarnya tidak menderita kelainan jijwa, tapi ia difitnah, namun rumor ini dibantah oleh istrinya di ''The Memoirs of Lady Hyegyeong''.
 
== Catholicism ==
Yeongjo adalah yang pertama yang beraksi melawan aktivitas-aktivitas [[Katolik Roma]] di dalam negarakerajaannya. Pada abad ke-18, Agama Katolik mulai mendapat pengikutnya terutama di propinsi [[Gangwon]] dan [[Hwanghae]]. Pada tahun [[1758]], Yeongjo secara resmi menganggap Katolik sebagai sebuah praktik yang jahat.
 
== Death ==
9Saat 14 tahun kemudian Yeongjo wafat, dan putra Sado, Jeongjo, naik tahta dan menjadi raja. BagianMasa-masa awal dari tahun pemerintahannya ditandai oleh intrik-intrik politik dan kecemasan para pejabat istana yang takut kalau-kalaujika Jeongjo akan membalas dendam pada mereka atas petisi yang diajukan mereka yang menyebabkan kematian ayahnya, Putra Mahkota Sado. Yeongjo dimakamkan di makam dinastik di [[Makam Kerajaan Dinasti Joseon|Donggureung]].
 
Yeongjo dimakamkan di makam kerajaan di [[Makam Kerajaan Dinasti Joseon|Donggureung]]. Ia dimakamkan bersama istri keduanya di makam kerajaan Wonneung (원릉, 元陵) di kota [[Guri]].
 
== Keluarga ==