Sejarah Kekristenan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan tatanan
Baris 2:
'''Sejarah Kekristenan''' tidak bisa dipisahkan dari '''Sejarah gereja [[Kristen]]''' yang membawa ajaran agama [[Kristen]], mengayomi penganutnya dan menjadi saksi perkembangan pekerjaan yang telah dijalankan sepanjang dua ribu tahun, sejak abad pertama [[Masehi]], mulai dari [[tanah Israel]] hingga ke [[Eropa]], [[Benua Amerika|Amerika]], dan seluruh dunia, termasuk [[Indonesia]]. [[Sejarah]] gereja sangat menarik untuk dicermati, dipengaruhi oleh tokoh-tokoh gereja yang tidak terbilang banyaknya, dan juga menimbulkan kejadian-kejadian yang mengubah alur sejarah dunia. [[Tanggal]]-tanggal terpenting dalam sejarah gereja dan kekristenan dapat dilihat pada sub bagian artikel ini.
 
Kekristenan muncul dari wilayah [[Levant]] (sekarang [[Palestina]] dan [[negara Israel|Israel]]) mulai pertengahan abad pertama Masehi. Asalnya Kekristenan dimulai di kota [[Yerusalem]] dan mulai menyebar ke wilayah [[Timur Dekat]], termasuk ke [[Siria]], [[Asyur]], [[Mesopotamia]], [[Fenisia]], [[Asia Minor]], [[Yordania]] dan [[Mesir]]. Sekitar 15 tahun setelahnya Kekristenan mulai memasuki [[Eropa]] Selatan dan berkembang di sana. Sementara itu juga terjadi penyebaran di [[Afrika Utara]] serta [[Asia Selatan]] dan [[Eropa Timur]]. Pada abad ke-4 Kekristenan telah dijadikan agama negara oleh [[Dinasti ArsacidArsakid]] di [[Armenia]] pada tahun 301, "Caucasian Iberia" (atau [[Republik Georgia]]) pada tahun 319,<ref>The Church Triumphant: A History of Christianity Up to 1300, E. Glenn Hinson, p 223</ref><ref>Georgian Reader, George Hewitt, p. xii</ref> [[Kekaisaran AksumitAksum]] di [[Etiopia]] pada tahun 325,<ref>Ethiopia, the Unknown Land: A Cultural and Historical Guide, by Stuart Munro-Hay, p. 234</ref><ref>Prayers from the East: Traditions of Eastern Christianity, Richard Marsh, p. 3</ref> dan [[Kekaisaran Romawi]] pada tahun 380 M.
 
Kekristenan menjadi umum bagi seluruh Eropa pada [[Abad Pertengahan]] dan mengembang ke seluruh dunia selama Masa Eksplorasi negara-negara Eropa dari zaman Renaissance sampai menjadi agama terbesar di dunia.<ref>Adherents.com, [http://www.adherents.com/Religions_By_Adherents.html ''Religions by Adherents'']</ref> Sekarang terdapat lebih dari 2 miliar orang Kristen, yaitu sepertiga jumlah manusia di dunia.<ref>BBC Documentary: A History of Christianity by Diarmaid MacCulloch, Oxford University</ref> Kekristenan terbagi menjadi [[Gereja Katolik Roma]] dan [[Gereja Ortodoks Timur]] pada [[Skisma Timur-Barat]] atau Skisma Besar pada tahun 1054. [[Reformasi Protestan]] memecah Gereja Katolik Roma menjadi berbagai [[denominasi Kristen]].
Baris 37:
 
{{Peristiwa|tahun=64|tokoh=Kaisar Nero|tempat=Roma|deskripsi=[[Kebakaran Roma tahun 64|Kebakaran hebat terjadi di Roma.]] Kaisar Nero menyalahkan orang Kristen dan menimbulkan penganiayaan {{seealso|Penganiayaan terhadap orang Kristen}}|berkas=402576.jpg}}
{{end}}
<!--
 
Setelah kematian dan kebangkitan Yesus, para [[Keduabelas Rasul|Rasul]] diberi tugas untuk memberitakan Injil dan menceritakan tentang kabar keselamatan kepada semua orang "sampai ke ujung bumi". Kekaisaran Romawi pada waktu itu membenci dan takut dengan ajaran Kristen yang menyerukan kepada semua orang supaya jangan takut kepada pemerintah duniawi yang sementara, melainkan takut kepada pemerintahan surgawi yang akan datang kelak.
 
