Sakoku: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 24 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q332075
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Berkas:SakokuJunk.jpg|jmpl|200px|[[Kapal jung]] Cina di Jepang, pada masa awal periode Sakoku (1644-1648, cetakan blok kayu Jepang).]]
 
[[File:Dutch tribute embassy to Edo.jpg|thumb|Sebuah [[gravir|hasil gravir]] Eropa abad ke-17 menggambarkan utusan pembawa upeti Belanda menuju kediaman Tokugawa. Dengan perubahan ke arah isolasionisme, ''[[shogun|bakufu]]'' berusaha menciptakan sistem upeti dengan model Tiongkok.]]
 
{{Nihongo|'''Sakoku'''|鎖国|harfiah: negara terkunci / negara terrantai}} adalah [[kebijakan luar negeri]] [[Jepang]], yang mengatur bahwa orang asing yang tidak diizinkan memasuki Jepang maupun warga Jepang tidak diizinkan meninggalkan Jepang, dengan ancaman [[hukuman mati]]. Kebijakan tersebut ditetapkan ketika [[Keshogunan Tokugawa]] berada di bawah pimpinan [[Tokugawa Iemitsu]], melalui sejumlah dekrit dan kebijakan yang dikeluarkan pada periode 1633-1639. Kebijakan tersebut tetap berlaku sampai dengan kedatangan [[Matthew Perry|Komodor Matthew Perry]] tahun 1853 dan pembukaan Jepang. Namun, warga Jepang masih dilarang meninggalkan Jepang sehingga berlakunya [[Restorasi Meiji]] (1868).
 
Baris 6 ⟶ 9:
Di bawah kebijakan ''sakoku'', Jepang sesungguhnya jauh dari keadaan benar-benar terisolasi. Sebaliknya, kebijakan ini adalah suatu sistem di mana peraturan-peraturan ketat diterapkan untuk perdagangan dan hubungan luar negeri oleh keshogunan, dan oleh domain-domain feodal tertentu (''han'') lainnya.
 
Kebijakan ini menetapkan bahwa satu-satunya pengaruh [[Eropa]] yang diizinkan masuk adalah pabrik (kantor dagang) [[Belanda]] di [[Dejima]], [[Nagasaki]]. Demikian pula perdagangan dengan [[Cina]] juga ditangani di Nagasaki, dan perdagangan ini sangat penting bagi Jepang. Selain itu, perdagangan dengan [[Korea]] dilakukan melalui Domaindomain Tsushima (sekarang bagian dari [[Prefektur Nagasaki]]), dengan [[Ainu]] melalui Domaindomain Matsumae di [[Hokkaido]], dan dengan [[Kerajaan Ryukyu|Kerajaan Ryūkyū]] melalui Domaindomain Satsuma (pada masa kini [[Prefektur Kagoshima]]). Selain melakukan hubungan komersial langsung dengan provinsi-provinsi di perbatasan, semua bangsa-bangsa yang diizinkan berdagang tersebut mengirimkan utusan pembawa upeti secara teratur untuk pusat keshogunan di [[Edo]]. Di saat para utusan sedang menempuh perjalanan melintasi Jepang, warga Jepang pun sekilas dapat melihat kebudayaan bangsa-bangsa asing tersebut.
 
== Perdagangan di bawah kebijakan ''sakoku'' ==
Pada masa ini, Jepang melakukan perdagangan dengan lima entitas, melalui empat "gerbang". Melalui [[Daftar han|domain]] [[klan Matsumae]] di Hokkaidō, perdagangan dengan orang Ainu. Melalui [[klan Sō]] domain Tsushima, menjalin relasi dengan [[Dinasti Joseon]] Korea. [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC]] diizinkan untuk melakukan perdagangan di Nagasaki, bersama-sama dengan para pedagang Tiongkok swasta, yang juga berdagang dengan Kerajaan Ryūkyū. Ryūkyū, sebuah kerajaan semi-independen yang hampir sepanjang periode Edo dikendalikan oleh [[klan Shimazu]] domain Satsuma. Dengan demikian, perdagangan Jepang pada saat itu terbagi menjadi dua kelompok: Kelompok A perdagangan dengan Tiongkok dan Belanda, "yang hubungan relasinya di bawah yurisdiksi langsing [[Bakufu]] di Nagasaki" dan kelompok B, diwakili oleh Korea dan Kerajaan Ryūkyū, "yang berhubungan dengan Tsushima (klan Sō) dan Satsuma (klan Shimazu clan)".<ref name="Kazui">{{cite journal|first=Tashiro|last=Kazui|title=Foreign Relations During the Edo Period: ''Sakoku'' Reexamined|journal= Journal of Japanese Studies|volume=8|issue=2 |year=1982 |jstor=132341|others=terjemahan bahasa Inggris oleh Susan Downing Videen}}</ref>
 
Dua kelompok perdagangan yang berbeda ini pada dasarnya mencerminkan pola perdagangan masuk dan keluar. Perdagangan keluar dari Jepang ke Korea dan Kerajaan Ryūkyū, yang pada akhirnya dari kedua tempat itu dibawa ke Tiongkok. Di [[Kepulauan Ryukyu|Kepulauan Ryūkyū]] dan Korea, klan-klan yang terkait membangun kota-kota perdagangan di luar wilayah teritorial Jepang—tempat perdagangan yang sebenarnya terjadi.<ref name="Toby">{{cite book|last=Toby|first= Ronald|title= State and Diplomacy in Early Modern Japan: Asia in the Development of the Tokugawa Bakufu | location=Princeton, NJ|publisher=Princeton University Press|year=1984|isbn=9780691612843}}</ref> Perdagangan dengan pedagang-pedagang Tiongkok dan Belanda dilakukan di sebuah pulau bernama [[Dejima]], yang terpisah dari Nagasaki oleh sebuah selat kecil; orang asing tidak dapat memasuki Jepang dari Dejima, dan sebaliknya orang Jepang tidak dapat memasuki Dejima, tanpa izin khusus dari pihak yang berwenang.
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Bacaan lanjutan ==