Hari Juang Kartika: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tjmoel (bicara | kontrib)
k .
Arif putra 2302 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Hari Juang Kartika TNI-AD Angkatan Darat''' adalah tanggal khusus yang khusus [[Infanteri|Korps Infanteri TNI AD]] dan diperingati setiap tanggal [[15 Desember]] [[2014]] untuk mengenang Pertempuran [[Ambarawa]]. Sebelumnya bernama Hari Infanteri.
 
== Awal Pertempuran Ambarawa ==
Perjuangan Tentara Keamanan Rakyat ([[TKR]]) yang dipimpin [[Jenderal]] [[Soedirman]] pada pertengahan Desember 1945 membuat tentara sekutu terjepit dan akhirnya mundur dari [[Ambarawa]] menuju [[Semarang]]. Walaupun dihadang dengan seluruh kekuatan persenjataan modern serta kemampuan taktik dan strategi sekutu, para [[pejuang]] [[RI]] tak pernah gentar sedikit pun. Mereka melancarkan serangan dengan gigih seraya melakukan pengepungan ketat di semua penjuru kota [[Ambarawa]]. Dengan gerakan pengepungan rangkap ini sekutu benar-benar terkurung. Jenderal Soedirman sebagai pemimpin pasukan menegaskan perlunya mengusir tentara sekutu dari Ambarawa secepat mungkin. Sebab sekutu akan menjadikan Ambarawa sebagai basis kekuatan untuk merebut Jawa Tengah. Dengan emboyan ”Rawe-rawe rantas malang-malang putung, patah tumbuh hilang berganti”, [[pasukan]] TKR memiliki tekad bulat membebaskan Ambarawa atau dengan pilihan lain gugur di pangkuan [[ibu pertiwi]].
 
Jenderal Soedirman sebagai pemimpin pasukan menegaskan perlunya mengusir tentara sekutu dari Ambarawa secepat mungkin. Sebab sekutu akan menjadikan Ambarawa sebagai basis kekuatan untuk merebut Jawa Tengah. Dengan emboyan ”Rawe-rawe rantas malang-malang putung, patah tumbuh hilang berganti”, [[pasukan]] TKR memiliki tekad bulat membebaskan Ambarawa atau dengan pilihan lain gugur di pangkuan [[ibu pertiwi]].
 
== Peristiwa Pertempuran Ambarawa ==
Serangan pembebasan Ambarawa yang berlangsung selama empat hari empat malam dilancarkan dengan penuh semangat pantang mundur. Dari tanggal [[12 Desember]] hingga [[15 Desember]] [[1945]], para pejuang tidak menghiraukan desingan-desingan peluru maut lawan. Letusan tembakan sebagai isyarat dimulainya serangan umum pembebasan Ambarawa terdengar tepat pukul 4.30 WIB pada tanggal [[12 Desember]] [[1945]]. Pejuang yang telah bersiap-siap di seluruh penjuru [[Ambarawa]] mulai merayap mendekati sasaran yang telah ditentukan, dengan siasat penyerangan mendadak secara serentak di segala sektor. Seketika, dari segala penjuru Ambarawa penuh suara riuh desingan [[peluru]], dentuman [[meriam]], dan ledakan [[granat]]. Serangan dadakan tersebut diikuti serangan balasan musuh yang kalang kabut.
 
Letusan tembakan sebagai isyarat dimulainya serangan umum pembebasan Ambarawa terdengar tepat pukul 4.30 WIB pada tanggal 12 Desember 1945. Pejuang yang telah bersiap-siap di seluruh penjuru Ambarawa mulai merayap mendekati sasaran yang telah ditentukan, dengan siasat penyerangan mendadak secara serentak di segala [[sektor]].
 
Seketika, dari segala penjuru Ambarawa penuh suara riuh desingan [[peluru]], dentuman [[meriam]], dan ledakan [[granat]]. Serangan dadakan tersebut diikuti serangan balasan musuh yang kalang kabut.
 
== Akhir pertempuran ==
Sekira pukul 16.00 WIB, Jalan Raya Ambarawa - Semarang berhasil dikuasai TKR dan pengepungan musuh dalam kota Ambarawa berjalan dengan sempurna. Terjadilah pertempuran jarak dekat. Musuh mulai mundur pada tanggal 14 Desember 1945. Persediaan [[logistik]] maupun [[amunisi]] musuh sudah jauh berkurang. Akhirnya, [[pasukan sekutu]] mundur dari Ambarawa sambil melancarkan aksi bumi hangus pada tanggal 15 Desember 1945, pukul 17.30 WIB. Pertempuran berakhir dengan kemenangan gemilang dari TKR. Benteng pertahanan sekutu yang tangguh berhasil direbut pasukan TKR. Kemenangan pertempuran Ambarawa pada tanggal 15 Desember 1945 dan keberhasilan Panglima Besar Jenderal Soedirman ini kemudian diabadikan dalam bentuk monumen [[Palagan Ambarawa]]. [[TNI AD]] memperingati tanggal tersebut setiap tahun sebagai Hari Infanteri. Berdasar Keputusan Presiden RI No. 163/1999, ''Hari Infanteri'' kemudian diganti dengan nama ''Hari Juang Kartika''.
 
Pertempuran berakhir dengan kemenangan gemilang dari TKR. Benteng pertahanan sekutu yang tangguh berhasil direbut pasukan TKR. Kemenangan pertempuran Ambarawa pada tanggal 15 Desember 1945 dan keberhasilan Panglima Besar Jenderal Soedirman ini kemudian diabadikan dalam bentuk monumen [[Palagan Ambarawa]]. TNI AD memperingati tanggal tersebut setiap tahun sebagai Hari Infanteri.
 
==Peleton Beranting Yudha Wastu Pramukha Jaya==
Berdasar Keputusan Presiden RI No. 163/1999, Hari Infanteri kemudian diganti dengan nama Hari Juang Kartika.
Peleton Beranting Yudha Wastu Pramukha Jaya ini, merupakan kegiatan tradisi yang setiap tahun dilaksanakan oleh satuan di jajaran [[TNI Angkatan Darat]], sebagai wujut penghormatan dan penghargaan terhadap jasa-jasa para pahlawan dalam berjuang dan membela Tanah Air Indonesia. Kegiatan ini adalah bagaimana nilai-nilai kejuangan dan pengorbanan para pahlawan bangsa itu diresapi, dihayati dan diamalkan pada setiap diri prajurit, baik dalam pola piker, pola tindak maupun prilaku, sehingga warisan nilai yang ada akan dapat terjaga sampai kapanpun. Bahwa pada tanggal [[15 Desember]] [[1945]], sebuah peristiwa bersejarah terjadi di kota [[Ambarawa]]. Peristiwa yang kenal dengan [[Palagan Ambarawa]] ini, memberikan pesan penting, bahwa dengan berbekal tekad, semangat, senjata serta perlengkapan yang sangat sederhana, TNI bersama rakyat berhasil memenangkan pertempuran secara gemilang dalam menghadapi tentara Belanda. Dalam rangkaian peringatan inilah peleton beranting Yudha Wastu Pramuka Jaya dengan mengawal panji-panji atau simbul Korps Infanteri di laksanakan guna menggelorakan semangat dan meresapi nilai-nilai patriotisme para pahlawan.<ref>[http://www.tniad.mil.id/index.php/2014/12/danrem-072pmk-lepas-peleton-beranting-yudha-wastu-pramuka/ Danrem 072/Pamungkas Lepas Peleton Beranting Yudha Wastu Pramukha Jaya"] ''website tniad.mil.id''</ref>
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
{{TNI-stub}}