[[Kaisar Nero]], yang dikenal sebagai kaisar yang gila, bersama-sama dengan kaisar-kaisar pendahulunya maupun sesudahnya melakukan penganiayaan, membunuh, memenjarakan, menyiksa, menjadikan orang Kristen umpan singa di ''collosseum''; namun hal-hal tersebut tidak menyurutkan niat gereja mula-mula untuk berkembang dan semakin bertambah jumlah orang yang percaya kepada Yesus. Pada akhirnya, Nero membakar kota Roma dan menyalahkan hal tersebut kepada orang-orang Kristen yang disebutnya radikal sehingga membuat penduduk Romawi semakin marah terhadap orang Kristen. -->
{{Peristiwa|mulai=y}}
 
{{Peristiwa|tahun=70 |tokoh=Titus Flavius Vespasianus |tempat=Yerusalem |deskripsi=[[KehancuranPengepungan Yerusalem tahun (70)|Kaisar Titus menghancurkan Yerusalem dan Bait Allah.]] Perpecahan antara kekristenan dan penganut agama Yahudi (Judaisme) {{seealso|PemberontakanPerang Yahudi-Romawi}}|berkas=Arc de titus frontal.jpg}}
{{end}}
<!--
 
Pada tahun [[66]], ketika kerusuhan menentang [[Gessius Florus]] - wakil Roma yang merampas benda-benda perak Bait Allah - merebak, ia mengirim pasukan ke Yerusalem untuk menyalib dan membantai sejumlah orang Yahudi. Tindakan Florus ini memicu meledaknya pemberontakan yang selama ini merupakan api dalam sekam.
 
Pada abad sebelumnya, Roma tidak pernah menangani orang-orang Yahudi dengan baik. Pertama, Roma telah mendukung [[Herodes Agung]], perampas kekuasaan yang dibenci. [[Arkhelaus]], putra dan penerus Herodes, adalah pemimpin yang keji sehingga rakyat meminta pertolongan Roma untuk menggantinya. Roma pun menolong mereka dengan mengirimkan sejumlah Gubernur secara bergilir – [[Pontius Pilatus]], [[Antonius Feliks|Feliks]], [[Perkius Festus|Festus]], dan [[Florus]]. Tugas mereka menjaga ketenteraman di daerah yang tidak stabil itu.
 
Di [[Yerusalem]], kepala Bait Allah menyatakan pemberontakan terbuka melawan Roma dengan menghentikan persembahan harian untuk Kaisar. Tidak lama kemudian seluruh Yerusalem menjadi rusuh; pasukan Romawi diusir dan dibunuh. [[Yudea]] memberontak, kemudian [[Galilea]]. Untuk sementara waktu tampaknya orang-orang Yahudi unggul.
Baris 56 ⟶ 54:
Kaisar [[Nero]] mengirim [[Vespasianus]], seorang jenderal yang dianugerahi banyak bintang jasa, untuk meredam pemberontakan. Vespasianus pun melumpuhkan kelompok pemberontak tersebut secara bergilir. Ia memulainya di [[Galilea]], kemudian di [[Transyordania]], dan berikutnya di [[Idumea]]. Setelah itu, dia mengepung [[Yerusalem]]. Akan tetapi sebelum merebutYerusalem, Vespasianus dipanggil pulang ke Roma, karena Kaisar Nero mati dibunuh. Pergumulan untuk mencari pengganti Nero berakhir dengan keputusan [[Senat Romawi]] untuk menjadikan Vespasianus sebagai Kaisar. Titah kekaisaran pertamanya ialah penunjukan anaknya, [[Titus]], untuk memimpin [[Perang Yahudi]].
 
Ketika pengepungan Yerusalem sedang berlangsung, penduduk kota pun satu demi satu mati karena kelaparan dan wabah penyakit. Akhirnya, orang-orang Romawi merobohkan tembok lapisan luar, kemudian lapisan kedua dan akhirnya yang ketiga. Namun orang-orang Yahudi masih berperang sambil merangkak menuju Bait Allah sebagai garis pertahanan terakhir. Sejarawan Romawi-Yahudi, [[JosephusFlavius Yosefus]] (37-100 M) menjelaskan bahwa Titus ingin melindungi Bait Allah tersebut, tetapi prajurit-prajuritnya begitu marah terhadap musuh mereka sehingga mendorong mereka membakar [[Bait Kedua|Bait Allah]].
 
Pemberontakan orang-orang Yahudi ini di abad pertama dan awal abad ke-2 M menandai berakhirnya negara Yahudi yang baru ada lagi pada zaman modern (tahun 1948).
 
Penghancuran Bait Allah (yang dipugar Herodes) mengubah tata cara peribadahan orang-orang Yahudi. Mereka tidak lagi mempersembahkan korban sembelihan, tetapi memilih dan mengutamakan [[sinagoge]] yang didirikan pendahulu mereka ketika Bait Allah (yang didirikan [[Salomo]]) dihancurkan orang-orang [[Babel]] pada tahun [[586 SM]]. -->
{{Peristiwa|mulai=y}}
 
{{Peristiwa|tahun=110|tokoh=Ignatius dari Antiokhia|tempat=Antiokhia|deskripsi=Ignatius dari Anthiokhia mati martir.|berkas=Ignatius of Antioch 2.jpg}}
 
{{Peristiwa|tahun=150|c. 150 |tokoh=Yustinus Martir |tempat=Yudea |deskripsi=Yustinus Martir menulis ''Liber Apologeticus'' - "buku [[Apologiapologetik Kristen]] Pertamapertama]]", yang membantu memajukan usaha kekristenan untuk menjawab filsafat-filsafat lainnya {{seealso|Kategori:Penulis Kristen|l1=Penulis Kristen}}|berkas=Justin Martyr.jpg}}
{{end}}
<!--
 
Sejak awal, gereja berperan di dua dunia yang berbeda, dunia orang Yahudi dan dunia non-Yahudi. [[Kisah Para Rasul]] menggambarkan lambannya dan kadang-kadang sakitnya perkembangan kekristenan di kalangan orang-orang bukan Yahudi. [[Simon Petrus|Petrus]] dan [[Stefanus]] mengadakan pekabaran Injil kepada orang-orang Yahudi, sedangkan [[Paulus dari Tarsus|Paulus]] kepada filsuf-filsuf [[Athena]] dan para penguasa Romawi.
 
Baris 73 ⟶ 70:
Karya tulis Yustinus, "Apologi Pertama", ditujukan pada Kaisar Antoninus Pius (dalam bahasa Yunani berjudul ''Apologia'', yaitu suatu kata yang mengacu pada logika yang menjadi dasar kepercayaan seseorang).
 
Di samping menulis, Yustinus mengadakan perjalanan yang cukup jauh. Dalam perjalanannya ia selalu berargumentasi tentang iman yang diyakininya. Di [[Efesus]], ia bertemu dengan [[Tryfo]]. Di Roma, ia bertemu [[Marcion]], pemimpin [[Gnostik]]. Pada suatu perjalanannya ke Roma, ia pernah bersikap tidak ramah terhadap seseorang yang bernama [[Crescens]], seorang ''Cynic''. Ketika Yustinus kembali ke Roma pada tahun [[165]], Crescens mengadukannya kepada penguasa atas tuduhan memfitnah. Yustinus pun ditangkap, disiksa dan akhirnya dipenggal kepalanya bersama-sama enam orang percaya lainnya. -->
{{Peristiwa|mulai=y}}
 
{{Peristiwa|tahun=156|c. 156 |tokoh=Polikarpus |tempat=Smyrna |deskripsi=Uskup Polikarpus yang berusia 86 tahun menjadi martir yang menjadikan orang Kristen semakin berdiri teguh di bawah penganiayaan {{seealso|Kategori:Martir Kristen|l1=Martir Kristen}}|berkas=Polikarpus.jpg}}
{{end}}
<!--
 
Orang-orang [[Romawi]] percaya bahwa roh kaisar ilahi adanya. Bagi orang Romawi pada umumnya, dengan sejumlah dewa, menyembah kaisar bukanlah masalah. Mereka melihat hal itu sebagai loyalitas kebangsaan. Namun orang-orang Kristen menolak karena tahu bahwa itu adalah penyembahan [[berhala]]. Polikarpus, uskup yang disegani di kota itu, diburu oleh prajurit Smyrna. Para prajurit itu sudah mengirim orang-orang Kristen lainnya untuk dibunuh di arena, kini mereka menghendaki sang pemimpin.
 
Baris 84 ⟶ 80:
Gubernur Romawi menitahkan agar ia dibakar hidup-hidup. la diikat pada sebuah tiang dan dibakar. Namun, menurut seorang saksi mata, badannya tidak termakan api. "la berada di tengah, tidak seperti daging yang terbakar, tetapi seperti roti di tempat pemanggangan, atau seperti emas atau perak dimurnikan di atas tungku perapian. Kami mencium aroma yang harus, seperti wangi kemenyan atau rempah mahal." Ketika seorang algojo menikamnya, darah yang mengalir memadamkan api itu.
 
Kisah ini tersebar ke jemaat-jemaat di seluruh kekaisaran. Pada zaman Polikarpus, yang dibutuhkan hanyalah [[kesetiaan]]. Ia setia sampai mati. Dalam kurun waktu satu setengah abad berikutnya, ratusan martir menuju kematian mereka dengan setia, dan banyak di antara mereka maju dengan semangat. Ini didasarkan pada laporan saksi mata uskup Smyrna itu. -->
{{Peristiwa|mulai=y}}
 
{{Peristiwa|tahun=177 |tokoh=IreneusIrenaeus |tempat=Lyons |deskripsi=Ireneus menjadi Uskup Lyons dan memerangi ajaran-ajaran sesat yang merundung gereja {{seealso|Kategori:Gnostisisme|l1=Gnostisisme}}|berkas=Saint Irenaeus.jpg}}
{{end}}
<!--
Tidak banyak yang diketahui tentang Ireneus[[Irenaeus]], seorang penentang [[Gnostisisme]] pada akhir abad kedua. Mungkin ia dilahirkan di [[Asia Kecil]] lebih kurang pada tahun [[125]]. Perdagangan yang lancar antara Asia Kecil dan [[Gaul]] ([[Perancis]]) memberi peluang bagi orang-orang Kristen untuk membawa agamanya ke Perancis, tempat mereka mendirikan sebuah gereja yang mapan di kota Lyons.
 
Tidak banyak yang diketahui tentang Ireneus, seorang penentang [[Gnostisisme]] pada akhir abad kedua. Mungkin ia dilahirkan di [[Asia Kecil]] lebih kurang pada tahun [[125]]. Perdagangan yang lancar antara Asia Kecil dan [[Gaul]] ([[Perancis]]) memberi peluang bagi orang-orang Kristen untuk membawa agamanya ke Perancis, tempat mereka mendirikan sebuah gereja yang mapan di kota Lyons.
 
Ireneus diangkat menjadi uskup untuk menggantikan uskup yang terbunuh. Ketika itu terdapat banyak orang yang telah menganut Gnostisisme di Perancis. Penyebaran aliran ini sangat pesat karena kaum Gnostis menggunakan istilah orang-orang Kristen — meskipun mereka memberikan interpretasi yang berbeda secara radikal.
Baris 95 ⟶ 90:
Setelah uskup Lyons itu mempelajari ajaran sesat itu, ia menulis "Melawan Ajaran Sesat", suatu karya besar yang membeberkan kebodohan "ajaran yang secara keliru disebut Gnostik" tersebut. Dengan menyitir gambaran dari [[Perjanjian Lama]] dan [[Perjanjian Baru|Baru]], ia membuktikan bahwa ajaran yang mereka sebarkan adalah salah dan tidak alkitabiah.
 
Sepanjang hidupnya, [[Ireneus]] dengan gembira mengenang perkenalannya dengan [[Polikarpus]], yang pernah akrab dengan [[Rasul Yohanes]]. Jadi, tidaklah mengherankan bahwa ia berpegang pada keabsahan [[keduabelas rasul|para rasul]] ketika ia menolak paham Gnostik. Sang uskup menegaskan bahwa para rasul mengajar di tempat-tempat umum dan tidak ada satu pun yang dirahasiakan. Di seluruh kekaisaran, gereja-gereja berpegang pada ajaran-ajaran yang hanya disampaikan para rasul Kristus, dan hanya inilah satu-satunya dasar keyakinan. Ireneus menyatakan bahwa para uskup yang merupakan pelindung iman Kristen adalah penerus para rasul. Dengan demikian, ia telah mengangkat martabat para uskup. Dalam bukunya "Melawan Ajaran Sesat", Ireneus menetapkan standar bagi teologi gereja. Semua kebenaran yang kita butuhkan sudah tercantum dalam Alkitab. Ia juga membuktikan bahwa dirinya adalah seorang teolog terbesar semenjak Rasul Paulus. Argumentasinya yang tersebar luas merupakan pukulan besar bagi aliran Gnostik pada masanya. -->
{{Peristiwa|mulai=y}}
 
{{Peristiwa|tahun=196|c. 196 |tokoh=Tertulianus |tempat=Kartago |deskripsi= Tertulianus mulai menulis tulisan-tulisannya yang menjadikannya digelari "Bapak Teologi Latin" {{seealso|Tritunggal}}|berkas=Tertullian.jpg}}
{{end}}
<!--
 
Tertulianus lahir di [[Kartago]], dengan nama Quintus Septimius Florens Tertullianus, ia dibesarkan dalam keluarga berkebudayaan kafir (''pagan'') serta terlatih dalam kesusasteraan klasik, penulisan orasi, dan hukum. Pada tahun [[196]] ketika ia mengalihkan kemampuan intelektualnya pada pokok-pokok Kristen, ia mengubah pola pikir dan kesusasteraan gereja di wilayah Barat. Ia memperkenalkan istilah "Trinitas" (dari kata yang sama dalam bahasa Latin) dalam perbendaharaan kata Kristen; sekaligus kemungkinan, merumuskan "Satu Allah, Tiga Pribadi".
 
Ketika orang-orang Kristen Yunani masih bertengkar tentang keilahian Kristus serta hubunganNya dengan [[Allah Bapa]], Tertulianus sudah berupaya menyatukan kepercayaan itu dan menjelaskan posisi ortodoks. Maka, ia pun merintis formula yang sampai hari ini masih kita pegang: [[Tritunggal|Allah adalah satu hakikat yang terdiri dari tiga pribadi]].
 
Ketika dia menyiapkan apa yang menjadi doktrin [[Tritunggal|Trinitas]], Tertulianus tidak mengambil terminologinya dari para filsuf, tetapi dari Pengadilan Roma. Kata Latin ''substantia'' bukan berarti "bahan" tetapi "hak milik". Arti kata ''persona'' bukanlah "pribadi", seperti yang lazim kita gunakan, tetapi merupakan "suatu pihak dalam suatu perkara" (di pengadilan). Dengan demikian, jelaslah bahwa tiga ''personae'' dapat berbagi satu ''substantia''. Tiga pribadi ([[Allah Bapa|Bapa]], [[Allah Anak|Putra]] dan [[Allah Roh Kudus|Roh Kudus]]) dapat berbagi satu hakikat (kedaulatan ilahi). -->
{{Peristiwa|mulai=y}}
 
{{Peristiwa|tahun=205|c. 205 |tokoh=Origenes |tempat=Alexandria |deskripsi=Origenes dari Afrika Utara yang sangat bertalenta memulai tulisannya yang berpengaruh. Ia mengepalai sekolah katekisasi di Alexandria|berkas=Origen.jpg}}
{{end}}
<!--
 
Pada awalnya, kekristenan dicemooh sebagai agama orang-orang miskin dan tidak terpelajar, dan memang sesungguhnya banyak penganutnya datang dari kalangan rendah. Namun menjelang abad ketiga, cendekiawan terhebat pada masa itu adalah seorang Kristen. Baik kafir, penganut ajaran sesat maupun orang Kristen, semuanya mengagumi cendekiawan yang bernama Origenes tersebut. Ia mempunyai pengetahuan luas dan ilmu yang tinggi, yang berpengaruh penting bagi pemikiran Kristen di kemudian hari.
 
Baris 115 ⟶ 108:
Sebagai seorang penulis yang sangat produktif Origenes dapat membuat tujuh sekretarisnya sibuk dengan diktenya. Ia telah menghasilkan lebih dari dua ribu karya, termasuk tafsiran-tafsiran atas setiap kitab dalam [[Alkitab]] serta ratusan [[kotbah]]. Di antara karyanya yang terkenal adalah [[Heplaxa]], "[[Melawan Celsus]]", "[[Atas Prinsip Pertama]]", serta karya-karya lainnya.
 
Origenes juga tidak terlepas dari kesalahan, yang paling mencolok adalah ajaran Plato yang banyak ia ambil. Karena kesalahan-kesalahan semacam ini, maka Uskup [[Demetrius]] dari [[Aleksandria]] mengadakan sidang yang mengekskomunikasi Origenes dari gereja. Meskipun Gereja Roma dan Barat menerima ekskomunikasi ini, namun Gereja di [[Palestina]] dan sebagian besar [[Gereja Timur]] tidak menerimanya. Mereka masih mencari Origenes karena pengetahuan, kebijaksanaan dan kecendekiawanannya. -->
{{Peristiwa|mulai=y}}
 
{{Peristiwa|tahun=251 |tokoh=Siprianus |tempat=Kartago |deskripsi=Siprianus, uskup dari Kartago menerbitkan hasil karyanya yang penting tentang "[[Persatuan di Dalam Gereja]]." Ia menjadi martir pada tahun 258|berkas=Siprianus.jpg}}
{{end}}{{seealso|Kepausan}}
<!--
{{seealso|Kepausan}}
 
Siprianus, seorang kaya dan berbudaya, yang lahir, sekitar tahun [[200]] dalam keluarga kafir. Ketika ia menjadi Kristen, ia menanggalkan pola hidup lamanya, membagi-bagikan uang dan hartanya kepada orang miskin, serta bersumpah akan hidup suci. Di tengah-tengah gereja yang belum memiliki kesatuan, ia mencoba menyatukan orang-orang Kristen melalui kuasa para uskup.
Baris 129 ⟶ 121:
Dengan diterimanya ide ini, tentu saja, para [[uskup]] mendapat kuasa lebih besar. Siprianus juga mencetuskan ide bahwa [[misa]] adalah pengorbanan tubuh dan darah Kristus. Karena para imam menjalankan fungsinya dalam ibadah atas nama Kristus, maka hal ini pun meningkatkan kuasa mereka.
 
Karena terancam perpecahan, gereja pada masa Cyprianus berpegang pada ide-idenya. Uskup tersebut tentunya tidak menduga bahwa sebagai akibat dari cara-cara yang dirintisnya untuk mempersatukan gereja, akhirnya pada Abad Pertengahan beberapa uskup yang rakus dan tidak bermoral menggunakan kuasanya untuk kepentingan pribadi ketimbang untuk hal-hal rohani. Struktur hierarki yang menciptakan "persatuan" juga telah menyebabkan keretakan di antara rohaniwan dan kaum awam. -->
{{Peristiwa|mulai=y}}
 
{{Peristiwa|tahun=270 |tokoh=Antonius |tempat=Mesir |deskripsi=Antonius memberikan harta bendanya dan mulai hidup sebagai pertapa, suatu peristiwa kunci yang melatarbelakangi kerahiban {{seealso|Ordo kerahiban}}|berkas=Antoniuserem.jpg}}
{{end}}
<!--
 
Antonius lahir di [[Mesir]] sekitar tahun [[250]], dalam keluarga kaya. Ketika ia berumur dua puluh tahun, orang tuanya wafat, meninggalkan seluruh harta untuknya. Mengikuti petunjuk [[Yesus]], ia membagikan tanah miliknya kepada orang-orang sekampung, menjual harta lainnya dan menyumbangkan uangnya kepada orang-orang miskin. Ia berguru pada seorang Kristen yang sudah berumur, dan belajar tentang sukacita penyangkalan diri. Antonius makan hanya satu kali sehari, yang terdiri dari roti dan air, serta tidur di atas lantai tidak beralas.
 
Baris 142 ⟶ 133:
Praktik komunitas rahib yang hidup bersama telah dirintis [[Pachomius]], seorang teman Antonius. Seperti Antonius yang kuat dan ulet, sebagian besar pengikutnya memilih menjadi rahib. Antonius telah menyampaikan ide bahwa pribadi religius yang sejati akan mengundurkan diri dari kehidupan dunia dengan menjauhkan diri dari hidup berkeluarga dan kenikmatan duniawi.
 
Hingga era [[Reformasi Protestan|Reformasi]], ide ini tidak pernah mendapat tantangan serius. -->
{{Peristiwa|mulai=y}}
 
{{Peristiwa|tahun=303|tokoh=Diokletianus|tempat=Kekaisaran Romawi|deskripsi=[[Penganiayaan Besar]] terjadi di bawah pemerintahan Kaisar Diokletianus|berkas=Diocletien Vaux1.jpg}}
{{end}}